BAB 12 Tumbal Pesugihan

Entah mengapa Becca merasa belakangan ini dia jadi tidak normal. Dia banyak memimpikan hal aneh, Becca bukanlah sosok yang terbuka menceritakan semua yang dia alami terutama mengenai mimpi. Karena memang Becca selalu menganggap setiap mimpi itu berasal dari ingatan atau pun hal yang kita lihat, itulah yang dia percayai.

Sesudah sarapan dan membantu beberes di rumah Rasty jam setengah delapan pagi Becca permisi untuk pulang ke rumahnya. Sepanjang jalan menuju rumahnya Becca terus memikirkan hal itu, mencoba mengingat kembali sosok yang dia lihat di dapur dan di kamar Rasty untuk memastikan bahwa dia bermimpi atau tidak.

Kali ini Becca benar-benar tidak bisa mengabaikannya karena dia melihat dan merasakan hal aneh itu dengan nyata, dengan kesadarannya penuh itu yang membuatnya sulit untuk mengabaikan apa yang dia lihat.

Sesampainya di rumah Becca tidak melihat ibu di dapur, sontak membuat Becca mencari sang ayah untuk bertanya perihal keberadaan sang ibu. Ayah yang duduk termenung di ruang tengah pun di hampiri oleh Becca.

"Ayah kenapa bengong begitu, ayah sedang mikirkan apa??" tanya Becca.

"Gakpapa kak.." Jawab Johan dengan lesu.

"Ibu mana yah??" tanya Becca kembali.

"Ibumu sakit lagi, tadi malam seluruh badannya sangat panas dan baru bisa tertidur tadi pagi." Jawab Johan.

"Kok ayah gak panggil Becca di rumah Rasty, atau telepon Becca gitu." Ucap Becca.

"Kalau hanya demam seperti itu, ayah masih bisa mengurusnya. Yang ayah pikirkan saat ini kenapa ibumu semakin sering sakit-sakitan begini. Padahal dulu waktu ayah masih kerja di perusahaan ibumu jarang sekali sakit seperti ini Becca." Ucap lesu Johan.

"Ayah sepertinya sudah waktunya kita memperkerjakan orang untuk mengurus rumah. Biar ibu tidak terlalu letih begini. Sepertinya ibu sudah semakin kelelahan ayah." Usul Becca.

"Iya ya, ya sudah nanti ayah hubungi pamanmu untuk cari orang kampung kerja di rumah kita." Jawab Johan.

Johan berkata begitu karena memang banyak sekali gadis atau lajang yang masih menganggur di desa kelahirannya itu. Setiap mencari pekerja Johan lebih mengutamakan orang-orang dari desanya dari pada dia mencari di kota tempat dia tinggal saat ini.

Setelah berbicara dengan ayahnya, Becca pergi ke kamar ayah dan ibunya untuk melihat keadaan sang ibu. Becca mengecek keadaan ibu, syukurnya saat Becca mengecek keadaan ibunya, panas tubuh Hanum ibunya sudah turun. Becca sangat lega melihat ibunya yang tertidur pulas, tidak ingin menganggu sang ibu akhirnya Becca memutuskan beberes dan memasak di rumah.

Tepat jam sembilan pagi Johan ayah Becca dan adiknya Dion pergi ke pabrik untuk bekerja. Kini di rumah hanya ada dia dan ibunya, karena merasa sepi Becca menutup dan mengunci pintu utama rumahnya dan memilih untuk tidur bersama ibunya di kamar sembari menunggu jam sebelas siang untuk membangunkan ibunya untuk makan.

Di kamar ibunya, Becca menyalakan televisi walaupun dia tidak menonton tapi setidaknya Becca tidak merasa terlalu sepi. Saat Becca menemani ibunya tidur, beberapa kali Becca mendengar ibunya merintih mengigau. Tidak jelas apa yang di katakan ibunya namun sangat jelas terdengar seperti rintihan kepanikan.

Becca pun berusaha menyadarkan ibunya dengan sedikit mengguncang tubuh ibunya untuk membangunkannya.

"Bu, bu, ibu kenapa, mimpi ya??" tanya Becca.

Ibu membuka matanya dan berkata. "Enggak." Sembari menggelengkan kepala dan kemudian tertidur kembali.

Walaupun saat sakit ibunya belum pernah seperti ini, namun kali ini Becca tetap berpikir positif karena semalaman ibunya panas tinggi. Pasti bisa menyebabkan halusinasi ringan karena panas tinggi yang ibunya lewati. Becca hanya menyelimuti ibunya dan setengah memeluk sang ibu yang sedang sakit.

