Dua hari sudah berlalu ibunya masih dalam keadaan sakit, panas Hanum naik turun tidak menentu. Tapi setiap kali ingin di bawa ke rumah sakit, Hanum menolak padahal biasanya Hanum sangat perhatian dengan kesehatannya.
Hanum lebih banyak merengek bagai anak kecil, membuat Becca bingung sebenarnya ibunya kenapa, sampai bisa bertingkah seperti ini tidak seperti ibu yang dia kenal.
Selama sakit Hanum hanya mau minum susu, itu pun harus susu rasa vanila. Hanum sama sekali tidak berinteraksi di rumahnya, dia hanya bangun saat ingin mandi, minum susu dan buang air. Tapi tidak bicara sedikit pun kepada suami dan anak-anaknya.
Hanum hanya bicara jika di tanya, kalau tidak, Hanum sama sekali tidak bicara. Johan, Becca, Dion sudah sangat bingung dan merasa aneh melihat ibu mereka seperti itu. Namun entah mengapa yang ada di pikiran mereka hanya perobatan medis tidak ada yang lain.
Johan sampai menyediakan perawat khusus yang bisa datang ke rumah untuk terus memantau dan mengecek keadaan istrinya. Hal ini dilakukan Johan karena Hanum yang tidak mau pergi dari rumah bahkan hanya suka tidur berdiam di kamar. Sekalinya keluar kamar hanya untuk buang air.
Sore ini Rasty berkunjung ke rumah Becca, Becca sangat bahagia atas kedatangan Rasty. Dengan semua pikiran yang selama ini tertahan, Becca pun akhirnya meluapkan isi hati dan pikirannya kepada Rasty sore itu.
Tok tok tok, sembari mengucapkan salam.
Becca pun langsung membukakan pintu.
"Eh Ras, kamu gak kerja??" tanya Becca.
"Kerja tapi setengah hari, tadi aku sudah izin ke ayah." Jawab Rasty.
"Yuk masuk, tapi kita di kamar ibuku saja ya. Ibuku lagi sakit gak bisa di tinggal." Ucap Becca.
"Tante sakit lagi?? sakit apa??" tanya Rasty.
"Biasalah Ras demam, tapi naik turun." Jawab Becca.
Mereka pun mengambil minuman dan cemilan terlebih dahulu sebelum akhirnya pergi ke kamar sang ibu. Mereka duduk di lantai membelakangi ibu Becca yang sedang tertidur. Di saat itulah Becca yang sudah tak tahan pun akhirnya bercerita kepada Rasty.
"Kamu kenapa kok lesu banget sih.." tanya Rasty.
"Iya Ras, ibuku sakit terus-terusan kami sekeluarga jadi bingung gimana lagi biar ibu cepat pulih." Jawab Becca.
"Ke dokter mana emang bawa tante berobat??"
"Dokter biasa Ras, di rumah sakit kemarin ibu di rawat."
"Bawa aja tante ke dokter dan rumah sakit lain. Kalau sudah begini tandanya tante harus pindah rumah sakit. Ya kamu kan tau kalau kita sakit juga dokternya jodoh-jodohan. Coba aja ke rumah sakit lain." Usul Rasty.
"Iya ya, kamu bener sih nanti deh aku bilangin ke ayah."
Mereka pun mengobrol panjang lebar, sampai akhirnya air yang mereka bawa sudah habis. Becca pun pergi ke dapur untuk mengambil air dan meninggalkan Rasty di kamar ibunya.
Setelah mengambil air dan mau ke kamar, Becca sudah melihat Rasty seperti sedang beberes dan bergegas untuk berdiri dan bangkit dari duduknya. Becca dengan mempercepat langkahnya menghampiri Rasty.
"Mau kemana Ras??" tanya Becca.
Rasty langsung melihat ke arah Becca, seperti orang yang terkejut mendengar suara Becca. Becca hanya menatap sahabatnya itu sembari menunggu jawaban dari Rasty.
"Ini Becca, anu, ayahku tiba-tiba banget nelepon suruh ke pabrik katanya ada masalah. Aku jadi panik karena aku yang pegang pembukuan di pabrik." Jawab Rasty dengan gugup.
