" Aku tidak mencintai siapapun" ucap Leon dengan wajah iblisnya.
"Is-istri anda ia akan membunuhnya."
"Jleb" Satu tusukan dari Leon mendarat dileher pria tersebut membuat darah mengenai sebagian mukanya yang dalam mood buruk saat ini.
"Sialan" umpatnya lalu berlalu meninggalkan ruangan tersebut.
...****************...
Ranti membuka matanya ditengah malam dikarenakan perutnya yang meminta untuk diisi.
"Lapar ..." Gumamnya pelan lalu membuka matanya.
Ranti sempat terdiam saat mendapati tidak ada orang disebelahnya.
"Kemana dia?" Tanyanya pada diri sendiri.
" hmm ya mana kutau mungkin lagi ada urusan kali ya... jika tidak mungkin nonton bola dengan teman-temannya." Tebaknya asal.
Setelah mengumpulkan nyawanya Ranti segera berjalan menuju dapur untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi dari tadi.
" Dimana makanannya" Gumamnya saat melihat meja makan yang telah kosong.
Ranti hanya melihat nasi dingin, setelah itu ia membuka kulkas mendapati banyak bahan masakan disana. Dengan bahagia Ranti mengambil beberapa telur, sayur kol, dan juga sedikit cabe.
"Buat nasgor ahh ... mana lengkap lagi bumbunya bisa mentep ni rasanya hehehe." Gumam Ranti lalu mulai memasak nasi goreng seperti keinginannya.
Tidak lama kemudian nasi goreng tersebut telah siap dinikmati.
"Aaaaa "
"Tuk"
Jerit Ranti saat dua buah tangan kekar melingkar di pinggangnya. Sontak saja ia memukul sosok yang memeluknya dengan sendok yang ia gunakan untuk mengaduk nasi goreng tersebut.
"Akh ini aku."
mendengar suara yang tidak asing Ranti segera membalik tubuhnya.
"Tu-tuan Leon" Ucapnya sedikit takut. Sedangkan Leon sedang menggosok jidatnya yang dipukul oleh Ranti.
"Maaf" Ucap Ranti sambil berjinjit dan meniup pelan tempat dimana ia pukul tadi.
Dengan sigap Leon lalu melingkarkan tangannya dipinggang gadis tersebut. Lalu melirik kebawah menatap Ranti yang hanya sebatas dadanya.
'Pendek' pikirnya.
"Kau sedang apa?" tanyanya
"Masak lah nggak mungkin jualan baju" ucap Ranti malas lalu kembali membalikan badannya menghadap kompor. Alis Leon sedikit terangkat saat gadis tersebut mengatakan bahwa ia tengah memasak.
"Memang kau bisa?" tanyanya meremehkan namun masih terus menempel kepada Ranti dengan terus memeluk gadis tersebut dari belakang.
"Apakah kau ingin kupukul lagi" tanyanya geram.
"Silahkan jika kau berani" Ancamnya.
Tentu saja jawabannya Ranti tidak berani melakukannya.
" Apakah kau bisa geser aku sedang memasak, kau menggangguku. Duduk saja di meja makan nanti aku akan membawanya kesana. Ini sudah mau siap kok, kau lapar juga kan ?" tanya Ranti setelah berbicara panjang lebar.
" Iya aku lapar" Bisiknya di telinga Ranti.
" Makanya lepas dulu !" perintahnya.
Kali ini Leon melepaskan pelukannya dikarenakan jika ia terus memeluk Ranti pada saat memasak bisa mengganggu Ranti dan itu sangat berbahaya.
"Aku bilang tunggu di meja makan tuan" perintah Ranti lagi.
"Aku tidak mau" tolaknya dengan wajah datarnya.
Mendengar hal tersebut Ranti hanya menggeleng pelan menyerah akan sikap lelaki dewasa tersebut.
"Apakah masih lama ?" tanya Leon penasaran.
"Kau pasti sudah laparkan, tunggu sebentar." Ranti berpikir bahwa Leon telah lapar berat.
'Lama sekali, aku ingin mencium aroma tubuhnya.' Pikir Leon dengan menghela nafas panjang.
Dua orang yang berbeda pemikiran tersebut hanya diam membisu tanpa ada lagi percakapan diantaranya hingga Ranti telah selesai memasak dan meletakkan nasi goreng tersebut ke dua piring yang telah disediakannya.
"Tara..nasi goreng ala chef Ranti telah siap."serunya dengan memperlihatkan 2 piring nasi goreng tersebut.
