Karena Becca dan Hanum hanya menghabiskan waktu berdua di rumah, Becca pun bangun dari tidurnya dan menyalakan televisi. Becca bangun karena sebentar lagi ayah dan adiknya akan pulang untuk makan siang.
Saat Becca sedang asik menonton televisi tiba-tiba ibunya bangun dan duduk, jelas membuat Becca sangat terkejut.
"Ibu, ibu mau apa?? mau minum??" tanya Becca.
Hanum menggelengkan kepalanya.
"Trus ibu mau apa??" tanya Becca kembali.
"Lapar, mau makan." Jawab Hanum sambil terus melihat ke kanan dan ke kiri.
Sebenarnya Becca sangat ingin bertanya, kenapa ibunya terus melihat ke kanan dan ke kiri, seperti sedang bingung melihat sesuatu. Namun karena mereka hanya berdua di rumah membuat nyali Becca menjadi kecil. Becca berusaha mengalihkan perhatian ibunya agar ibunya tidak bersikap aneh yang membuatnya takut.
"Ibu mau makan apa?? coba sini lihat Becca sebentar." Ucap Becca.
Ibunya melihat ke arah Becca dengan wajah sendu dan mata yang sudah cekung. Seperti tidak tidur berhari-hari padahal Hanum selalu tidur.
"Mau makan apa bu??" tanya Becca kembali.
"Mau buah, lapar." Jawab Hanum.
"Kita minum susu dulu ya bu, buahnya biar di beli ayah dulu. Di rumah kita gak ada stok buah. Ibu mau menunggu kan??" tanya Becca.
Hanum menganggukkan kepalanya, hal inilah yang membuat Becca lega. Setidaknya Becca tau bahwa ibunya mengerti apa yang dia katakan. Becca langsung membuat susu hangat untuk ibunya, ibunya pun langsung meminum susu yang di buat oleh Becca.
Hanum kembali tidur, sedangkan Becca langsung menghubungi ayahnya sebelum pulang makan siang agar singgah membeli buah untuk ibunya.
Tak lama dari Becca menghubungi ayahnya, mereka pun pulang untuk makan siang. Becca langsung membukakan pintu dan mengambil buah yang sudah di beli ayahnya.
"Kok banyak sekali yah, ini apa aja ayah beli??" tanya Becca.
"Gakpapa untuk stok, tadi ayah kaget kamu bilang begitu. Jadi ayah beli aja jeruk sekilo, semangka satu, anggur sekilo, pisang sesisir, tuh ada mangga, pir semuanya sekilo-sekilo. Oia itu juga ada buah naga kesukaan ibumu ayah beli tiga kilo. Mumpung ibumu mau makan biar dia nyemil buah terus." Jawab Johan.
Melihat ayahnya tersenyum cerah seperti itu membuat Becca ikut tersenyum. Johan dan Becca berharap ibunya sudah hampir pulih karena sudah merasakan lapar. Yang selama ini tidak mau makan, sekarang mau makan adalah anugerah bagi mereka. Walaupun hanya meminta buah, itu sudah melegakan hati mereka.
Johan dan Dion pun makan di dapur, di meja makan. Sedangkan Becca mencuci beberapa buah dan mengupasnya untuk ibunya. Becca mengupas dua buah naga, dua buah pisang, beberapa anggur, dua buah mangga. Becca sengaja mengupas banyak karena tidak hanya untuk ibunya, dia berencana makan buah juga sambil menyuapi sang ibu.
"Yah, Becca tinggal ya. Gakpapa ya, ayah makan berdua sama adek. Kasian ibu sudah lapar dari tadi." Ucap Becca.
"Iya kak, tidak apa, ibumu lebih butuh kamu dari pada kami." Jawab Johan tersenyum.
Melihat ayahnya sudah terus tersenyum seperti itu, membuat Becca dan Dion memiliki harapan besar bahwa sebentar lagi ibunya akan sembuh dan sehat karena sudah mau makan.
Sesampainya di kamar, Becca sudah melihat ibunya duduk bersandar namun sambil menutupi wajah. Becca kaget melihat ibunya sudah seperti itu.
"Ibu, ibu kenapa??" tanya Becca.
"Itu, ramai sekali disini, banyak monyet, aku takut." Ucap Hanum.
"Ibu tidak ada apapun disini, cuma ada aku ibu, lihatlah." Ucap Becca mencoba meyakinkan ibunya.
"Mas, mas, mas.." Ucap Hanum lirih.
Becca kembali bingung melihat ibunya yang bertingkah seperti itu. Becca langsung keluar kamar dan memanggil ayahnya.
