Kanaya menatap gedung tinggi yang berdiri kokoh dan megah di hadapan matanya.
Seolah tak percaya akan rezeki yang Allah berikan hari ini Kanaya mulai bekerja di perusahaan Televisi Swasta ternama di Tanah Air.
Gedung dengan gaya eksentrik menampilkan sketsa modern seolah menggambarkan kebanggaan bagi mereka yang hilir mudik di dalamnya.
"Bismillah." Kanaya memasuki gedung mewah itu dengan mengucap Basmalah.
Saat memasuki gedung terpampang nyata logo bertuliskan NBC begitu besar.
Kanaya mensyukuri rezeki pekerjaan ya Allah berikan kepadanya saat kini.
Hari pertama bekerja para pegawai yang baru saja diterima dikumpulkan di sebuah hall untuk emnerima pengarahan.
Sebagai newcomers, Kanaya dan rekan lainnya kini mendapat pengarahan dari perusahaan mengenai visi dan misi perusahaan, stuktruk organisasi perusahaan dan tentu saja semua pegawai baru akan menjalani masa trainning selama 2 minggu.
Kanaya memperhatikan betul-betul arahan yang ia terima dan mendrngarkannya dengan cermat.
Termasuk pembagian job desk bagi para newcomers termasuk Kanaya.
Kanaya ditempatkan di Departement HR & Admin sebagai staf junior.
Tentu saja sebagai pegawai baru hal yang mereka nantikan adalah bisa melihat langsung pemilik sekaligus CEO dari NBC.
"Selamat Pagi. Hari ini Saya mewakili CEO untuk memberikan ucapan selamat kepada newcomers perusahaan kita, CEO berpesan bahwa kejujuran dan loyalitas adalah modal awal paling dasar bagi setiap orang yang tergabung sebagai keluarga besar NBC, maka dari itu jangan pernah mencoba untuk bertindak melebihi aturan yang telah ditetapkan perusahaan."
Kanaya tampak tidak asing oleh pria yang kini sedang berbicara di depan mewakili CEO yang berhalangan hadir.
Kanaya mengikuti leadernya dan mendengarkan arahan apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai staf junior di Departemen HR&Admin.
"Sepertinya aku pernah melihatnya?" Gusti mencoba mengingat saat Kanaya melintas di hadapannya.
"Permisi Pak Gusti." Sapa Manager perempuan saat melintasi Gusti.
Gusti yang memang memiliki pembawaan dingin dan tak banyak senyum bila dikantor hanya menanggapi dengan anggukan kepala sapaan hangat dari wanita yang menyapa dengan gesture menggoda.
"By the way, nama kamu siapa tadi?"
Wanita yang menyapa Gusti tak lain adalah Manager Departemen HR&Admin tempat Kanaya ditugaskan.
"Kanaya Larasati. Panggil saja Kanaya Bu."
"What? Panggil saya Lala. Kamila Debora. Manager HR&Admin." wanita yang memiliki fostur tubuh bak gitar spanyol.
"Oh maaf Mbak Lala." Kanaya meralat panggilannya.
"Ehm okelah. Dari pada Ibu, karena Saya masih single." terlihat gesture jumawa wanita cantik yang memiliki jabatan Manager di divisi Kanaya saat ini.
Lala menjelaskan apa saja tugas dan tanggung jawab Kanaya di Departementnya.
"Kalo kamu masih belum mengerti silahkan tanya ke Ardi, dia supervisor disini."
"Salam kenal Kanaya. Saya Ardi." Ardi memperkenalkan diri pada Kanaya.
"Saya Kanaya Pak Ardi."
"Panggil Ardi saja."
"Oke cukup kenalannya. Kanaya silahkan kamu mulai bekerja dan Ardi tolong bimbing Kanaya."
"Siap Miss."
Lala meninggalkan Ardi dan Kanaya.
"Pak Ardi, maaf meja Saya dimana?" Kanaya bertanya.
"Panggil Ardi saja. Ayo Saya tunjukkan."
Kanaya mengikuti langkah Ardi membawanya ke meja yang akan Kanaya tempati.
Sementara Gusti mengurus meeting dan beberapa hal mewakili Nick, sang Boss yang kini sedang menjaga Oma Marisa di Rumah Sakit.
"Hai. Kamu pegawai baru ya? Kenalkan aku Indira. Panggil aja Dira."
"Kanaya."
Kanaya menerima uluran tangan wanita berparas manis yang merupakan rekannya kebetulan meja Kanaya bersebelahan dengan Dira.
"Kanaya kamu boleh tanya aku kalau ada yang belum kamu pahami, ya kalau Aku bisa bantu akan Aku bantu."
