BAB 15 Tumbal Pesugihan

Malam ini mereka semua memutuskan untuk tidur bersama di kamar utama Hanum dan Johan untuk menjaga Hanum bersama. Hanum tidur bersama Becca di ranjang, sedang Johan dan Dion tidur di bawah dengan mengenakan ambal sebagai alas mereka tidur.

Begitu berbaring mereka semua tertidur walaupun tidak pulas, kegiatan hari ini membuat tubuh mereka sangat lelah. Saat mereka semua tertidur, Hanum kembali mengigau, namun kali ini mengigau dengan sangat jelas sampai membangunkan mereka semua.

"Haa... sana, aaa,, aaa.." Teriak lirih Hanum yang masih memejamkan mata.

Becca yang mendengar suara ibunya spontan langsung terduduk dan membangunkan ibunya.

"Bu, ibu, bangun bu, kenapa bu.." Ucap Becca yang setengah panik mendengar suara lirih sang ibu.

Johan yang juga mendengar pun langsung sigap naik ke tempat tidur untuk menyadarkan istrinya.

"Bu, bangun bu, ibu.." Ucap Johan.

Tak lama Hanum membuka matanya namun seperti terkejut, Hanum melihat ke sekelilingnya. Melihat istrinya sudah membuka mata, Johan langsung membantu istrinya untuk duduk agar bisa tersadar. Hanum pun duduk dengan bersandar dalam dekapan Johan suaminya.

Dion yang tadinya hanya duduk di bawah, kini naik ke atas tempat tidur untuk melihat keadaan ibunya. Hanum terlihat semakin kurus dan pucat, dengan tatapan yang kosong membuat Becca dan Dion sangat sedih melihat kondisi sang ibu.

Dengan lembut dan sabar Johan pun bertanya kepada Hanum. "Ibu, ibu kenapa, mimpi apa coba cerita ke ayah.." Ucap Johan.

"Mas, ada gorila masuk ke rumah. Gorila mas ." Ucap Hanum kepada Johan.

Johan terkejut mendengar Hanum kembali memanggilnya dengan sebutan "mas" dimana panggilan itu terakhir di ucapkan Hanum, saat Hanum hamil Becca. Setelah melahirkan Hanum terus memanggil Johan dengan sebutan "ayah" sampai saat ini.

Becca dan Dion yang tidak pernah mendengar ibunya Hanum memanggil ayahnya dengan sebutan "mas" pun juga ikut terkejut dan bingung. Mereka menatap Johan, namun Johan hanya tersenyum dan mengangguk mengisyaratkan kepada mereka untuk tetap tenang. Johan pun berkomunikasi dengan Hanum seperti saat mereka di awal pernikahan dulu dengan menggunakan panggilan kasih sayang yang mereka ciptakan.

Istrinya yang menatap ke atas dengan sorot mata yang panik, membuat Johan langsung memeluk istrinya dengan lembut sambil terus mengajak istrinya untuk bercerita apa yang sudah dia lihat.

"Gorila seperti apa neng eulis, mana ada gorila di sini." Ucap Johan dengan mencoba untuk tetap tenang dan tersenyum manis ke Hanum istrinya yang sedang berhalusinasi berat.

"Itu loh mas, besar sekali monyet besar berwarna putih mas tadi dia masuk ke rumah melihatku." Ucap Hanum masih dengan raut wajah panik.

"Neng, neng, coba sini lihat mas. Lihat mas dulu, mas mau bicara sama neng." Ucap Johan Sembari mengarahkan wajah istrinya untuk menatapnya.

Hanum pun menatap Johan dengan mata yang sendu.

"Neng, nanti mas usir ya monyet atau gorila yang besar itu. Nanti mas yang akan suruh dia pergi, neng jangan takut lagi ya ada mas di samping neng. Neng percayakan sama mas??" tanya Johan dengan wajah tersenyum.

Hanum menganggukkan kepalanya mengisyaratkan bahwa ia percaya kepada Johan, Johan pun tersenyum kepada Hanum.

"Neng minum susu dulu ya, setelahnya kita tidur ya neng." Ucap Johan.

Kembali Hanum hanya menganggukkan kepalanya menuruti perkataan Johan. Becca langsung berdiri dan membuatkan susu hangat untuk ibunya. Syukurnya semua peralatan ibunya sudah ada di kamar jadi Becca tidak harus ke dapur untuk membuatkan susu ibunya.

