Sebaliknya Leon membuka matanya karena Leon merupakan seseorang dengan tingkat kewaspadaan tinggi jadi dia sudah bangun dari semenjak Ranti berjalan menghampiri tempat tidurnya. Akan tetapi karena penasaran dengan apa yang akan diperbuat oleh gadis tersebut. Awalnya ia berpikir bahwa mungkin saja Ranti akan mencoba membunuhnya malam ini jika saja gadis itu melakukan hal tersebut maka saat itu juga Leon akan menembak kepalanya. Tapi siapa sangka gadis itu malah menumpang di kasurnya.
"Gadis nakal." Setelah mengatakan hal itu Leon kembali menutup matanya.
Sinar matahari di pagi mengusik Ranti dari tidurnya. Tapi rasa kantuknya membuat gadis itu justru enggan untuk membuka matanya. Bukannya bangun gadis tersebut justru menguatkan pelukannya ke sesuatu yang hangat di depannya.
Sedangkan Leon juga masih menutup matanya jujur saja untuk pertama kalinya pria tampan tersebut dapat menikmati tidurnya setelah bertahun-tahun. Bukannya membuka matanya akan tetapi dia justru mengeratkan pelukannya terhadap guling kecil tersebut yang tak lain adalah Ranti.
Akhirnya setelah beberapa saat barulah pria tampan tersebut membuka matanya. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah sosok gadis kecil yang tengah menempel padanya dengan wajah gadis itu yang menempel di dadanya.
Leon terdiam sejenak memperhatikan bagaimana sosok gadis tersebut tertidur.
" Huhh Sampai kapan dia mau seperti ini." Jika saja itu orang lain bisa saja Leon langsung menendangnya dari kasurnya. Tetapi berbeda dengan gadis tersebut ia tidak dapat melakukannya ada perasaan sedikit tidak tega di hatinya. Mau bagaimanapun ia membantah akan tetapi tetap ia yang bersalah dalam pernikahan ini. Gadis itu hanyalah seseorang yang akan dikorbankan pada nantinya. Setidaknya ia harus berlaku sedikit baik padanya.
Akhirnya Ranti mulai bangun dari tidur nyenyaknya, tetapi karena belum sadar sepenuhnya ia menguap dan memeluk Leon lebih erat serta merapatkan tubuh mereka.
"Ehmm ... " mau bagaimanapun dinginnya tetapi dia tetaplah laki laki normal tentu saja ia bisa menerkam gadis tersebut. Akan tetapi gadis kecil tersebut justru semakin memancing dirinya. Ranti yang mulai sadar membuka matanya. Pandangannya mengedar hingga mendapati mata elang itu sedang menatap tajam kearahnya.
Merasa bersalah dan mengetahui kesalahannya Ranti tersenyum malu kearah Leon sedangkan pria tersebut tidak berubah ekspresi.
"Bisakah kau menjauhkan dirimu dariku." suara khas orang baru bangun tidur terdengar jelas dari Leon.
menyadari akan posisinya Ranti segera bangkit dari tempat tidur dan turun dari kasur pria tampan tersebut. Karna terburu buru bukannya malah menjauh dari pria tersebut akan tetapi tubuhnya malah menimpa tubuh Leon. Saat ini posisi mereka adalah Leon di bawah sedangkan Ranti berada diatasnya.
Sejenak sepasang mata itu saling bertemu membuat mereka terdiam beberapa saat hingga Ranti tersadar dan langsung menjauh dari Leon.
"A-aku minta maaf." cicit gadis itu pelan sedangkan Leon mendudukkan dirinya diatas kasur sambil menatap tajam kearah gadis yang berdiri di hadapannya itu.
Tak ada jawaban dari Leon dia langsung berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sedangkan Ranti terus saja merutuki dirinya.
"Bodohnya kamu Ranti kok bisa malah sampai kebablasan tidurnya," Ranti menepuk pelan dahinya.
Lama menunggu pria yang menjadi suaminya itu untuk mandi hingga akhirnya suara pintu terbuka. Secara otomatis gadis itu melihat kearah pria yang saat ini telah menjadi suaminya itu.
"Astaghfirullah mata suciku, subhanallah." Ranti tampak terkejut melihat sosok Leon yang hanya menggunakan handuk sebatas pinggangnya sedangkan dada bidangnya dibiarkan terbuka begitu saja. Walaupun terkejut tapi Ranti justru membuka matanya walaupun bibirnya berulang kali mengucapakan kalimat pujian.
