BAB 19 Tumbal Pesugihan

Selesai menangis bersama, mereka memasak dengan cepat. Karena Dion sudah harus pergi ke pabrik untuk melihat pabrik sebelum besok di liburkan. Mereka makan bersama di ruang tengah.

Tinggallah Johan dan Becca di rumah menjaga Hanum, sedangkan Dion menggantikan ayahnya mengurus pabrik. Karena paman mereka malam akan sampai di rumah Becca pun membersihkan kamar untuk di tempati oleh paman dan bibinya.

Johan golek tepat di samping Hanum yang tertidur di kasur, di ruang tengah. Johan memandangi wajah istrinya yang pucat, dalam pikirannya berkecamuk amarah serta penyesalan. Amarah akan apa yang sedang di alami istrinya, mengapa harus istrinya yang merasakan hal aneh seperti ini, membuat hatinya terasa perih.

Johan pun tertidur di samping istrinya, selesai Becca beberes. Becca menghampiri ayah dan ibunya yang sedang di ruang tengah, melihat keduanya tidur pulas Becca menyalakan televisi dengan suara yang kecil karena dia belum bisa tidur dan merasa sangat sepi.

Jam sebelas siang Becca mencoba membangunkan ibunya untuk minum susu, ibunya tidak mau bangun dan hanya membalikkan badan memunggungi Becca. Becca hanya bisa menghela nafas, melihat tingkah aneh ibunya yang mengarah ke anak-anak.

Saat jam makam siang tiba, Dion pulang ke rumah, mereka makan siang bersama di ruang tengah. Di akhir mereka makan siang, tiba-tiba Hanum berteriak histeris sampai-sampai terduduk namun masih memejamkan matanya.

"Aaaaa... turun,, turun,,, aku mau turun,,, pergi,,, gak mau,,," teriak Hanum histeris.

Sontak mengagetkan semua yang ada disana, Becca langsung melompat ke arah ibunya dan mengguncang tubuh ibunya.

"Bu, bu, ada apa bu, ibu kenapa??" ucap Becca panik.

Karena terlalu kaget dan masih dalam keadaan makan Johan dan Dion hanya terbengong melihat ke arah Hanum dan Becca. Syukurnya Becca berhasil menyadarkan ibunya, Hanum membuka matanya.

Begitu membuka matanya, Hanum langsung menatap Becca dan menceritakan apa yang dia alami secara tiba-tiba. Seperti spontan dan dengan wajah yang ketakutan.

"Ada monyet besar datang menggendongku, aku di gendongnya di telapak tangannya. Dia sangat besar dan aku sangat kecil berada di telapak tangannya. Dia menimang ku seperti menimang bayinya, monyet itu sangat besar bulunya putih semua matanya merah. Aku takut, dia akan memakan ku dia melihatku seperti hendak memakan aku." Ucap Hanum sembari memperagakan monyet besar yang dia lihat menimangnya.

"Bu, bu, tidak ada.. ibu hanya bermimpi saja, jangan takut ya bu, makan dulu ya supaya gak mimpi buruk ya bu." Becca mencoba menenangkan ibunya.

"Tidak, dia beneran ada, dia nyata datang ke mari menggendong aku. Monyet itu ada." Ucap Hanum meyakinkan Becca.

Walaupun begitu Hanum seperti tidak mengenali Becca sebagai putrinya. Hanum selalu bicara kepada Becca seolah mereka berteman bukan seperti ibu dan anak. Becca yang sadar untuk hal itu sering kali ingin bertanya kepada ibunya, apakah ibunya masih mengenal Becca atau tidak.

Tapi semua itu tertahan, Becca sangat takut jika apa yang dia curigai benar adanya. Becca tidak siap mengetahui kenyataan bahwa ibunya sudah sangat parah, tidak hanya tubuh, pikiran pun ikut sakit.

Hanum terus mengulang cerita yang sama berulang kali, sampai akhirnya sembari mendengarkan Hanum, Becca juga perlahan memberikan susu hangat kepada ibunya. Walaupun tak henti bercerita namun saat di berikan susu hangat, Hanum meminumnya dengan baik.

Mereka terus mendengarkan cerita Hanum yang berulang hingga akhirnya Hanum lelah, diam, dan tertidur dengan sendirinya. Saat ibunya tertidur, Becca yang masih memegang gelas bekas ibunya pun terduduk.

Becca menundukkan kepalanya dan kemudian menangis, menangis menahan suara tangisannya agar tidak terdengar oleh ibunya Hanum yang tertidur. Johan melihat putrinya menangis lemah pun akhirnya memeluknya.