Leon hanya diam saja melihat Ranti tidak bereaksi apapun.
"Hei mana tepuk tangannya ?" tanya Ranti kepada Leon.
"Tepuk tangan ?" tanyanya dengan menungging kan satu alisnya.
"Iya tepuk tangan " Jawab Ranti yang sudah mulai geram.
" Untuk apa ?" Tanyanya walaupun sebenarnya sudah tau maksud Ranti.
" Terserah kau saja." Ucap Ranti yang telah kesal lalu pergi meninggalkan Leon menuju meja makan.
Gadis tersebut mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi meja makan tersebut.
" Hei apakah kau tidak mau makan, Kalau tidak akan kuhabiskan semuanya." ucap Ranti sedikit berteriak kepada Leon yang masih berdiam diri di dapur.
Pria tersebut berjalan santai kearah Ranti yang tengah memakan nasi goreng buatannya sendiri dengan lahap.
"Kenapa hanya berdiri ?" Tanya gadis tersebut. Kemudian menggeser kursi yang ada disebelahnya.
"Duduklah disini lalu makan bersama." ajaknya dengan menarik tangan Leon untuk duduk disampingnya.
Gadis tersebut memberikan satu piring nasi goreng yang ia bawa tadi kemudian menuangkan air putih kedalam gelas lalu meletakkannya di samping nasi goreng tersebut.
Ada perasaan aneh didalam hati Leon saat di layani dan diperhatikan oleh gadis di sampingnya. Dengan perlahan ia menyuap nasi goreng sederhana itu kedalam mulutnya.
'Enak' Pikirnya sambil terus memasukkan nasi goreng tersebut ke dalam mulutnya.
" Bagaimana rasanya apakah enak?" Tanya gadis itu penasaran.
"Enak " kata itu keluar begitu saja dari bibirnya.
"Baiklah terima kasih" ucap Ranti dengan tulus lalu melanjutkan makannya.
Mereka berdua kembali ke kamar setelah menikmati nasi goreng ala Ranti tersebut.
"Kenyangnya" gumamnya sambil mengelus perutnya yang sedikit buncit akibat selesai makan.
Sedangkan pria tersebut ntah hilang kemana. Pada saat menaiki tangga Ranti merasa bahwa pria tersebut masih ada di belakangnya akan tetapi pada saat memasuki kamar pria tersebut tidak ada lagi dibelakangnya.
Ranti baring diatas kasur dengan keadaan telentang dengan kedua tangganya yang dilebarkan.
"Hoam..." ia menguap lebar tanda bahwa sebentar lagi ia akan memasuki alam mimpi.
"Kuharap besok akan baik-baik saja" Gumamnya pelan kemudian menutup matanya.
Tak lama pintu kamar terbuka menampilkan Leon dengan raut yang terlihat kesal. Namun kemudian ekspresinya terlihat membaik saat melihat sosok gadis yang tengah tertidur pulas tersebut.
" Dia tertidur seperti babi" Gumamnya dengan berjalan pelan kearah gadis tersebut. Lalu seperti biasa menempatkan dirinya diatas kasur yang sama akan tetapi kali ini bukan Ranti yang menjadikannya guling akan tetapi pria tersebut yang membawa Ranti kedalam dekapannya. Tak lama lelaki tersebut ikut memejamkan matanya.
Di tempat lain saat ini Martin dan juga Alexia tengah panik setengah mati.
"Cepat kejar dia Martin, atau kita yang akan dihabisi oleh bos." ucap Alexia dengan nada yang sedikit terburu buru.
" Aku tau Xia tapi saat ini aku sudah sangat mengebut kau tidak lihat aku sedang berusaha." Jawabnya kesal dengan terus memperhatikan jalan raya.
" Aku tau Martin, tapi apa kau dengar apa kata bos di telpon tadi jika kita gagal maka ..."
" Ya makanya kau diam." Martin kembali menambah kecepatannya hingga akhirnya ia dapat menyusul mobil hitam di depannya.
" Door, door ,door " beberapa orang dari mobil di depan mereka mulai menembakkan peluru kearah Alexia dan juga Martin.
"Kau fokus menyetir mereka urusan ku" Ucap Alexia dengan mengeluarkan sebuah pistol dan mulai membalas tembakan yang di berikan oleh mobil yang mereka kejar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
febby fadila
alexia kupikiiir gadis anggun
2024-12-27
0
siswati
gimana kelanjutanx
2023-01-28
1