Karena Rasty yang semakin sering menginap di rumah Becca, malam ini Rasty justru mengajak Becca untuk tidur di rumahnya. Walaupun sulit bagi Becca mendapatkan izin dari ayahnya namun karena bujuk rayu Hanum istrinya Johan pun luluh, dengan syarat hanya satu malam dan setelahnya tidak boleh lagi.
Agar Johan mau melepaskan Becca untuk menginap di rumah Rasty, Becca pun langsung menyetujui apapun yang di katakan Johan ayahnya padanya.
Setelah makan malam, Becca langsung pergi ke rumah Rasty. Rasty yang memang sangat menunggu kedatangan Becca sudah menunggu Becca di teras rumahnya padahal rumah mereka hanya berjarak tiga rumah dan bisa saling melihat. Karena rumah mereka bersebrangan walaupun tidak berhadap-hadapan.
"Kok kamu di luar sih Ras, kan bisa nunggu aku di rumah aja." Ucap Becca.
"Gakpapa, aku mau nungguin kamu di teras aja. Tadi siap makan panas aku rasa di dalam Becca." Jawab Rasty.
"Oh begitu." Ucap Becca.
"Ya udah yuk kita masuk, aku mau curhat tentang pacarku. Makanya aku minta kamu menginap malam ini, karena kalau di rumahmu aku takut terdengar ibu dan ayahmu. Aku takut malu nanti." Ucap Rasty ke Becca.
"Ya Tuhan Ras, kita itu udah dewasa kalau ibu, ayah dengar pastilah mereka sudah maklum. Mereka lebih takut kalau kita tidak membicarakan laki-laki takut kita gak nikah." Jawab Becca sembari tertawa kecil.
Akhirnya mereka pun masuk ke dalam rumah, di dalam rumah ibu dan ayah Rasty masih duduk di ruang tengah. Becca pun memberi salam kepada keduanya. Namun Becca merasa tatapan Robert ayah Rasty berbeda padanya. Di saat itu Becca merinding, namun hanya bisa tersenyum.
Mereka langsung masuk ke dalam kamar Rasty, seperti sahabat pada umumnya mereka langsung duduk di kasur Rasty. Dengan semangat Rasty bercerita mengenai lelaki yang saat ini sedang pdkt dengannya. Becca pun menyambut hangat dan gembira kabar baik dari sahabatnya itu.
Bercerita panjang lebar membuat Becca kehausan, namun Rasty tidak menyediakan minum di kamarnya. Becca tipe orang yang tidak akan menyuruh orang lain selagi dia masih bisa mengerjakannya. Walaupun itu bukan di rumahnya, tapi dari kecil Becca sudah main disana, jadi Becca tau betul letak barang atau perabotan di rumah itu.
"Ras haus nih.." Ucap Becca.
"Mau minum apa??" tanya Rasty.
"Ada apa di kulkas, biar aku ambilkan." Jawab Becca.
"Ada jus jerukku di kulkas, ambil aja sebotol air dingin dan sebotol jus jeruk." Ucap Rasty.
Becca pun keluar kamar untuk mengambil minum. Di ruang tengah Becca masih mendengar televisi menyala yang menandakan kalau ibu dan ayah Rasty sepertinya belum tidur. Walaupun awalnya merinding, Becca tetap dengan pede mengambil minuman ke dapur sendirian karena memang rumah itu tempat bermainnya di kala balita.
Sesampainya di pintu dapur, Becca melihat ada yang berdiri membelakanginya di wastafel tempat pencucian piring. Dan Becca tau siapa sosok itu, itu adalah ibunya Rasty. Sebelum mengambil Becca pun permisi terlebih dahulu.
"Tante, Becca ambil air dingin sama jua jeruk Rasty ya tante." Ucap Becca.
Namun tidak ada jawaban, karena tidak ada jawaban Becca langsung mengambil minuman dan pergi meninggalkan dapur. Becca berpikir mungkin ibu Rasty tidak mendengarnya ataupun sedang tidak ingin bicara.
Sesampainya di kamar Rasty, Becca tidak menanyakan apapun. Mereka mengobrol kembali sembari minum bersama. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, sudah mau pagi. Walaupun mereka bukan lagi anak sekolahan, tapi mereka harus bekerja besok pagi.
Rasty dan Becca pun memutuskan untuk tidur, ternyata mereka memiliki kebiasaan yang berbeda saat tidur. Becca tidak bisa tidur jika dalam keadaan terang sedangkan Rasty tidak bisa tidur dalam keadaan gelap.
Syukurnya lampu di kamar Rasty bisa di atur tingkat kecerahannya, bisa terang, bisa redup. Mereka memilih jalan tengah untuk meredupkan lampu tidurnya, walaupun tetap saja Becca harus menutup wajahnya dengan selimut agar bisa tertidur pulas.
...****************...
Becca tersentak, terbangun karena bunyi pintu yang terbuka. Becca mengeluarkan kepalanya dari balik selimut, di bawah lampu yang remang-remang terlihat sosok wanita masuk ke kamar mereka berjalan perlahan menghampiri Rasty.
Becca menyadarkan dirinya ingin memastikan siapa yang masuk ke dalam kamar saat mereka tidur. Sosok itu mendekat dan duduk di dekat kepala Rasty di pinggir kasur.
Saat itu Becca tidur di dekat di dinding, Rastylah yang tidur di pinggir kasur. Mata Becca tidak dapat teralihkan dari sosok itu, Becca tidak bermaksud apa-apa, Becca hanya ingin memastikan wanita itu ibunya Rasty atau bukan.
Becca terus melihat ke arah sosok itu, hingga akhirnya sosok itu sadar dan melirik ke arah Becca. Namun Becca tidak terkejut, karena sosok itu adalah ibunya Rasty. Sosok itu mengisyaratkan kepada Becca untuk kembali tidur sembari tersenyum. Akhirnya Becca tertidur kembali.
Keesokan paginya Becca bangun jam enam pagi bersama Rasty, tidak ada yang aneh dan ganjil baginya. Malam itu Becca bangun melihat ibu Rasty yang masuk ke kamar, Becca pun melupakan kejadian tersebut tanpa bertanya kepada Rasty. Sampai akhirnya Becca menyadari satu hal yang membuatnya bertanya dan mulai berpikir.
Saat mereka ke dapur menghampiri ibu Rasty dengan niat hati ingin membantu menyiapkan sarapan. Setelah selesai menyiapkan sarapan dan duduk bersama di meja makan, Becca dengan spontan berkata.
"Tante potong rambut ya??" tanya Becca dengan spontan karena melihat rambut ibunya Rasty.
"Hah, enggak kok Becca, kenapa nanya gitu??" Jawab Isna ibu Rasty dengan memberikan pertanyaan lagi ke Becca.
"Iya soalnya rambut tante udah pendek, makanya Becca tanya." Jawab Becca.
"Loh rambut tante kan emang selalu segini, udah lama banget tante potong rambut." Ucap ibu Rasty.
Deq, seketika ingatan Becca kembali ke malam dimana Becca melihat Isna ibu Rasty duduk di pinggir kasur. Begitu ingatan itu kembali, Becca pun menyadari satu hal ganjil yang menandakan bahwa yang dia lihat di dapur dan masuk ke kamar Rasty bukanlah sosok asli ibu Rasty.
Becca terdiam dan sayup-sayup kembali mendengar suara ibu Rasty yang berkata padanya. Becca pun menatap ibu Rasty dengan semakin detail dan kini jantungnya berdegup dengan kencang.
"Kamu kenapa sih Becca, pagi-pagi masih ngelindur. Belum sadar sepenuhnya ya. " Ucap ibu Rasty.
Kini Becca hanya dapat tersenyum getir, namun seperti biasa Becca menyimpan semua di dalam pikirannya sendiri, Becca tidak menceritakan apapun kepada Rasty atau ibu Rasty tentang mengapa dia bertanya seperti itu.
Becca hanya menjawab dan menatap ibu Rasty dengan senyumannya dengan jantung yang sudah berpacu dengan sangat kencangnya. Karena kini banyak pertanyaan di dalam benak Becca, tapi satu yang pasti bahwa yang Becca lihat malam itu bukanlah hal yang bisa dia ungkapkan dengan sembarangan.
Bersambung..
Terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah singgah ke cerita saya, semoga cerita saya dapat menghibur teman-teman semua. Love you all ❤️.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Rani Lee
Makin seru critanya,,jgn lma2 updatenya ya author cantik😍
2023-02-02
1