Dalam dekapan sang ayah Becca pun berkata, "ayah, sebenarnya ibu kenapa. Kenapa ibu jadi aneh begini ayah, Becca takut, Becca gamau jauh dari ibu." Sambil sesenggukan

"Sabar ya nak, doakan saja ibumu. Pasti ibumu akan sembuh, ayah yakin itu." Ucap Johan sembari mengelus kepala putrinya.

Becca hanya bisa menangis dalam dekapan ayahnya, merasa khawatir namun bingung, apa yang harus dia lakukan untuk ibunya.

...****************...

Hasan pun tiba di rumah Johan lebih cepat dari perkiraan waktu yang mereka pikirkan. Jam setengah delapan malam, selesai mereka makan malam bersama Hasan pun sampai di depan rumah.

Tok tok tok

"Iya sebentar..." Ucap Becca dari dalam rumah.

Hasan mengucapkan salam, pintu pun di buka oleh Becca dengan menyambut salam dari pamannya. Mereka masuk, begitu sampai di rumah, Hasan dan Anna bibi Becca begitu terkejut melihat keadaan Hanum.

Hanum yang tertidur dengan tubuh yang sangat kurus, wajah pucat serta ada aroma tidak sedap yang mereka cium. Dengan spontan Anna berkata.

"Bau apa ini, kenapa ibumu seperti bau mayat." Ucap Anna.

Jelas membuat semua orang yang di ruangan itu menoleh ke arah Anna. Tak di pungkiri raut wajah Becca dan Dion berubah seperti ingin marah kepada sang bibi.

"Anna, kenapa kamu bilang begitu??" Ucap Johan dengan nada kesal.

"Apa saja yang sudah kalian lakukan bang, kenapa kakak jadi seperti ini. Masa kalian gak mencium apapun?? kakak sudah bau mayat, sadarlah kalian." Ucap Anna semakin tegas dengan mereka.

"Anna, jangan semakin buat abangmu panik." Ucap Hasan suaminya.

Anna pun terdiam, Hasan langsung mengambil air dan diisinya dalam empat gelas, di doakan Hasan satu per satu gelas yang berisi air itu. Setelahnya di minumkan ke mereka semua, termasuk ke Hanum yang di suapi oleh Anna dengan perlahan.

Setelah air doa itu di minum dan di basuh ke wajah mereka semua. Seketika bau tidak sedap dapat tercium oleh Becca, Dion dan Johan. Spontan mereka semua mengendus dan mendapati sumber bau itu ada di ibu mereka Hanum.

Bukannya takut, Becca malah terkulai, terduduk lemas menangis di dekat ibunya. Memang ibunya masih bernafas, tapi seketika ketakutan sangat besar menghantam dirinya.

Becca yang menangis terduduk pun berkata dengan sangat pilu. "Paman tolong, tolong ibu, aku gak bisa tanpa ibu paman."

Ruangan yang tadinya sangat mencekam, kini berubah menjadi sangat sendu. Isak tangis dan air mata membanjiri ruangan itu. Anna langsung memeluk Becca sembari membacakan doa untuk Becca, agar dia dapat tenang dan dengan sabar menghadapi semuanya.

Tadinya mereka akan pergi besok pagi untuk berobat, namun karena keadaan semakin gawat, Hasan langsung meminta agar mereka pergi malam itu juga menemui seseorang yang mampu menolong mereka.

Akankah semuanya berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan??

Bersambung..

Ikuti terus kisah selengkapnya ya teman-teman, terimakasih untuk semua dukungan teman-teman dan kesabaran teman-teman menunggu update dari saya.

