Alis Ranti berkerut saat melihat WhatsApp disana ia selalu merespon semua orang yang mengirimkan pesan padanya seperti tidak terjadi apa-apa. Bahkan pada pukul 3 sore kemaren ia baru saja mengirimkan pesan kepada orang tuanya.
'apa -apaan ini siapa yang menggunakan ponsel ku dan jika itu memang si pria singa itu, maka apa yang sebenarnya ia inginkan dariku' pikirnya heran.
'Ais nanti saja memikirkannya sekarang aku harus bisa kabur dari orang gila itu.' Ranti memang berniat kabur setelah mengintip dari jendela bahwa Leon sedang keluar. Dan ia telah menyusun rencana matang untuk kesuksesan misinya.
...****************...
"Tok,tok permisi nyonya saya membawakan makan siang untuk anda" Ucap pelayan yang yang bertugas untuk membawakan makanan kepada Ranti.
"CKLEK" pintu terbuka dan menampilkan sosok pelayan wanita yang tampak masih muda.
"Nyonya anda di mana?" tanyanya ragu saat melihat ruangan tersebut kosong.
"nyo..hmm" Ranti membekap mulut gadis tersebut agar tidak berteriak. Lalu dengan cepat ia menutup pintu dengan kakinya agar tidak ada orang yang akan melihatnya.
"Maafkan aku" Gumamnya saat gadis tersebut pingsan karna obat bius yang Ranti letakkan ke sarung tangan itu.
"Untung saja di dalam laci itu ada obat bius yang digunakan padaku kemarin, tapi untuk apa laki-laki itu mempunyai obat bius ? apakah ia hobi menculik orang ?" Ais sudahlah nanti saja dipikirkan." Gumamnya pelan.
Dengan perlahan Ranti meletakkan tubuh gadis tersebut diatas kasurnya. Ranti memiringkan tubuh gadis tersebut membelakangi pintu sehingga terlihat seperti dirinya yang sedang tertidur jika dilihat dari belakang.
"Kebetulan panjang rambutku hampir sama dengannya" ucapnya kembali. Lalu melangkahkan kakinya menuju pintu dan mulai melarikan diri.
Sedangkan ditempat lain Leon menatap menyeramkan pada laptopnya yang menampilkan rekaman cctv di kamarnya. Jelas Leon bukanlah orang bodoh ia tau dengan jelas apa yang sedang dilakukan Ranti pada saat ini.
"Kau ingin bermain? jika begitu akan kulihat sampai mana kemampuanmu." Gumamnya dengan memantau setiap pergerakan Ranti di Rumahnya.
Sedangkan Ranti masih terus menyelinap di rumah Leon. Saat akan tiba di pintu belakang Ranti menyadari ada suatu hal mengganjal.
'Kenapa aku merasa bahwa ini terlalu mudah atau,' gadis tersebut menjeda kalimatnya.
'Ada yang tidak beres' pikirnya curiga. Matanya menatap sekeliling dan menyadari ada satu benda yang ia tidak pikirkan sebelumnya.
'Sial' Ranti terus memperhatikan cctv tersebut hingga wajahnya yang tadi tampak kesal mulai bersinar cerah seperti mendapatkan hadiah.
Beberapa saat kemudian Ranti berhenti untuk mengendap-endap, ia berjalan dengan santai diantara para pengawal yang terlihat terus memantaunya sedangkan Ranti berpura-pura tidak mengetahui sesuatu.
'13,14,15....jadi segitu jumlah cctvnya' ucapnya mengangguk senang lalu berjalan kearah kamar mandi yang terletak di lantai satu.
"Betul di bagian sekitar kamar mandi tidak ada cctv jadi mari kita kabur" gumamnya pelan saat melihat para pengawal yang sudah tidak memantaunya lagi.
Dengan perlahan ranti berjalan menuju taman belakang dan ia mengetahui betul bahwa disana ada satu titik yang tidak di pasang cctv, Karena memang taman tersebut terdapat area kolam berenang.
"Kau pikir aku bodoh ha singa galak, hahaha aku sudah banyak membaca novel tentang aksi kabur seperti ini." Ucapnya senang saat menemukan lubang yang tidak terlalu besar yang tertutupi oleh sebuah pot tanaman yang besar.
"Untung pas mengelilingi rumah dulu aku sempat menemukan lubang ini" ucapnya bangga.
FLASHBACK ON
saat ini Nia dan Nita tengah menunjukkan seisi rumah oleh Ranti.
