"Sayang nanti pulangnya Oma jemput ya. Sekolah yang pinter." Oma Marisa berpesan sambil mengulurkan tangannya dan disambut oleh sang cucu tercinta untuk salim.
"Iya Omaku yang cantik dan baik hati. Caca akan selalu mendengarkan nasehat Oma. Assalamualaikum Oma." Caca mencium tangan Oma Marisa dan melambaikan tangan kala memasuki gerbang sekolahnya.
"Aurel, putrimu tumbuh menjadi anak yang cantik dan pintar sepertimu." batin Oma Marisa seolah berbicara pada mendiang menantunya Aurelia.
Caca adalah anak yang sangat cerdas dan ceria.
Kepribadiannya sangat mirip dengan Aurelia sang Mommy.
Caca yang supel dan memiliki kepedulian terhadap teman dan sesama membuat Caca disukai oleh teman-temannya.
Namun tentu saja tak lengkap rasanya jika di sekolah tidak ada pengganggu itulah yang dirasakan oleh Caca terhadap teman sekelasnya yang bernama Arsenio.
"Jadi minggu depan kita akan ada lomba memasak, bagi siswa yang mau ikut harus membawa partner memasak bersama dengan orang tuanya ya." Jelas Bu guru kelas Caca memberitahukan.
Caca sejatinya sedih karena ia sadar tak memiliki Ibu untuk menemaninya ikut lomba masak.
"Ca Kamu ikut kan lomba masak?" tanya Chaterine teman kelas Caca.
"Aku kan tidak punya Mommy Chate," Caca menunduk sedih padahal ingin sekali ia ikut lomba memasak seperti Chaterine dan teman-temannya yang lain.
"Kan ada Oma Ca, yuk ikut ya Ca." Rayu Chaterine.
"Caca kasian deh ga bisa ikut lomba masak, soalnya Caca kan ga punya Mommy!" Ledek Arsenio yang memang sehari-hari senang menggoda Caca membuat Caca kesal.
Tapi bagi Caca candaan Arsenio kali ini terasa menyakitkan di hatinya, hingga Caca melakukan sesuatu yang membuat teman-teman dan Arsenio sendiri terkejut.
Bruk!
"AOWWWW! SAKIT! KENAPA KAMU TIMPUK AKU PAKAI SEPATU!" Arsenio memegangi kepalanya yang sakit karena ditimpuk Caca menggunakan sepatu miliknya dan sukses mendarat lancar di dahi Arsenio hingga benjol.
Tentu saja pertengkaran Caca dan Arsenio sampai terdengar Bu Guru.
Kini kedua siswa tersebut berada di dalam ruang guru.
Caca yang masih kesal masih tak mau meminta maaf pada Arsen yang menurut Caca kata-kata Arsen meledeknya dan Caca sakit hati.
Sementara Arsen kesal karena sehari-hari meledek Caca tapi tak sampai ditimpuk hingga benjol seperti hari ini.
Caca, Arsen, wali kalian akan datang sebentar lagi.
Ibu harap kalian bisa saling berdamai dan bermaafan.
Tak ada respon ataupun kata-kata yang keluar dari mulut keduanya seolah kedua bocah yang belum genap 10 tahun itu enggan bermaafan.
"Selamat siang Saya Marisa, Oma dari Caca. Ada apa ya Bu Guru." Oma Marisa melihat Caca yang duduk dengan wajah merengut dan terlihat galak tak seperti bayangannya sang cucu sedang menangis.
"Permisi, Saya Kartika, Oma dari Arsenio. Arsen kamu kenapa sampai benjol begitu?" Oma Kartika segera mendekati cucunya dengan dahi benjol.
"Ibu-Ibu, maksud Saya Oma-Oma, tenang dulu. Saya akan menjelaskan kronologi yang sebenarnya seperti apa. Jadi Clarisa atau Caca dengan Arsenio tadi terlibat pertengkaran yang awalnya dimulai dari ledekan Arsenio pada Caca." Bu Guru menjelaskan urutan kejadian pertengkaran Caca dengan Arsenio.
"Saya ga terima, cucu Saya sampai benjol begini. Bagaimana sih Bu Guru! Masa dibiarkan muridnya anarkis begitu!" Ucap sewot Oma Kartika sambil melirik Oma Marisa.
"Cucu Saya tidak akan begitu kalau cucu situ tidak meledek ya!" Oma Marisa terpancing amarah cucunya dibilang anarkis.
"Oma-Oma tolong tenang ya. Intinya Baik Caca dan Arsen keduanya berbuat salah. Saya sebagai wali kelas Caca dan Arsen meminta Oma-Oma juga Caca dan Arsen untuk bisa saling memaafkan."
Meski kesal, Caca yang tidak mau masalah menjadi berlarut dan sampai Daddy nya tahu memilih meminta maaf pada Arsen terlebih dahulu.
"Oma Caca akan minta maaf. Oma jangan ribut lagi dengan Omanya Arsen." Bisik Caca.
"Bener? Pasti ada syarat nya nih?" duga Oma Marisa.
"Jangan sampai Daddy tahu ya Oma kalau Caca berantem sama Arsen." Pinta Caca dengan wajah merajuk.
Melihat Caca dan Oma Marisa kasak kusuk, membuat Oma Kartika dan Arsen tak mau kalah.
"Oma, jangan sampai Papa dan Mama tahu ya aku berantem. Nanti mereka marahin aku." Bisik Arsen.
"Tapi kamu benjol Arsen. Terus bilang apa sama Papa dan Mamamu?" Oma Kartika tak mau disalahkan.
"Ya aku akan bilang kalau kepentok atau apalah. Yang pasti Oma harus silence ya jangan sampai Papa dan Mama tahu! Aku ga mau mereka bertengkar Oma." Pinta Arsen memohon pada Oma Kartika.
Oma Katika menyetujui saran Arsen dan mengikuti rencana cucu semata wayangnya.
"Bagaimana Oma-Oma, Arsen, Caca?" Bu Guru bertanya.
"Caca salah Bu Guru. Arsen, maafin Caca, karena Caca timpuk Arsen sampai dahi Arsen benjol. Sekali lagi maafkan Caca ya." Caca mengulurkan tangannya mengajak Arsen bersalaman.
"Aku juga minta maaf Caca, Kata-kata Arsen membuat Caca marah." Arsen menyambut uluran tangan Caca keduanya salin berjabat tangan.
"Nah Caca dan Arsen sudah saling memaafkan. Lain kali tidak boleh ya berkata kasar atau menyakiti hati orang lain, apalagi teman kita sendiri. Janji ya?" Bu Guru memberikan pengertian kepada kedua siswanya.
"Oma-Oma Saya rasa sudah selesai ya persoalan Caca dan Arsen."
Kedua Oma pun saling bersalaman meski terlihat Oma Kartika masih tidak suka dengan Oma Marisa.
Caca berada dalam mobil bersama Oma Marisa.
Caca yang kali ini tidak banyak bicara membuat Marisa harus ekstra membujuk cucu tersayangnya agar kembali ceria.
"Cantiknya Oma, kenapa murung begitu?" Oma Marisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Caca.
"Caca cuma pingin seperti temen-temen Caca yang lain punya Mommy." Wajah teduh Caca membuat hati Oma Marisa teriris pilu.
"Kan ada Oma Sayang. Caca mau ikut lomba masak? Oma temenin ya?" bujuk Oma Marisa.
Caca tidak memberikan respon apapun.
Caca teringat kata-kata ledekan Arsen, ingat saat teman-temannya yang setiap pagi diantar Ibunya masing-masing, termasuk mengikuti lomba masak teman-teman Caca akan didampingi para ibu mereka.
"Oma, jangan bilang sama Daddy ya soal tadi. Caca ga mau Daddy sedih. Janji ya Oma?" Caca mengajak Oma Marisa mengaitkan jari kelingking mereka berdua.
"Oma janji Sayang." Oma Marisa mengikuti Caca mengaitkan jari kelingking keduanya meski hatinya sedih mendengar penuturan curahan hati Caca.
Keduanya kembali tersenyum.
"Nah gitu dong. Cucu Oma kalau senyum begini, cantik sekali!"
Oma Marisa memeluk Caca dan mengusap kepalanya menahan airmata yang akan jatuh sebisa mungkin tersenyum di hadapan cucu tersayangnya.
"Siapa dulu Omanya!" Caca mengacungkan jempol untuk Oma Marisa.
"Iya dong!" Oma Marisa mengajak Caca bertos.
"Oma, Caca mau mampir ke Sour Sally ya, mau beli ice cream." Caca ingin memakan sesuatu yang manis dan segar mendinginkan hatinya.
"Oke. Let's Go!" dengan Gaya bak anak jaman now Oma Marisa bersemangat.
"Tapi sebelum itu kita mampir ke kantor Daddy ya. Caca ingin ajak Daddy sekalian."
"Iya. Kita ajak Daddy kamu."
"Makasi Oma."
Keduanya menuju kantor Nick tak lupa Oma Marisa mengirim chat pada putranya memberitahu ia dan Caca akan ke kantor takut Nick sedang berada di luar kantor atau sedang sibuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Mus Zuliaka
para bocil klo betengkar lucu ya,,, bntar aja bs baikan dan lupa, tp para org tua malah biasanya msh ttep gak trm mlah kdang jd panjang urusan 😂😂
2023-08-22
2
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Caca yg sabar ya nanti pasti punya kok Momi yg sayang sama kamu
2023-06-20
2
Kenyang
lnjut💪💪💪
2023-06-12
1