"Yah, yah, ibu ketakutan katanya banyak monyet di kamar yah." Ucap Becca.
Mendengar ucapan Becca, Johan langsung meninggalkan makanannya, mencuci tangannya setelahnya lari ke kamar. Becca langsung menyusul ayahnya yang berlari ke kamar.
Johan langsung menghampiri Hanum dan memegang tangannya. Benar saja tangan Hanum sudah dingin bagai es, Johan mengecek suhu tubuh lainnya. Semua hangat kecuali tangan dan kakinya.
"Kenapa neng??" tanya Johan.
"Mas, ada banyak monyet disini, bawa aku keluar aku takut disini." Ucap Hanum.
Tanpa pikir panjang, Johan langsung menggendong istrinya dan membawanya ke ruang tengah. Becca pun langsung mengikuti ayahnya dengan membawa buah dan air hangat yang memang sudah dia sediakan untuk ibunya.
...****************...
Beberapa menit Johan menenangkan Hanum, Hanum pun mulai tenang dan kembali minta buah untuk makan. Rebecca menyodorkan buah yang sudah dia potong kepada ibunya.
Hanum menggelengkan kepala, meminta agar dia makan sendiri, dia tidak ingin di suap oleh Becca. Satu mangkok buang yang sudah di potong Becca dia berikan kepada ibunya.
Awalnya Becca tidak berpikir bahwa ibunya akan menghabiskan satu mangkok buah itu, karena memang Becca ingin makan bersama sama Hanum di satu mangkok. Namun betapa terkejutnya Becca dan Johan melihat Hanum menghabiskan satu mangkok buah segar dengan cepat.
Setelah buah di mangkok habis, Hanum langsung menyingkirkan mangkok yang sudah kosong. Lalu kembali tidur di sofa, takut ibunya haus Becca pun mencoba membujuk Hanum untuk minum dulu sebelum tidur. Namun apa daya Hanum menolak untuk minum.
Becca dan ayahnya hanya saling tatap menyaksikan hal aneh yang terjadi di depan mereka. Layaknya seorang anak kecil yang sudah kenyang, Hanum tertidur pulas.
Melihat kondisi istrinya yang semakin tak biasa membuat Johan tidak tega meninggalkan Hanum dan Becca hanya berdua di rumah. Johan memutuskan untuk tetap tinggal di rumah, yang kembali ke pabrik hanya Dion yang akan di bimbing oleh Mamat.
Johan dan Becca duduk bersama di ruang tengah sembari menjaga Hanum yang sedang tertidur pulas.
"Yah, ibu udah gak normal Yah. Kayaknya kita harus cepat deh ya ke orang yang mengerti hal gaib. Benar kata bu Anisa kayaknya ibu bukan sakit biasa." Ucap Becca.
"Kenapa kamu yakin begitu kak??" tanya Johan.
Sudah dua kali ibunya menyinggung soal monyet, itu yang membuat Becca kembali mengingat mimpinya. Mimpi tentang kera putih yang dia lihat, awalnya Becca ragu untuk menceritakannya namun entah mengapa Becca merasa monyet yang di lihat ibunya sepertinya sama dengan yang ada di mimpinya.
Kini Becca sudah tidak bisa menahannya lagi, Becca pun memutuskan untuk menceritakan semua mimpi dan hal aneh yang sudah dia alami kepada ayahnya.
"Yah sebenarnya Becca juga mengalami hal aneh dan mimpi yang aneh. Awalnya Becca pikir itu hanya karena Becca kelelahan. Tapi mimpi yang Becca alami sedikit mirip dengan yang ibu lihat Yah." Ucap Becca.
Johan juga sudah lama ingin bertanya mengenai Becca yang bangun dan menangis, tapi setiap Johan bertanya Becca hanya bilang mimpi buruk. Hal itu yang membuat Johan melupakan kejadian itu, saat Becca berkata demikian, jantung Johan berpacu dengan kencang karena memang Johan sudah mencurigai seseorang.
Bersambung..
Terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah membaca dan terus mengikuti cerita saya. Semoga teman-teman dapat terhibur dengan cerita-cerita saya, tetap sehat dan selalu semangat untuk kita semua. Love you all ❤️.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Omar Diba Alkatiri
kenapa kamu yakin gitu nak? tunggu dulu ibumu mati baru ayah percaya ... Sekarang belum ada bukti nak jadi biar ibumu yg buktikan dulu kalo sakit ga biasa ...kata ayahnya
2024-07-19
0