...****************...

Menemani ibu tidur di kamar, Becca pun akhirnya tertidur. Saat jam makan siang tiba, tepat jam satu siang Becca terbangun mendengar ketukan pintu di depan rumah.

Saat terbangun Becca tersentak, spontan melihat ke arah jam. Waktu yang menunjukkan pukul satu siang membuat Becca loncat dari tempat tidur dan bergegas membuka pintu, ya benar, Johan ayah Becca dan Dion pulang untuk makan siang.

Rebecca pun membuka pintu dengan cepat.

"Ayah udah lama disini??" tanya Becca panik.

"Enggak kok kak, baru lima menit. Kakak tidur ya??" tanya Johan kembali.

"Iya yah, maaf ya yah. Becca ketiduran saat nemani ibu di kamar." Jawab Becca.

"Tidak apa kak, ibu sudah makan??" tanya Johan.

"Belum yah." Ucap Becca.

"Enak ya mbak tidur siang.." Ledek Dion kepada Becca.

"Enak dong, makanya jadi anak cewe." Balas Becca tak mau kalah.

Dion memasang muka cemberutnya, sedangkan Johan hanya tersenyum melihat tingkah kedua anak-anaknya. Dion menyiapkan makan siang yang sudah di masak oleh Becca, sedangkan Becca mencoba membangunkan ibu yang belum makan.

"Bu, bu, bangun dulu yuk, kita makan dulu bu." Ucap Becca dengan lembut.

"Enggak mau, mau minum susu saja." Jawab Hanum ibu Becca.

"Bu, makan ya masa minum susu aja nanti perut ibu sakit loh." Ucap Becca mencoba merayu sang ibunda.

"Enggak mau, mau minum susu." Jawab Hanum dengan merengek.

Melihat ibunya seperti itu, Becca hanya bisa pasrah dan menuruti Hanum. Namun Becca menyiasati dengan mengentalkan susu yang dia buat untuk ibunya. Berharap ibunya dapat kenyang dan cepat pulih.

Becca pergi ke dapur, untuk membuatkan susu untuk ibunya.

"Kak, gimana ibu mau makan??" tanya Johan.

"Enggak yah, ibu mau minum susu katanya." Jawab Becca.

"Ya sudah, kasih saja susu yang penting perut ibu hangat dan terisi." Ucap ayah.

Becca pun menuruti perkataan ayahnya dan memberikan susu hangat untuk ibunda. Setelah selesai minum susu di kamar, Hanum langsung tertidur kembali, seperti tidak ingin bangkit dari tempat tidurnya.

Namun Becca tidak ingin memaksa Hanum untuk bangun, Becca berharap dengan istirahat panjang sang ibu bisa kembali sehat dan pulih seperti dulu.

Becca pun pergi ke dapur bergabung dengan Johan dan Dion untuk makan siang bersama. Kini rumah mereka terasa sangat sepi, walaupun semua orang berada di rumah. Yang membuat suasana rumah ramai dan hidup hanya Hanum, dengan kecerewetannya dan lawakan spontan khasnya.

Saat Hanum sakit barulah mereka terasa, bahwa tanpa mendengar suara Hanum sang ibunda rumah terasa sangat asing rasanya, bahkan sangat sepi.

Begitu juga dengan sang ayah Johan, saat Hanum sakit, Johan seperti kehilangan semangatnya. Wajah datar dan penuh khawatir selalu tampak saat dia termenung merokok di sudut ruangan di rumah itu.

Bersambung...

Terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah singgah ke cerita saya, semoga cerita saya dapat menghibur teman-teman semua. Love you all ❤️.