Episodes
1 BAB 1 Tumbal Pesugihan
2 BAB 2 Tumbal Pesugihan
3 BAB 3 Tumbal Pesugihan
4 BAB 4 Tumbal Pesugihan
5 BAB 5 Tumbal Pesugihan
6 BAB 6 Tumbal Pesugihan
7 BAB 7 Tumbal Pesugihan
8 BAB 8 Tumbal Pesugihan
9 BAB 9 Tumbal Pesugihan
10 BAB 10 Tumbal Pesugihan
11 BAB 11 Tumbal Pesugihan
12 BAB 12 Tumbal Pesugihan
13 BAB 13 Tumbal Pesugihan
14 BAB 14 Tumbal Pesugihan
15 BAB 15 Tumbal Pesugihan
16 BAB 16 Tumbal Pesugihan
17 BAB 17 Tumbal Pesugihan
18 BAB 18 Tumbal Pesugihan
19 BAB 19 Tumbal Pesugihan
20 BAB 20 Tumbal Pesugihan
21 BAB 21 Tumbal Pesugihan
22 BAB 22 Tumbal Pesugihan
23 BAB 23 Tumbal Pesugihan
24 BAB 24 Tumbal Pesugihan
25 BAB 25 Tumbal Pesugihan
26 BAB 26 Tumbal Pesugihan
27 BAB 27 Tumbal Pesugihan
28 BAB 28 Tumbal Pesugihan
29 BAB 29 Tumbal Pesugihan
30 BAB 30 Tumbal Pesugihan
31 BAB 31 Tumbal Pesugihan
32 BAB 32 Tumbal Pesugihan
33 BAB 33 Tumbal Pesugihan
34 BAB 34 Tumbal Pesugihan
35 BAB 35 Tumbal Pesugihan
36 BAB 36 Tumbal Pesugihan
37 BAB 37 Tumbal Pesugihan
38 BAB 38 Tumbal Pesugihan
39 BAB 39 Tumbal Pesugihan
40 BAB 40 Tumbal Pesugihan
41 BAB 41 Tumbal Pesugihan
42 BAB 42 Tumbal Pesugihan
43 BAB 43 Tumbal Pesugihan
44 BAB 44 Tumbal Pesugihan
45 BAB 45 Tumbal Pesugihan
46 BAB 46 Tumbal Pesugihan
47 BAB 47 Tumbal Pesugihan
48 BAB 48 Tumbal Pesugihan
49 BAB 49 Tumbal Pesugihan
50 BAB 50 Tumbal Pesugihan
51 BAB 51 Tumbal Pesugihan
52 BAB 52 Tumbal Pesugihan
Episodes

Updated 52 Episodes

1
BAB 1 Tumbal Pesugihan
2
BAB 2 Tumbal Pesugihan
3
BAB 3 Tumbal Pesugihan
4
BAB 4 Tumbal Pesugihan
5
BAB 5 Tumbal Pesugihan
6
BAB 6 Tumbal Pesugihan
7
BAB 7 Tumbal Pesugihan
8
BAB 8 Tumbal Pesugihan
9
BAB 9 Tumbal Pesugihan
10
BAB 10 Tumbal Pesugihan
11
BAB 11 Tumbal Pesugihan
12
BAB 12 Tumbal Pesugihan
13
BAB 13 Tumbal Pesugihan
14
BAB 14 Tumbal Pesugihan
15
BAB 15 Tumbal Pesugihan
16
BAB 16 Tumbal Pesugihan
17
BAB 17 Tumbal Pesugihan
18
BAB 18 Tumbal Pesugihan
19
BAB 19 Tumbal Pesugihan
20
BAB 20 Tumbal Pesugihan
21
BAB 21 Tumbal Pesugihan
22
BAB 22 Tumbal Pesugihan
23
BAB 23 Tumbal Pesugihan
24
BAB 24 Tumbal Pesugihan
25
BAB 25 Tumbal Pesugihan
26
BAB 26 Tumbal Pesugihan
27
BAB 27 Tumbal Pesugihan
28
BAB 28 Tumbal Pesugihan
29
BAB 29 Tumbal Pesugihan
30
BAB 30 Tumbal Pesugihan
31
BAB 31 Tumbal Pesugihan
32
BAB 32 Tumbal Pesugihan
33
BAB 33 Tumbal Pesugihan
34
BAB 34 Tumbal Pesugihan
35
BAB 35 Tumbal Pesugihan
36
BAB 36 Tumbal Pesugihan
37
BAB 37 Tumbal Pesugihan
38
BAB 38 Tumbal Pesugihan
39
BAB 39 Tumbal Pesugihan
40
BAB 40 Tumbal Pesugihan
41
BAB 41 Tumbal Pesugihan
42
BAB 42 Tumbal Pesugihan
43
BAB 43 Tumbal Pesugihan
44
BAB 44 Tumbal Pesugihan
45
BAB 45 Tumbal Pesugihan
46
BAB 46 Tumbal Pesugihan
47
BAB 47 Tumbal Pesugihan
48
BAB 48 Tumbal Pesugihan
49
BAB 49 Tumbal Pesugihan
50
BAB 50 Tumbal Pesugihan
51
BAB 51 Tumbal Pesugihan
52
BAB 52 Tumbal Pesugihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!