Hal itu dilakukan mereka, agar saat ibunya bangun mereka langsung memberikan susu hangat. Karena dengan begitu perut ibunya akan tetap hangat tidak terlalu kosong karena sudah tidak makan berhari-hari.

Cara itu yang mereka gunakan, agar ibunya bisa terus dalam keadaan kenyang dan hangat. Jam berapa pun ibunya bangun, maka Becca sudah siap untuk membuatkan susu hangat untuk ibunya.

Setelah minum susu Hanum kembali tidur, Johan turun dari kasur sesudah memastikan Hanum istrinya sudah terlelap. Becca hanya bisa berdoa agar ibunya cepat pulih, melihat sang ayah yang sangat mencintai ibunya membuat Becca dan Dion sedikit khawatir kalau-kalau ayahnya juga jatuh sakit akibat terus kepikiran dengan kesehatan ibunya.

Mereka kembali tidur, syukurnya sampai pagi tiba mereka semua bisa kembali tertidur dengan sedikit terlelap walau harus terus dalam keadaan berjaga-jaga memantau ibu mereka.

...****************...

Pagi pun tiba, Becca sangat terlelap di samping ibunya sampai lupa kalau dia harus memasak untuk ayah dan Dion. Becca tersentak mendengar suara obrolan Johan dan Dion, Becca langsung bangun membasuh wajahnya dan kemudian ke dapur.

Ternyata di dapur makanan sudah siap, sudah tersedia sayur, ikan di atas meja makan. Becca bisa bernafas lega.

"Siapa tadi yah yang masak??" tanya Becca.

"Ya akulah mbak, siapa lagi yang bisa masak selain ibu dan aku." Ucap Dion.

"Mbak juga bisa masak kok, emang kamu aja yang bisa." Jawab Becca tak mau kalah jika berdebat dengan sang adik.

"Tapi tidak seenak masakan aku kan." Ucap Dion menyombongkan diri.

Becca tidak bisa memungkirinya kalau memang masakan Dion sangat enak. Apapun yang dia masak selalu terasa sangat enak di keluarganya. Becca hanya diam dan memanyunkan bibirnya, melihat kakaknya terdiam membuat Dion merasa menang. Dion tersenyum sumringah melihat kakaknya kalah berdebat dengannya.

"Mbak mulai hari ini aku aja yang masak ya, aku kan gak bisa bangun malam jaga ibu. Cuma kakak dan ayah yang bisa terbangun tiba-tiba jadi aku masak aja ya." Ucap Dion kembali.

"Bagus deh, jadi mbak bisa tidur agak lama." Ucap Becca tersenyum.

"Sudah, sudah makan dulu yuk, ibu masih tidur kak??" tanya ayah.

"Iya yah masih nyenyak banget ibu." Jawab Becca.

"Ya sudah kita aja dulu yang makan ya." Ucap Johan.

Mereka pun makan bersama, setelahnya Dion dan Johan pergi ke pabrik untuk memantau Pabrik. Syukurnya sekarang Dion sudah tidak lagi ke kampus, dia hanya mengerjakan skripsinya di rumah.

Seperti biasa kembali lagi Becca dan ibunya berdua di rumah. Becca mengunci semua pintu, termasuk pintu kamar ibunya saat mereka hanya berdua di rumah, sebelum Becca istirahat, Becca membangunkan ibunya untuk minum susu terlebih dahulu. Setelahnya mereka berdua tidur bersama.

Bersambung..

Terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah membaca dan terus mengikuti cerita saya. Semoga teman-teman dapat terhibur dengan cerita-cerita saya, tetap sehat dan selalu semangat untuk kita semua. Love you all ❤️.