"Tutup mulutmu air liurmu bisa mengotori lantai kamarku."
Perintah Leon dengan nada datarnya.
Mendengar hal itu Ranti dengan cepat menutup mulutnya dan menyentuh dagunya. Ternyata ia memang mengeluarkan air liur saat melihat penampilan Leon.
'Astaga malunya ... Ranti jaga imej dong, jika begini mau di taruh dimana ni muka.'
" Ehm kau jangan salah sangka ya ini air liur bukan karena aku melihat Aurora mu tapi ini... ehm.. karena aku lapar. Ya, ini karena aku lapar."
Leon melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap kearah Ranti yang saat ini masih duduk diatas kasur.
"Aurora ?" tanya pria itu sambil menaikkan satu alisnya.
"Aurat maksudku, kok kau bodoh." Ucap Ranti asal
'Eh tadi aku ngatain dia bodoh, mampus habislah aku.'
Gadis itu mencoba untuk melihat kanan kiri berpura pura tidak tau dengan apa yang baru saja dikatakannya.
"Siapa kau sebut bodoh ?" Kali ini nada pria tersebut lebih datar dari biasanya.
"itu... Ehm ... A-aku yang bodoh, ya aku yang bodoh hehehe." Ranti tertawa canggung mencoba untuk mencairkan suasana.
Tidak ada jawaban dari pria tersebut, ia hanya menatap tajam kearah gadis tersebut.
"A-aku mau mandi permisi tuan." Setelah mengatakan itu Ranti dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu dengan sedikit keras.
Menyadari kesalahannya gadis tersebut menimbulkan kepalanya sambil melirik kearah Leon yang masih tetap di tempatnya tadi
"Maaf tuan tidak sengaja hehehe." Tanpa menunggu jawaban dari Leon gadis kecil itu langsung menutup pintu kamar mandi akan tetapi kali ini dengan sangat pelan.
'jangan kuat-kuat nutupnya Ran jika pintu ini rusak kau tidak akan bisa membayar ganti rugi.'
Setelah itu ia langsung membersihkan dirinya dengan peralatan ala ala orang kaya tersebut. Jika kalian bertanya bagaimana Ranti mengetahui cara menggunakannya maka jawaban Ranti hanya satu 'asal coba-coba saja hehehe'.
Setelah puas dengan kegiatannya gadis tersebut keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bajunya yang di pakainya tadi tapi ia tidak menggunakan **********.
'Apakah aku punya baju disini ? pakai baju apa aku kuliah?'
pikirannya yang terus berlalu lalang di kepalanya.
Taklama pintu terbuka dari ruangan lain di kamar tersebut. Tampak Leon telah rapi dan tampan dengan stelan jas yang melekat dibadannya tentu saja masih dengan ketampanan tingkat dewa yang dimilikinya.
"ehm tuan kalau aku boleh tau apakah aku boleh meminjam baju? baju apa saja tuan yang penting bisa dipakai."
tanyanya dengan tangan yang dilipat didepan dada untuk menutupi dua gunung yang saat ini tidak pakai pengikat didalamnya.
Leon menatap sejenak kearah gadis yang telah menjadi istrinya tersebut.
"Baju mu ada diruang ganti beserta semua keperluan mu pilih apapun yang kau suka , itu punyamu." Setelah mengatakan itu Leon pergi keluar kamar dengan langkah tegasnya.
Setalah mendengar hal itu Ranti berlalu memasuki ruang ganti dan benar saja telah ada satu lemari besar yang didalamnya untuk keperluan wanita dan dapat gadis itu sadari bahwa baju baju disana merupakan merek kelas atas.
"Baju orang kaya, bisa mampus aku jika aku menggunakan ini semua, bisa dikira simpanan om om deh" Gumamnya pelan dengan tangannya yang terus memilih kearah baju baju yang ada disitu. Akhirnya pilihannya jatuh kepada atasan berwarna putih dengan rok panjang selutut bewarna nude. Setelah itu ia mengikat setengah rambutnya sedangkan sisanya di biarkan terurai.
Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan bedak dan lipstik tipis, jika untuk menggunakan selain 2 benda itu maka Ranti tidak tau bagaimana caranya. jangan lupakan sepatu bewarna putih yang diambilnya lalu di tentengnya menuju luar.
Di rumahnya di kampung ibunya akan marah keras jika ia memakai sendal ataupun sepatu didalam rumah. apalagi di rumah orang itu tidak sopan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments