Tuan Leon " sapanya dengan senyum di wajahnya.
" Hmm" Jawab pria tersebut lalu berlalu pergi ke kamar mandi dan menutup pintu dengan sedikit kuat.
"Apakah dia kebelet ?" Pertanyaan Ranti pada dirinya saat melihat Leon yang berjalan dengan cepat kearah kamar mandi.
Sedangkan di kamar mandi Leon sedang bersandar ke pintu yang baru saja di tutupnya. Tangannya menutupi wajahnya yang tampak bersemu merah.
"Sangat Indah ..." Gumamnya pelan.
...****************...
Ranti memandang aneh terhadap Leon yang sejak keluar dari kamar mandi terus memperhatikannya.
"Ehm, Tu-tuan a-aku ingin minta maaf karena kejadian kemarin..." ucapnya sedikit ragu jika Leon akan memarahinya.
" Apa alasanmu kabur ?" tanyanya
"A-aku tidak mau dikurung, aku ingin bebas dan bertemu kedua orang tua ku mereka pasti khawatir karena aku dan kuliahku pasti sudah terbengkalai..." jawabnya jujur.
"Jadi apa mau mu sekarang ?" Tanyanya lagi.
" Be-bebaskan aku kumohon, maka aku akan melupakan semua yang terjadi di antara ki_"
" itu tidak akan terjadi sebelum jangka waktu yang kutentukan." Leon memotong kalimat yang akan dikatakan oleh Ranti, entah mengapa ia merasa tidak suka saat mendengar kata-kata MELUPAKAN.
"Tapi tenang saja kau akan kuberikan uang yang banyak saat kita selesai dengan kontrak kita ini, dan untuk masalah orang tua mu kau bisa menghubungi mereka. Lagi pula kau telah menemukan ponselmu bukan?" Tanyanya yang membuat gadis itu mengangguk lucu.
"Dan untuk kuliahmu aku yang akan mengurusnya, intinya selama sisa beberapa bulan ke depan kau harus mengikuti semua keinginanku seperti yang ada di kontrak." Tawarnya tapi tidak menerima penolakkan.
"Hahaha" Ranti tertawa saat mendengar penjelasan dari Leon.
"Kenapa kau tertawa ?" tanyanya.
" untuk pertama kalinya kau berbicara panjang denganku, ternyata tuan bisa juga cerewet hehehe." Jawabnya.
"kau!" Geramnya.
"Aku hanya bercanda tuan, kau masih terlihat tetap cool kok, dan aku ingin bilang terima kasih" ucapnya dengan memandang netra gelap segelap malam itu.
"Untuk apa ?" Tanyanya.
"Untuk semua hal yang kau lakukan untukku." ucapnya dengan senyuman yang tulus.
"Deg,deg,deg" Jantung Leon berdebar kencang saat melihat kearah Ranti.
"Tuan apakah kau mendengarku?" tanya Ranti pelan saat melihat pria tersebut yang hanya diam saja.
"Apa?"
"Hmm tuan kapan aku boleh pulang?"
" Seminggu lagi kau baru boleh pulang" Jawabnya tegas.
" Tidak bisakah pulang besok saja tuan. Aku ingin di rumah saja tuan." Ranti memajukan bibirnya sambil bergumam.
"Tidak" Jawab Leon yang saat ini sedang merasa gemas dengan gadis yang ada di depannya ini.
" aku akan mengabulkan permintaanmu yang lain" Jelas Leon yang merasa terganggu dengan ekspresi cemberut dari Ranti.
"Benarkah?" Tanya Ranti dengan raut bahagia.
"Aku mau makan sate ayam belikan ya tuan 20 tusuk" Entah mengapa Ranti sangat malas untuk mencicipi makanan yang berada di rumah sakit tersebut.
Leon mengerutkan keningnya saat mendengar permintaan dari gadis tersebut. Bagaimana mungkin Leon tidak heran gadis tersebut hanya meminta beberapa tusuk sate. Padahal jika Ranti meminta sebuah pulau Leon akan memberikannya dengan cepat.
"Hanya itu ?" Tanyanya memastikan.
"apa ? terlalu banyak? jika begitu 10 tusuk saja" mintanya dengan cepat.
Laki-laki itu tersenyum dengan sangat tipis saat berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
'Memang berbeda' pikirnya.
"JANGAN LUPA SATE NYA .." Teriak Ranti saat melihat Leon pergi meninggalkan ruangan tersebut.Tidak ada jawaban dari pria itu namun Ranti yakin jika lelaki dingin itu akan membelikan pesanannya.
" Gantengnya suamiku" Gumamnya dengan wajah yang memerah.
Hari menjelang sore Leon telah tiba ke rumah sakit dimana Ranti di rawat. Jalannya terasa ringan saat menuju kearah gadis tersebut berada. Ditangannya telah terdapat pesanan dari gadis tersebut yang pasti akan membuat Ranti bahagia.
"KREK" pintu terbuka dan dengan perlahan pria itu masuk saat melihat Ranti yang tengah tertidur lelap.
Pria tersebut lalu meletakkan makanan tersebut di atas meja. Leon mendudukkan dirinya di kursi yang berada di samping tempat tidur Ranti.
"Hmm ugh" gadis tersebut perlahan membuka matanya karena ia memang cukup lama tertidur.