Terpopuler

Comments

Astiah Harjito

Astiah Harjito

Sebel sama klga Becca kok gk nyadar2 juga

2023-02-15

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Tumbal Pesugihan
2 BAB 2 Tumbal Pesugihan
3 BAB 3 Tumbal Pesugihan
4 BAB 4 Tumbal Pesugihan
5 BAB 5 Tumbal Pesugihan
6 BAB 6 Tumbal Pesugihan
7 BAB 7 Tumbal Pesugihan
8 BAB 8 Tumbal Pesugihan
9 BAB 9 Tumbal Pesugihan
10 BAB 10 Tumbal Pesugihan
11 BAB 11 Tumbal Pesugihan
12 BAB 12 Tumbal Pesugihan
13 BAB 13 Tumbal Pesugihan
14 BAB 14 Tumbal Pesugihan
15 BAB 15 Tumbal Pesugihan
16 BAB 16 Tumbal Pesugihan
17 BAB 17 Tumbal Pesugihan
18 BAB 18 Tumbal Pesugihan
19 BAB 19 Tumbal Pesugihan
20 BAB 20 Tumbal Pesugihan
21 BAB 21 Tumbal Pesugihan
22 BAB 22 Tumbal Pesugihan
23 BAB 23 Tumbal Pesugihan
24 BAB 24 Tumbal Pesugihan
25 BAB 25 Tumbal Pesugihan
26 BAB 26 Tumbal Pesugihan
27 BAB 27 Tumbal Pesugihan
28 BAB 28 Tumbal Pesugihan
29 BAB 29 Tumbal Pesugihan
30 BAB 30 Tumbal Pesugihan
31 BAB 31 Tumbal Pesugihan
32 BAB 32 Tumbal Pesugihan
33 BAB 33 Tumbal Pesugihan
34 BAB 34 Tumbal Pesugihan
35 BAB 35 Tumbal Pesugihan
36 BAB 36 Tumbal Pesugihan
37 BAB 37 Tumbal Pesugihan
38 BAB 38 Tumbal Pesugihan
39 BAB 39 Tumbal Pesugihan
40 BAB 40 Tumbal Pesugihan
41 BAB 41 Tumbal Pesugihan
42 BAB 42 Tumbal Pesugihan
43 BAB 43 Tumbal Pesugihan
44 BAB 44 Tumbal Pesugihan
45 BAB 45 Tumbal Pesugihan
46 BAB 46 Tumbal Pesugihan
47 BAB 47 Tumbal Pesugihan
48 BAB 48 Tumbal Pesugihan
49 BAB 49 Tumbal Pesugihan
50 BAB 50 Tumbal Pesugihan
51 BAB 51 Tumbal Pesugihan
52 BAB 52 Tumbal Pesugihan
Episodes

Updated 52 Episodes

1
BAB 1 Tumbal Pesugihan
2
BAB 2 Tumbal Pesugihan
3
BAB 3 Tumbal Pesugihan
4
BAB 4 Tumbal Pesugihan
5
BAB 5 Tumbal Pesugihan
6
BAB 6 Tumbal Pesugihan
7
BAB 7 Tumbal Pesugihan
8
BAB 8 Tumbal Pesugihan
9
BAB 9 Tumbal Pesugihan
10
BAB 10 Tumbal Pesugihan
11
BAB 11 Tumbal Pesugihan
12
BAB 12 Tumbal Pesugihan
13
BAB 13 Tumbal Pesugihan
14
BAB 14 Tumbal Pesugihan
15
BAB 15 Tumbal Pesugihan
16
BAB 16 Tumbal Pesugihan
17
BAB 17 Tumbal Pesugihan
18
BAB 18 Tumbal Pesugihan
19
BAB 19 Tumbal Pesugihan
20
BAB 20 Tumbal Pesugihan
21
BAB 21 Tumbal Pesugihan
22
BAB 22 Tumbal Pesugihan
23
BAB 23 Tumbal Pesugihan
24
BAB 24 Tumbal Pesugihan
25
BAB 25 Tumbal Pesugihan
26
BAB 26 Tumbal Pesugihan
27
BAB 27 Tumbal Pesugihan
28
BAB 28 Tumbal Pesugihan
29
BAB 29 Tumbal Pesugihan
30
BAB 30 Tumbal Pesugihan
31
BAB 31 Tumbal Pesugihan
32
BAB 32 Tumbal Pesugihan
33
BAB 33 Tumbal Pesugihan
34
BAB 34 Tumbal Pesugihan
35
BAB 35 Tumbal Pesugihan
36
BAB 36 Tumbal Pesugihan
37
BAB 37 Tumbal Pesugihan
38
BAB 38 Tumbal Pesugihan
39
BAB 39 Tumbal Pesugihan
40
BAB 40 Tumbal Pesugihan
41
BAB 41 Tumbal Pesugihan
42
BAB 42 Tumbal Pesugihan
43
BAB 43 Tumbal Pesugihan
44
BAB 44 Tumbal Pesugihan
45
BAB 45 Tumbal Pesugihan
46
BAB 46 Tumbal Pesugihan
47
BAB 47 Tumbal Pesugihan
48
BAB 48 Tumbal Pesugihan
49
BAB 49 Tumbal Pesugihan
50
BAB 50 Tumbal Pesugihan
51
BAB 51 Tumbal Pesugihan
52
BAB 52 Tumbal Pesugihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!