"Terima kasih Dira. Aku akan sering bertanya kepadamu. Jadi jangan bosan ya." Kanaya merasa dekat karena pembawaan Dira yang ramah dan supel.
Kanaya mulai menyesuaikan pekerjaan barunya.
Meski masi penjajakan, Kanaya cepat menyerap apapun yang berkaitan dengan job desk nya.
Tanpa terasa jam istirahat tiba.
"Naya, yuk ke kantin." Ajak Dira.
"Dira disini musholahnya dimana ya? Aku mau shalat dzuhur dulu."
"Oh mau shalat ya? Mari aku antar."
Pertanyaan Kanaya seakan tak terduga bagi Dira.
Meski begitu Dira tetap mengantar Kanaya ke mushola yang berada di basement perusahaan.
"Aku shalat dulu ya Dira, kalau kamu mau ke kantin gapapa duluan."
"Aku akan menunggu kamu Naya. Ya sudah kamu shalat saja."
"Terima kasih Dira. Aku shalat dulu ya."
Dira menatap Kanaya tanpa terlepas.
Betapa Dira teringat sudah berapa lama dirinya meninggalkan kewajiban sebagai hamba Allah.
Dira seorang muslim hanya saja shalat adalah ibadah yang sudah lama ia tinggalkan.
Melihat Kanaya hari ini, Dira seakan teringat mendiang ibundanya saat masih hidup yang tidak pernah bosan mengingatkannya shalat 5 waktu.
Tanpa terasa bulir airmata Dira menetes dan itu terlihat oleh Kanaya.
"Dira," panggil Kanaya.
Reflek Dira mengusap airmatanya.
"Kamu sudah selesai? Ayo ke kantin." Dira menggandeng tangan Kanaya sambil tersenyum.
Kanaya melihat perubahan wajah Dira namun ia memilih tidak bertanya takut Dira menjadi canggung.
Anggukan Kanaya menyetujui ajakan Dira.
Rupanya kantin yang dimaksud Dira adalah tempat yang disediakan oleh perusahaan bagi para pegawai untuk makan siang.
Tentu saja semua pegawai NBC tampak menikmati menu makan siang yang disediakan.
Kanaya melihat menu pilihan yang disediakan sehingga setiap orang bebas memilih mau makan siang apa.
Setelah mendapati meja Kanaya dan Dira mulai makan.
Kanaya berdoa terlebih dahulu sebelum menyantap hidangan di depan matanya.
"Dira, apa setiap hari kita diberikan menu seperti ini?" Kanaya bertanya.
"Kenapa memang Naya? Kamu heran ya, melihat jamuan makan siang kita layaknya buffet hotel?"
"Iya sih. Meskipun banyak perusahaan lain yang juga memberikan makan siang namun menurutku ini sangat istimewa."
Bayangkan saja makan siang ala pegawai NBC yang disediakan oleh perusahaan layaknya buffet hotel yang pastinya 4 sehat 5 sempurna dengan berbagai pilihan menu yang disajikan.
"Itulah kenapa pegawai betah bekerja disini Kanaya. Selain gaji dan bonus besar, CEO juga sangat memperhatikan jaminan kesehatan, jaminan keselamatan kerja dan makanan bagi kita para pegawainya. Walaupun CEO kita itu terkenal killer dan tidak pernah senyum."
"Sejak mendiang Nyonya Aurel, istri CEO berpulang, Big Boss menjadi berubah. Wajahnya ga pernah senyum, tatapannya siap membunuh, pokoknya kalau ketemu CEO mending cari selamat aja. Serem Naya! Padahal Big Boss ganteng banget! Blasteran! 11 12 lah sama Chris Evans!"
Kanaya hanya menjadi pendengar bagi semua penuturan Dira.
"Kanaya, kamu ga usah ambil hati ya kalau Miss Lala ngoceh-ngoceh! Dia itu emang begitu! Kita semua tahu dia naksir berat sama Big Boss, tapi jangan harap bisa deh! Soalnya setelah kepergian istrinya Big Boss anti banget deket perempuan."
"Uh, si Ganteng lewat bikin meleot hati eneng!" Dira salah tingkah saat melihat Gusti di kantin tampak sedang berbicara dengan beberapa Direktur di ruang VIP.
"Kanaya, itu namanya Pak Gusti. Asisten Executive sekaligus tangan kanan Big Boss. Tapi ya 11 12 sama Bis Boss. Dingin banget! Kayak lemari Es!"
"Kamu bisa aja Dira." Kanaya tersenyum dengan Dira.
"Duh, manis banget Nay Pak Gusti!" Dira masih asik memandangi Gusti yang masih berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Dira ampun dah 🤦🤦🤦🤦
2023-06-20
1
Kenyang
lnjut😂🤭
2023-06-12
1
adediningrat
hmmm
2023-06-12
1