"Ini kawasan kolam berenang nyonya," ucap Nita dengan menunjukkan sebuah taman lalu terdapat kolam berenang disana.
Ranti hanya berdecak kagum melihatnya ' orang ini benar-benar kaya'.
Matanya lalu beralih pada tembok besar yang menjadi pembatas tempat ini dengan Dunia luar.
'Benar benar tembok yang kokoh jika begini maling sekalipun tidak bisa menjangkaunya.
" Nyonya apakah anda menikmati suasana disini ?" tanya Nia
"Iya aku sangat menyukainya" jawabnya.
Mata Ranti menyusuri sekeliling tempat itu lalu matanya tidak sengaja menemukan seekor kucing yang tiba-tiba muncul dari belakang pot besar yang ada disana.
"Bagaimana bisa ?" gumamnya pelan
"apa nyonya?" tanya Nita saat mendengar gumaman Ranti yang tidak terlalu jelas.
" tidak aku hanya haus saja"
" saya akan mengambilkan air minum untuk nyonya" Nita lalu bergegas menuju dapur untuk mengambil air putih.
Melihat Nita yang pergi meninggalkannya Ranti menyunggingkan sedikit senyumnya.
"em Nia aku juga ingin cemilan apakah kau bisa membawakannya kemari" Ranti tersenyum kecil terhadap Nia.
" Baik saya akan mengambilkannya nyonya, tapi ... apakah anda tidak apa-apa disini sendirian " tanya Nia yang sedikit khawatir.
'Itulah yang aku mau, sudah kau pergi saja Nia' pikir Ranti tapi tidak mungkin ia mengatakan hal tersebut terhadap gadis yang seusianya itu.
"Tidak aku tidak apa apa, sekarang aku bisa mati kelaparan jika kau tidak membawakan cemilan untukku hehehe" ucapnya sedikit bercanda.
Mendengar hal tersebut Nia hanya mengangguk paham dan meninggalkan Ranti seorang diri di tempat tersebut.
" Baiklah mari kita lihat" Ranti berjalan kearah pot besar tersebut lalu menggesernya dengan sekuat tenaga. Netra matanya yang hitam tampak bersinar bahagia.
" Beruntung nya aku hehehe" gumam Ranti saat melihat lubang yang cukup untuknya mengendap keluar dari tembok besar tersebut.
Setelah itu ia menutup kembali lobang tersebut dengan pot yang tadi ia geser.
"Nyonya kenapa anda berada disana" Tanya Nita dengan segelas air putih yang berada ditangannya.
"Uhuk, uhuk, uhuk " Ranti mencoba untuk berpura-pura batuk agar terhindar dari pertanyaan Nita.
"nyonya anda tidak apa-apa kan ? ini airnya" Nita sedikit berlari kearah Ranti saat mendengar gadis muda itu batuk dan karna ke khawatiran nya itu Nita melupakan pertanyaannya yang beberapa saat tadi ia utarakan.
FLASHBACK END
Ranti segera memasukan badan kecilnya kedalam lubang tersebut hingga akhirnya ia dapat keluar dari rumah tersebut.
"Akhirnya aku keluar horee.."ucapnya senang saat melihat tembok tersebut yang sudah berada di belakangnya.
"Kau tembok sialan akhirnya aku bisa keluar dari tempat terkutuk ini" lanjutnya dengan meletakkan tangannya di pinggang.
sedangkan saat ini Leon masih saja memperhatikan laptop yang menunjukkan cctv di rumahnya. Dahinya sedikit berkerut saat tidak mendapati gadis tersebut di manapun.
" Di mana gadis itu ?" tanyanya dengan tegas dan terlihat kesal dengan seseorang yang sedang di telpon nya.
" Nyonya tadi pergi ke kamar mandi tuan" ucap pria tersebut.
" Dari kapan ia di kamar mandi ?" Tanyanya penuh dengan penekanan.
"Dari setengah jam yang lalu tuan "
"Dasar bodoh !! Cepat cari dia sekarang " Leon mulai terpancing emosi saat mendengar jawaban dari bawahannya tersebut. Ia benar-benar tidak habis pikir bagaimana mungkin ia memiliki bawahan yang begitu bodoh.
"CARI SAMPAI KETEMU JIKA TIDAK AKAN KU KU KULITI KALIAN SEMUA " ancamnya sedikit berteriak lalu memutuskan sambungan tersebut.
"jika aku menemukan mu maka aku pasti akan mengikatmu" Gumamnya pelan dengan senyuman yang menyeramkan di wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments