Baju orang kaya, bisa mampus aku jika aku menggunakan ini semua, bisa dikira simpanan om om deh" Gumamnya pelan dengan tangannya yang terus memilih kearah baju baju yang ada disitu. Akhirnya pilihannya jatuh kepada atasan berwarna putih dengan rok panjang selutut bewarna nude. Setelah itu ia mengikat setengah rambutnya sedangkan sisanya di biarkan terurai.
Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan bedak dan lipstik tipis, jika untuk menggunakan selain 2 benda itu maka Ranti tidak tau bagaimana caranya. jangan lupakan sepatu bewarna putih yang diambilnya lalu di tentengnya menuju luar.
Di rumahnya di kampung ibunya akan marah keras jika ia memakai sendal ataupun sepatu didalam rumah. apalagi di rumah orang itu tidak sopan.
Baru membuka pintu Ranti telah dikagetkan dengan Alexia yang juga ingin masuk kedalam kamar tersebut.
"Astaghfirullah setan" ucap Ranti asal karena kaget.
"Siapa yang kau sebut setan." Tanya Alexia dengan muka galaknya.
"Maaf tadi aku kaget, dan untuk apa kau kemari? aku masih emosi ya karena kau yang menculikku hingga harus berada di tempat entah berantah ini dan menikah dengan singa galak itu." Ucap Ranti dengan sedikit emosi rasanya ia ingin sekali mencakar muka perempuan didepannya ini.
'untung aku orangnya lemah lembut kalau nggak udah ku goreng ni manusia,' ucap Ranti dalam hati.
Alexia yang mendengar ucapan Ranti merasa sedikit merasa bersalah karena ulahnya gadis ini malah harus terjebak disini.
"Baiklah aku minta maaf atas kejadian itu." gadis cantik itu terlihat sedikit ada ketulusan dibalik ucapannya.
"huh.." Ranti menghela nafas panjang mau apapun yang ia lakukan bahwa semua ini telah terjadi. Dia telah menikah dengan Leon dan akan segera menjadi janda dalam satu tahun ke depan.
"Aku disini diminta bos untuk membawamu turun ke bawah untuk sarapan karena kau pasti akan nyasar jika pergi sendiri. Dan rencananya aku juga akan membantumu untuk bersiap namun siapa sangka kau lebih cepat menyesuaikan diri dari pada dugaan ku." Ucapnya sambil melihat Ranti dari ujung kaki hingga ujung kepala.
" Sudahlah nanti saja jika kau ingin mengomentari atau apalah itu sekarang lebih baik kita makan dulu." Ucap Ranti dengan malas.
" Baiklah, tapi mengapa kau tidak memakai sepatumu?" Tanya Alexia heran.
" Yaiyalah mana boleh di rumah pakai sepatu, tidak sopan." ucapannya dengan percaya diri kearah Alexia.
Mendengar perkataan Ranti Alexia menutup mulutnya menahan ketawanya agar tidak meledak. Sedangkan Ranti hanya bingung memperhatikan sikap dari Alexia.
"Kau kesambet setan ya?" tanyanya dengan asal
"hahaha ternyata masih ada orang aneh sepertimu Ran" ungkapnya
" Kau gunakan saja sepatumu itu tidak kotor jadi ya langsung kau gunakan saja. mana ada orang di rumah ini yang nyeker." lanjutnya
Sedangkan Ranti hanya mengangguk paham 'Ya mana ku tau kalau boleh dipakai'
Setelah drama mengenai sepatu akhirnya mereka turun kebawah tepatnya kearah meja makan dan itupun butuh beberapa menit untuk sampai ke sana.
Kemarin akibat berjalan sambil memikirkan nasibnya ia jadi tidak memperhatikan rumah ini akan tetapi sekarang ia baru menyadari bahwa ini bukan seperti rumah melainkan istana.
'Seperti rumah rumah di cerita putri kerajaan.'
Akhirnya sampailah mereka ke meja makan yang sangat wow menurut Ranti.
"Ini kok banyak kursinya berarti banyak orang yang tinggal di rumah ini." Gumamnya pelan
Ranti hanya berdiri tanpa duduk karena ia sungguh merasa bingung apakah ia diperbolehkan untuk duduk atau tidak.
"Duduklah kau tidak ingin makan." Suara datar pria itu terdengar telinganya.