" Tuan Leon kau sudah pulang." Gumamnya dengan nada khas orang baru bangun tidur.
" Hmm" jawabnya.
"Apakah kau membawa sate?" tanyanya berharap.
"Hmm" Jawabnya kembali.
" apakah boleh kumakan sekarang?
"Hmm"
"Apakah itu membuatmu repot"
"Hmm"
"Kau menyukaiku?"
"Hmm" Leon terdiam lalu mengerutkan keningnya.
"kau menjebakku ?" tatapnya dengan tajam.
"Tidak, aku hanya ingin makan sate" jawab Ranti mencoba untuk mengalihkan perhatian.
" Cepat ayo mana sate ku" lanjutnya saat melihat Leon yang masih tersulut emosi.
Dengan perasaan kesal Leon berjalan untuk mengambil bungkusan yang ada diatas meja. Lalu berjalan kembali kearah Ranti yang sudah berbinar senang.
"Terimakasih" ucapnya saat mendapatkan bungkusan dari Leon.
"Kok banyak sekali satenya" ucap Ranti saat melihat banyak sekali tusuk sate. di dalam bungkusan tersebut.
"kau beli berapa?" tanyanya
"seratus tusuk"
"kau beli sebanyak itu astaga, tapi aku suka hehehe." ucapnya lalu berlalu memakan sate yang begitu banyak menurut Ranti.
"Hmm iuni (ini) uenak (enak)" gadis tersebut terus berbicara dengan memasukkan sate tersebut ke dalam mulutnya.
"Jangan bicara saat mulut penuh." Ucap Leon dengan netra hitam yang menatap Ranti.
Mendengar hal tersebut gadis itu hanya menganggukkan kepalanya mematuhi perintah Leon.
'Ternyata perhatian' pikirnya.
Setelah makan mereka berdua hanya sama-sama diam. Leon yang sibuk dengan ponselnya sedangkan Ranti yang juga sibuk dengan ponselnya saat ini.
" Kenapa kau tersenyum seperti orang bodoh ?" tanya Leon saat melihat Ranti yang tersenyum dengan menatap layar ponselnya.
" Tidak ada, hanya chat dengan teman saja." Ucapnya dengan terus mengetikkan sesuatu di ponselnya.
" perempuan atau laki-laki ?"
"Hmm perempuan " Jawabnya dengan santai. Membuat Leon kembali terdiam dan sibuk dengan ponselnya.
" Tapi ada juga laki-lakinya sih" lanjutnya.
Leon yang awalnya sedang sibuk dengan ponselnya kembali menatap Ranti namun kali ini tatapannya seakan-akan ingin menguliti Ranti. Sedangkan gadis tersebut tidak terlalu memperhatikan ekspresi dari Leon ia hanya sibuk dengan benda yang ada di tangannya.
'Kenapa perasaan ada yang liatin ya ?' pikir gadis tersebut lalu menatap ke arah Leon yang seakan akan ingin menerkamnya.
"Kenapa dengan ekspresi mu?" Tanyanya bingung.
"Berikan ponselmu" ucapnya sambil mendekat kearah Ranti.
"Tidak mau" Gadis tersebut menggeleng kuat. Ponsel yang tadi ia pegang kini telah ia peluk dengan kuat.
"Berikan !"
"Tidak akan"
" ish apaan sih nggak mau..." Teriak Ranti saat Leon yang mulai merebut ponsel tersebut dari pelukan nya. Karena tidak ada cara lain akhirnya Ranti sengaja memasukkan ponselnya ke dalam pakaiannya.
"coba saja jika berani" ejeknya dengan senyum kemenangan yang terpampang di wajahnya.
Leon menaikkan sebelah alisnya merasa sedikit kesal dengan gadis tersebut. Namun, mendadak hal tersebut di gantikan dengan senyum kemenangan di wajahnya.
"Kau pikir aku takut? Aku ini suamimu tentu saja aku bebas melakukan apapun padamu. apalagi hanya melepas baju mu itu sangat mudah bukan." ucapnya pelan di telinga Ranti. Sontak hal itu membuat gadis tersebut menegang. Tangan Leon mulai akan menjelajahi tubuh Ranti membuat gadis tersebut terpejam takut.
" BAIKLAH AKAN AKU BERIKAN " teriaknya.
" Ok berikan" Ucap Leon dengan senyuman mengejeknya.
" dasar mesum " umpat Ranti yang begitu saja keluar dari bibirnya.
"apa kau bilang mesum ?" Tanyanya.
"Iya kau mesum" Leon mengarahkan tangannya kearah wajah Ranti.
'Mampus aku, pasti ia akan membunuhku kan ?' pikirnya dengan memejamkan kedua matanya.
"Tak"
"Aw..." keluh gadis tersebut saat pria tersebut menyentil ujung hidungnya.
"Mana ponselnya ?" Tanya pria tersebut tanpa bersalah.
" Ini ambil " Ucapnya kesal lalu memberikan ponselnya kepada Leon.
" Memangnya ada apasih kau kan punya ponsel sendiri ?" Tanyanya dengan menatap Leon yang saat ini tengah menggunakan ponsel Ranti.
" Mencari selingkuhanmu "
" Apa ?" Tanya wanita tersebut tidak percaya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
febby fadila
lucu juga leon/Facepalm//Facepalm/
2024-12-27
0