Entah mengapa Becca merasa belakangan ini dia jadi tidak normal. Dia banyak memimpikan hal aneh, Becca bukanlah sosok yang terbuka menceritakan semua yang dia alami terutama mengenai mimpi. Karena memang Becca selalu menganggap setiap mimpi itu berasal dari ingatan atau pun hal yang kita lihat, itulah yang dia percayai.
Sesudah sarapan dan membantu beberes di rumah Rasty jam setengah delapan pagi Becca permisi untuk pulang ke rumahnya. Sepanjang jalan menuju rumahnya Becca terus memikirkan hal itu, mencoba mengingat kembali sosok yang dia lihat di dapur dan di kamar Rasty untuk memastikan bahwa dia bermimpi atau tidak.
Kali ini Becca benar-benar tidak bisa mengabaikannya karena dia melihat dan merasakan hal aneh itu dengan nyata, dengan kesadarannya penuh itu yang membuatnya sulit untuk mengabaikan apa yang dia lihat.
Sesampainya di rumah Becca tidak melihat ibu di dapur, sontak membuat Becca mencari sang ayah untuk bertanya perihal keberadaan sang ibu. Ayah yang duduk termenung di ruang tengah pun di hampiri oleh Becca.
"Ayah kenapa bengong begitu, ayah sedang mikirkan apa??" tanya Becca.
"Gakpapa kak.." Jawab Johan dengan lesu.
"Ibu mana yah??" tanya Becca kembali.
"Ibumu sakit lagi, tadi malam seluruh badannya sangat panas dan baru bisa tertidur tadi pagi." Jawab Johan.
"Kok ayah gak panggil Becca di rumah Rasty, atau telepon Becca gitu." Ucap Becca.
"Kalau hanya demam seperti itu, ayah masih bisa mengurusnya. Yang ayah pikirkan saat ini kenapa ibumu semakin sering sakit-sakitan begini. Padahal dulu waktu ayah masih kerja di perusahaan ibumu jarang sekali sakit seperti ini Becca." Ucap lesu Johan.
"Ayah sepertinya sudah waktunya kita memperkerjakan orang untuk mengurus rumah. Biar ibu tidak terlalu letih begini. Sepertinya ibu sudah semakin kelelahan ayah." Usul Becca.
"Iya ya, ya sudah nanti ayah hubungi pamanmu untuk cari orang kampung kerja di rumah kita." Jawab Johan.
Johan berkata begitu karena memang banyak sekali gadis atau lajang yang masih menganggur di desa kelahirannya itu. Setiap mencari pekerja Johan lebih mengutamakan orang-orang dari desanya dari pada dia mencari di kota tempat dia tinggal saat ini.
Setelah berbicara dengan ayahnya, Becca pergi ke kamar ayah dan ibunya untuk melihat keadaan sang ibu. Becca mengecek keadaan ibu, syukurnya saat Becca mengecek keadaan ibunya, panas tubuh Hanum ibunya sudah turun. Becca sangat lega melihat ibunya yang tertidur pulas, tidak ingin menganggu sang ibu akhirnya Becca memutuskan beberes dan memasak di rumah.
Tepat jam sembilan pagi Johan ayah Becca dan adiknya Dion pergi ke pabrik untuk bekerja. Kini di rumah hanya ada dia dan ibunya, karena merasa sepi Becca menutup dan mengunci pintu utama rumahnya dan memilih untuk tidur bersama ibunya di kamar sembari menunggu jam sebelas siang untuk membangunkan ibunya untuk makan.
Di kamar ibunya, Becca menyalakan televisi walaupun dia tidak menonton tapi setidaknya Becca tidak merasa terlalu sepi. Saat Becca menemani ibunya tidur, beberapa kali Becca mendengar ibunya merintih mengigau. Tidak jelas apa yang di katakan ibunya namun sangat jelas terdengar seperti rintihan kepanikan.
Becca pun berusaha menyadarkan ibunya dengan sedikit mengguncang tubuh ibunya untuk membangunkannya.
"Bu, bu, ibu kenapa, mimpi ya??" tanya Becca.
Ibu membuka matanya dan berkata. "Enggak." Sembari menggelengkan kepala dan kemudian tertidur kembali.
Walaupun saat sakit ibunya belum pernah seperti ini, namun kali ini Becca tetap berpikir positif karena semalaman ibunya panas tinggi. Pasti bisa menyebabkan halusinasi ringan karena panas tinggi yang ibunya lewati. Becca hanya menyelimuti ibunya dan setengah memeluk sang ibu yang sedang sakit.
...****************...
Menemani ibu tidur di kamar, Becca pun akhirnya tertidur. Saat jam makan siang tiba, tepat jam satu siang Becca terbangun mendengar ketukan pintu di depan rumah.
Saat terbangun Becca tersentak, spontan melihat ke arah jam. Waktu yang menunjukkan pukul satu siang membuat Becca loncat dari tempat tidur dan bergegas membuka pintu, ya benar, Johan ayah Becca dan Dion pulang untuk makan siang.
Rebecca pun membuka pintu dengan cepat.
"Ayah udah lama disini??" tanya Becca panik.
"Enggak kok kak, baru lima menit. Kakak tidur ya??" tanya Johan kembali.
"Iya yah, maaf ya yah. Becca ketiduran saat nemani ibu di kamar." Jawab Becca.
"Tidak apa kak, ibu sudah makan??" tanya Johan.
"Belum yah." Ucap Becca.
"Enak ya mbak tidur siang.." Ledek Dion kepada Becca.
"Enak dong, makanya jadi anak cewe." Balas Becca tak mau kalah.
Dion memasang muka cemberutnya, sedangkan Johan hanya tersenyum melihat tingkah kedua anak-anaknya. Dion menyiapkan makan siang yang sudah di masak oleh Becca, sedangkan Becca mencoba membangunkan ibu yang belum makan.
"Bu, bu, bangun dulu yuk, kita makan dulu bu." Ucap Becca dengan lembut.
"Enggak mau, mau minum susu saja." Jawab Hanum ibu Becca.
"Bu, makan ya masa minum susu aja nanti perut ibu sakit loh." Ucap Becca mencoba merayu sang ibunda.
"Enggak mau, mau minum susu." Jawab Hanum dengan merengek.
Melihat ibunya seperti itu, Becca hanya bisa pasrah dan menuruti Hanum. Namun Becca menyiasati dengan mengentalkan susu yang dia buat untuk ibunya. Berharap ibunya dapat kenyang dan cepat pulih.
Becca pergi ke dapur, untuk membuatkan susu untuk ibunya.
"Kak, gimana ibu mau makan??" tanya Johan.
"Enggak yah, ibu mau minum susu katanya." Jawab Becca.
"Ya sudah, kasih saja susu yang penting perut ibu hangat dan terisi." Ucap ayah.
Becca pun menuruti perkataan ayahnya dan memberikan susu hangat untuk ibunda. Setelah selesai minum susu di kamar, Hanum langsung tertidur kembali, seperti tidak ingin bangkit dari tempat tidurnya.
Namun Becca tidak ingin memaksa Hanum untuk bangun, Becca berharap dengan istirahat panjang sang ibu bisa kembali sehat dan pulih seperti dulu.
Becca pun pergi ke dapur bergabung dengan Johan dan Dion untuk makan siang bersama. Kini rumah mereka terasa sangat sepi, walaupun semua orang berada di rumah. Yang membuat suasana rumah ramai dan hidup hanya Hanum, dengan kecerewetannya dan lawakan spontan khasnya.
Saat Hanum sakit barulah mereka terasa, bahwa tanpa mendengar suara Hanum sang ibunda rumah terasa sangat asing rasanya, bahkan sangat sepi.
Begitu juga dengan sang ayah Johan, saat Hanum sakit, Johan seperti kehilangan semangatnya. Wajah datar dan penuh khawatir selalu tampak saat dia termenung merokok di sudut ruangan di rumah itu.
Bersambung...
Terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah singgah ke cerita saya, semoga cerita saya dapat menghibur teman-teman semua. Love you all ❤️.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Astiah Harjito
Sebel sama klga Becca kok gk nyadar2 juga
2023-02-15
3