Walaupun Becca merasa Rasty sedikit aneh, namun Becca tetap berpikir wajar sahabatnya itu seperti itu jika menyangkut pemasukan di pabrik ayahnya. Bagaimana pun tanggung jawab Rasty besar di pabrik ayahnya.
Becca pun mengantarkan Becca sampai di depan rumahnya. Tak lupa ritual mereka sebelum berpisah saling berpelukan dan saling menguatkan.
"Hati-hati Ras, gausah buru-buru banget. Pasti cuma salah hitung doang itu mah. Aku gak ragu lah sama kemampuan kamu, kamu kan pintar banget hitung-hitungan." Ucap Becca mencoba menenangkan sahabatnya itu.
Rasty tersenyum dan menyambut ucapan sahabatnya itu, "Tapi terkadang aku juga bisa khilaf Becca, kamu juga ya yang sabar rawat tante. Percaya deh pasti tante bakal sembuh." Ucap Rasty.
"Pasti Ras.." Jawab Becca.
Rasty pun pergi melaju dengan sepeda motornya, Becca pun akhirnya membereskan kamar ibunya dari sisa makanan dan minuman dirinya bersama Rasty. Beberes, menunggu perawat ibunya datang agar dia bisa memasak makan malam di dapur.
...****************...
Jam setengah tujuh malam ayah dan Dion sampai di rumah. Ayah langsung ke kamar mengecek keadaan istrinya sebelum mandi dan bebersih.
"Kak, perawatnya sudah datang??" tanya Johan.
"Belum yah, kayaknya sebentar lagi deh." Jawab Becca.
Tak lama dari pembicaraan itu, suara mobil berhenti di depan rumah pun terdengar. Dion yang berada di ruang tengah langsung membukakan pintu begitu mendengar suara mobil di luar.
"Yah, perawat sama bu Anisa datang yah.." Teriak Dion.
Johan langsung menghampiri dan menyambut kedatangan dokter dan perawat yang menangani istrinya. Dokter dan perawat pun langsung melihat keadaan Hanum dan memeriksanya sedangkan Becca masak di dapur menyiapkan makan malam.
Dokter yang merawat Hanum adalah teman sekolah Hanum sendiri, oleh karenanya sudah sangat akrab dengan Johan dan Becca. Setelah memeriksa Hanum, Anisa keluar kamar untuk berbicara dengan Johan dan Becca.
Tadinya Anisa ingin bicara dan duduk di ruang tengah namun Becca datang dan menawarkan makan malam bersama.
"Bu dokter makan malam dulu yuk, kita makan malam bareng-bareng." Ucap Becca.
"Ibumu gak di bangunkan dulu itu biar makan." Jawab Anisa.
"Tidak usah, saya akan makan di kamar sambil membuat susu Hanum. Selama sakit dia gak mau makan, hanya minum susu saja. Kalian makanlah dulu di dapur nanti selesai makan kita bicarakan lagi keadaan Hanum." Ucap Johan.
Becca langsung mengarahkan Anisa dan perawatnya untuk makan malam bersama. Sedangkan Johan langsung pergi ke kamar untuk menemani istrinya, dan Dion menyiapkan makan malam ayah dan susu yang hendak di minum ibunya.
Setelah selesai mengantar makan malam dan susu yang akan di minum ibunya. Dion pun bergabung makan malam bersama dengan Becca, Anisa dan perawat yang bertugas menangani ibunya.
Saat makan malam itu, Anisa sedikit menceritakan kisah antara Johan ayah mereka dan Hanum ibu mereka karena kisah cintanya yang legendaris di masa SMA.
Becca dan Dion tentu saja antusias ingin mendengarkan kisah yang tak pernah sekali pun di singgung kedua orang tuanya. Di tengah penatnya pikiran selalu saja ada angin segar melepas sejenak kepenatan pikiran yang melanda.
Kira-kira seperti apa kisah cinta ayah dan ibu mereka ya, sampai-sampai di katakan legend . Ikuti terus kisahnya ya teman-teman ❤️.
Terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah membaca dan terus mengikuti cerita saya. Semoga teman-teman dapat terhibur dengan cerita-cerita saya, tetap sehat dan selalu semangat untuk kita semua. Love you all ❤️.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments