Becca yang sulit tidur berusaha terus untuk tidur dengan memejamkan matanya. Akhirnya Becca merasa dia mulai mengantuk dan semakin lama dia pun tertidur.
Namun baru saja rasanya Becca tertidur, Becca bermimpi buruk kembali. Kini dalam mimpinya, dia merasakan sesak yang luar biasa.
Becca bermimpi dia melihat dirinya yang sedang tidur di ruang tengah. Namun anehnya dalam mimpinya Becca melihat bahwa dirinya terbangun, saat Becca melihat dirinya terbangun Becca juga melihat ada sosok duduk di sampingnya.
Becca yang sadar bahwa ini adalah mimpi, mencoba memperjelas sosok apa yang sedang duduk di sampingnya. Semakin jelas sosok itu terlihat oleh Becca, Becca melihat sosok wanita dengan rambut panjang dan kukunya yang berwarna hitam panjang.
Becca yang melihat dirinya di dalam mimpi itu membelakangi sosok tersebut. Becca melihat sosok itu melihat ke jari-jarinya dan kemudian mau mencekik Becca yang tertidur.
Dalam mimpi itu, Jelas Becca sangat kaget dan takut. Becca mencoba menghentikan makhluk itu agar tidak mencekik dirinya yang dia lihat di dalam mimpinya. Namun tiba-tiba sosok yang tadinya membelakanginya dengan cepat melihat ke arahnya.
Dalam mimpi itu, Becca yang terkejut spontan berteriak sekuat tenaganya. Tadinya Becca pikir mimpi itu berakhir, namun ternyata Becca yang terbangun dari mimpinya yang melihat dirinya sendiri justru melihat makhluk itu nyata di hadapannya.
Kini Becca bisa melihat wajahnya, Becca yang mengira masih di dalam mimpi mencoba melihat ke arah adik dan ibunya, namun Becca sama sekali tidak bisa bergerak Becca hanya bisa melirik dengan ekor matanya.
Dan kini Becca sadar bahwa dia tidak lagi berada di alam mimpi. Becca sekuat tenaga mencoba bergerak namun yang ada tubuhnya semakin menegang kaku. Becca kini bertatapan dengan sosok itu, Becca dapat melihat jelas wajah sosok itu yang hancur setengah dan mengeluarkan darah.
Bau amis dan busuk pun kini memenuhi ruangan itu. Becca ingin sekali berteriak minta tolong namun suaranya tidak bisa keluar sedikit pun. Dengan tersenyum dan perlahan sosok itu menggerakkan tangannya mengarah ke leher Becca.
Becca yang ketakutan setengah mati ingin sekali memilih untuk menutup matanya, namun sialnya tubuhnya tidak sesuai dengan perintahnya. Tanpa dapat mengalihkan pandangan Becca hanya bisa menangis sambil bertatapan dengan makhluk yang ingin mencekiknya.
Sejengkal lagi saja leher Becca dapat di gapainya, air mata Becca banjir dengan isak tangis yang tertahan. Namun saat hampir mengenai leher Becca, Becca meminta pertolongan kepada Tuhan. Tiba-tiba makhluk itu tidak bisa menggapai leher Becca.
Lagi-lagi Becca melihat ada dinding bening yang menghalangi makhluk itu untuk menyentuh Becca, maka semakin keras pula Becca berdoa dan meminta pertolongan Yang Maha Kuasa.
Akhirnya makhluk itu tidak bisa menggapai Becca, namun terlihat raut marah yang menyala dari makhluk itu. Tiba-tiba makhluk itu berteriak tepat di wajah Becca, teriakan yang melengking diikuti bau amis dan busuk yang keluar dari mulutnya yang terbuka membuat Becca semakin terasa sesak.
Seketika makhluk itu pun menghilang, Becca yang berusaha bangun kini bisa bangun dari tidurnya. Becca menangis, dan terbatuk karena sesak di dadanya. Batuknya yang hebat membangunkan ayah dan Dion.
Ayah terkejut melihat Becca batuk sembari menangis dengan wajah yang sudah merah padam.
"Becca, Becca, kamu kenapa nak??" tanya ayah panik.
Becca hanya bisa menangis merangkak menghampiri ayahnya dengan terus batuk. Becca merangkak ke tempat dimana ayahnya tidur dengan berurai air mata.
Ayah Becca langsung memerintahkan Dion untuk mengambil air hangat untuk kakaknya.
"Dion, cepat ambilkan air hangat untuk kakakmu." Perintah ayah.
Dengan sigap Dion langsung bangun dan mengambil air hangat di dapur untuk kakaknya. Dion langsung memberikan air itu kepada ayahnya.
Begitu sampai di tangan ayah, ayah mendoakan air yang akan diberikan kepada Becca. Dengan tubuh bergetar hebat dan batuk yang semakin mereda, Becca dengan perlahan meminum air yang diberikan ayahnya.
Setelah minum, batuk Becca pun berhenti. Becca langsung memeluk ayahnya dengan tubuh bergetar. Sang ayah yang panik langsung memeluk Becca dengan sangat erat.
"Kamu kenapa nak??" tanya ayah Becca dalam kecemasan.
Becca hanya bisa menangis dan semakin kencang memeluk ayahnya tanpa mengatakan apapun. Ayah yang tidak mau mendesak Becca akhirnya membiarkan Becca tenang dalam pelukannya.
Karena kelelahan akibat menangis, Becca pun tertidur dalam pelukan ayahnya. Ayah yang merasa putrinya sudah terlelap pun dengan perlahan melepaskan Becca dari pelukannya agar dapat tidur dengan nyaman.
Dion dan ayah yang terkejut melihat kondisi Becca hanya bisa saling tatap penuh kecemasan. Melihat putranya yang sepertinya masih mengantuk, ayah memerintahkan untuk Dion tidur kembali.
"Dion, tidurlah kembali masih jam 2 pagi sekarang." Ucap ayah.
"Ayah tidak tidur??" tanya Dion.
"Sebentar lagi, setelah merokok sebatang ayah akan tidur." Jawab ayah.
Dion yang memang masih sangat mengantuk pun kembali tertidur. Ayah, tidak bisa tidur kembali, ayah hanya merokok sembari melihat keluarga kecilnya tidur.
Dengan pikiran yang sangat rumit ayah merenung sembari mencari jalan keluar dari apa yang terjadi kepada keluarganya. Ayah hanya bisa menghela nafas panjang dan berdoa kepada Tuhan, agar di beri petunjuk untuk mengakhiri semua hal aneh yang terjadi kepada keluarganya.
...****************...
Pagi pun tiba, lagi-lagi ayah, Dion dan Ibu bangun lebih dulu dari Becca. Namun pagi ini saat hendak bangun Becca merasa tubuhnya sangat sakit seperti di tusuk-tusuk jarum. Becca juga merasakan pusing yang sangat hebat.
"Duh, aku kenapa begini ya." Ucap Beca dalam hati.
Dengan samar Becca yang duduk melihat ada seseorang yang mau menghampirinya. Saat sosok itu semakin dekat, Becca dapat melihat jelas dan ternyata itu adalah ibunya.
"Kak, kamu kenapa bisa demam begini sih??" tanya ibu Becca yang menyentuhnya dengan lembut.
Becca yang merasa ibunya seperti ibu yang dia kenal, dengan spontan Becca langsung memeluk ibunya dan menangis. Karena dia sangat merindukan ibunya yang normal.
"Kakak, kenapa begini sih. Ih udah bisa kawin juga sakit demam doang malah nangis gini meluk ibunya." Ucap ibu Becca padanya.
Bukannya tangisannya mereda, malah semakin deras. Melihat putrinya yang aneh, Ibu Becca berteriak memanggil sang ayah dengan nada bercanda.
"Ayah, ayah lihat ni putrimu udah mau kawin masih manja begini ke ibunya." Ucap ibu Becca.
Ayah yang mendengar dan melihat hal itu hanya bisa tersenyum dan sedikit tertawa. Namun dalam selip tawanya ada air mata yang mengalir juga. Ayah tau persis mengapa Becca bertingkah seperti itu, ayah tau bahwa Becca sangat merindukan ibunya yang normal seperti saat ini.
Bersambung..
Semoga cerita saya dapat menghibur di waktu luang teman-teman ya. Terimakasih sudah mampir ke cerita saya, Love you all 🥰.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Rani Lee
Kasihan Becca
2023-01-28
1