Episodes
1 BAB 1 Tumbal Pesugihan
2 BAB 2 Tumbal Pesugihan
3 BAB 3 Tumbal Pesugihan
4 BAB 4 Tumbal Pesugihan
5 BAB 5 Tumbal Pesugihan
6 BAB 6 Tumbal Pesugihan
7 BAB 7 Tumbal Pesugihan
8 BAB 8 Tumbal Pesugihan
9 BAB 9 Tumbal Pesugihan
10 BAB 10 Tumbal Pesugihan
11 BAB 11 Tumbal Pesugihan
12 BAB 12 Tumbal Pesugihan
13 BAB 13 Tumbal Pesugihan
14 BAB 14 Tumbal Pesugihan
15 BAB 15 Tumbal Pesugihan
16 BAB 16 Tumbal Pesugihan
17 BAB 17 Tumbal Pesugihan
18 BAB 18 Tumbal Pesugihan
19 BAB 19 Tumbal Pesugihan
20 BAB 20 Tumbal Pesugihan
21 BAB 21 Tumbal Pesugihan
22 BAB 22 Tumbal Pesugihan
23 BAB 23 Tumbal Pesugihan
24 BAB 24 Tumbal Pesugihan
25 BAB 25 Tumbal Pesugihan
26 BAB 26 Tumbal Pesugihan
27 BAB 27 Tumbal Pesugihan
28 BAB 28 Tumbal Pesugihan
29 BAB 29 Tumbal Pesugihan
30 BAB 30 Tumbal Pesugihan
31 BAB 31 Tumbal Pesugihan
32 BAB 32 Tumbal Pesugihan
33 BAB 33 Tumbal Pesugihan
34 BAB 34 Tumbal Pesugihan
35 BAB 35 Tumbal Pesugihan
36 BAB 36 Tumbal Pesugihan
37 BAB 37 Tumbal Pesugihan
38 BAB 38 Tumbal Pesugihan
39 BAB 39 Tumbal Pesugihan
40 BAB 40 Tumbal Pesugihan
41 BAB 41 Tumbal Pesugihan
42 BAB 42 Tumbal Pesugihan
43 BAB 43 Tumbal Pesugihan
44 BAB 44 Tumbal Pesugihan
45 BAB 45 Tumbal Pesugihan
46 BAB 46 Tumbal Pesugihan
47 BAB 47 Tumbal Pesugihan
48 BAB 48 Tumbal Pesugihan
49 BAB 49 Tumbal Pesugihan
50 BAB 50 Tumbal Pesugihan
51 BAB 51 Tumbal Pesugihan
52 BAB 52 Tumbal Pesugihan
Episodes

Updated 52 Episodes

1
BAB 1 Tumbal Pesugihan
2
BAB 2 Tumbal Pesugihan
3
BAB 3 Tumbal Pesugihan
4
BAB 4 Tumbal Pesugihan
5
BAB 5 Tumbal Pesugihan
6
BAB 6 Tumbal Pesugihan
7
BAB 7 Tumbal Pesugihan
8
BAB 8 Tumbal Pesugihan
9
BAB 9 Tumbal Pesugihan
10
BAB 10 Tumbal Pesugihan
11
BAB 11 Tumbal Pesugihan
12
BAB 12 Tumbal Pesugihan
13
BAB 13 Tumbal Pesugihan
14
BAB 14 Tumbal Pesugihan
15
BAB 15 Tumbal Pesugihan
16
BAB 16 Tumbal Pesugihan
17
BAB 17 Tumbal Pesugihan
18
BAB 18 Tumbal Pesugihan
19
BAB 19 Tumbal Pesugihan
20
BAB 20 Tumbal Pesugihan
21
BAB 21 Tumbal Pesugihan
22
BAB 22 Tumbal Pesugihan
23
BAB 23 Tumbal Pesugihan
24
BAB 24 Tumbal Pesugihan
25
BAB 25 Tumbal Pesugihan
26
BAB 26 Tumbal Pesugihan
27
BAB 27 Tumbal Pesugihan
28
BAB 28 Tumbal Pesugihan
29
BAB 29 Tumbal Pesugihan
30
BAB 30 Tumbal Pesugihan
31
BAB 31 Tumbal Pesugihan
32
BAB 32 Tumbal Pesugihan
33
BAB 33 Tumbal Pesugihan
34
BAB 34 Tumbal Pesugihan
35
BAB 35 Tumbal Pesugihan
36
BAB 36 Tumbal Pesugihan
37
BAB 37 Tumbal Pesugihan
38
BAB 38 Tumbal Pesugihan
39
BAB 39 Tumbal Pesugihan
40
BAB 40 Tumbal Pesugihan
41
BAB 41 Tumbal Pesugihan
42
BAB 42 Tumbal Pesugihan
43
BAB 43 Tumbal Pesugihan
44
BAB 44 Tumbal Pesugihan
45
BAB 45 Tumbal Pesugihan
46
BAB 46 Tumbal Pesugihan
47
BAB 47 Tumbal Pesugihan
48
BAB 48 Tumbal Pesugihan
49
BAB 49 Tumbal Pesugihan
50
BAB 50 Tumbal Pesugihan
51
BAB 51 Tumbal Pesugihan
52
BAB 52 Tumbal Pesugihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!