Tanpa menunggu aba-aba lagi Ranti segera mendudukkan dirinya di kursi yang agak jauh dari Leon.
"Duduk disampingku" perintahnya.
Ranti melirik sekejap kemudian pindah ke tempat duduk disebelah kanan Leon.
Tak lama datanglah 5 orang wanita dengan pakaian pelayan membawa makanan. Melihat hal itu Ranti hanya berdiam diri dan akan tersenyum singkat terhadap para pelayan tersebut.
"Terimakasih" Ucapnya sopan jujur saja ia merasa aneh jika harus dilayani seperti ini.
Ia menatap makanan yang ada di atas meja tanpa menyentuhnya sedangkan pria disampingnya hanya memakan roti dengan selai blueberry.
'Mana ada orang kenyang dengan hanya memakan roti.' Matanya hanya terus memandang kearah piringnya.
'mau makan tapi malu nggak makan aku lapar.'
Ia hanya dapat menghela nafas panjang.
Sedangkan Leon yang menyadari bahwa gadis disampingnya sama sekali tidak makan apapun menaikkan alisnya. Setelah itu ia memperhatikan gerak gerik dari Ranti dan tanpa satupun orang sadari senyuman tipis tergambar di wajahnya.
' Dia tidak makan karena malu.'
Sedangkan Alexia dan martin sedari tadi telah pergi meninggalkan ruang makan tersebut.
"Kok nggak makan?" Ranti mengerjabkan matanya beberapa kali tidak percaya dengan pertanyaan pria tersebut yang tergolong lembut.
"Hei sayang aku bertanya kenapa kamu tidak makan apa kamu sakit?." ucapnya dengan nada khawatir.
'Hei kenapa ni singa keracunan selai atau roti ni.' pandangannya masih menandakan keterkejutan.
"Apa kau mau aku yang mengambilkan roti untukmu?" Tanyanya lagi.
"Ha..? tidak aku bisa sendiri hehehe." jawabnya dengan terburu buru.
Setelah itu Ranti mengoleskan selai coklat keras rotinya dan segera memakannya dengan cepat sehingga membuatnya tersedak.
"Uhuk,Uhuk a-air"
Otomatis pelayan yang berada disampingnya menuangkan air kedalam gelas yang ada disamping Ranti. Sedangkan Leon menepuk punggung Ranti dengan ringan.
"Makannya pelan pelan sayang." masih dengan nada lembutnya. Kemudian ia mendekat kearah Ranti dan membisikkan sesuatu.
"Nanti kau mati,aku masih membutuhkanmu." Bisiknya di telinga Ranti dengan nada yang sangat rendah akan tetapi menakutkan.
Ranti membulatkan matanya mendengar perkataan dari pria tersebut.
"Dasar gila." bisik wanita itu karena jarak mereka yang sangat berdekatan.
Suasana tampak mencekam antara mereka berdua akan tetapi para pelayan malah mengira bahwa dua orang tuannya itu sedang bermesra mesraan.
Setelah menyadari jarak mereka Yang sangat dekat bahkan hidung mereka telah bersentuhan Ranti segera menjauhkan dirinya dari Leon.
'Dasar singa gila.' umpatnya kesal didalam hati.
Mereka akhirnya melanjutkan makan dalam pikiran masing-masing.
Setelah makan Leon langsung berniat keluar dari rumah untuk menuju ke kantor. Sedangkan Ranti mengikutinya dari belakang hingga sampailah Meraka di pintu utama. Leon berbalik ke belakang memandang heran kepada gadis yang mengikutinya sedari tadi.
"Ada apa?" Tanyanya dengan nada datarnya.
Tanpa aba-aba Ranti mengambil tangan Leon dan menciumnya.
"Jangan kepedean ya, mau nggak mau aku istrimu dan seorang istri harus berbakti kepada suaminya." Gumamnya pelan yang hanya dapat didengar oleh Leon.
Sedangkan pria tersebut merasakan ada sesuatu yang hangat dihatinya dan dia menyukainya. Tanpa disadari tangannya bergerak sendiri mendekatkan kepala gadis tersebut kearahnya kemudian mengecup singkat dahi gadis yang saat ini berstatus sebagai istrinya tersebut.
"Cup" Ranti membulatkan matanya.
"Eh..." Setelah itu pria tersebut berlalu pergi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments