Malam itu Hasan, Johan dan Dion langsung bersiap dan bergegas untuk pergi. Walaupun Johan menawarkan untuk Hasan beristirahat di rumah sehari dia menolaknya, karena memang yang dia lihat dari mata batinnya kakaknya sudah mati di setengah tubuhnya.
Hasan tidak menceritakan apapun yang dia lihat dengan mata batinnya, dia takut tidak ada semangat dari Johan dan Dion untuk kesembuhan Hanum. Untuk menghindari keputusasaan Hasan menyimpan semua yang dia ketahui.
Di perjalanan Hasan langsung menelepon temannya itu, meminta bantuan doa agar mereka selamat di perjalanan. Karena memang yang dirasakan Hasan saat di perjalanan sangat mencekam. Banyak makhluk yang mau menyerang Dion secara pikiran dengan membuat ragu, mengantuk, atau merasa sangat lelah sehingga menghalangi mereka sampai di tujuan.
Terlihat sepanjang perjalanan Dion yang menyetir beberapa kali gelisah dengan membuka kaca mobil karena merasa udara sangat pengap dan panas. Terkadang Dion juga merasakan gas mobilnya sangat berat membuatnya sangat kelelahan.
Sampai suatu ketika Dion mengeluh kepada pamannya tidak sanggup melanjutkan perjalanan dan mau tidur di hotel satu malam. Sedangkan Hasan tau waktu untuk kakaknya tidak lagi banyak.
"Paman, capek banget aku. Kita istirahat di hotel tidak bisa?? untuk tidur 2 jam saja. Kakiku sangat sakit paman." Ucap Dion dengan menghela nafas kasar karena memang merasa sangat lelah.
"Baca doa dek, ingat ibumu butuh obat segera. Tahan ya, sadar dek, sadar, baca doa jangan putus. Kalau kita telat, kita akan menyesal nanti." Jawab Hasan.
Seketika seperti disadarkan Dion sadar, mengelus dadanya dan membaca doa sepanjang perjalanan. Karena merasa aneh dengan tubuhnya Dion pun menghidupkan doa-doa dari handphonenya agar terputar terus menerus.
Walaupun masih terasa gelisah, namun doa-doa yang di putar Dion membantu sedikit menenangkan dan membuat Dion fokus ke tujuannya. Johan pun tak putus-putusnya terus berdoa sepanjang perjalanan.
Setengah perjalanan Hasan melihat keponakannya sudah mengantuk, takut membahayakan mereka. Hasan memilih untuk menggantikan Dion, tadinya Johan yang mau menggantikan Dion. Namun Hasan melihat raut wajah abangnya itu penuh kegelisahan, jelas hal itu akan membawa dampak buruk bagi mereka jika memaksakan Johan mengendarai dengan perasaan seperti itu.
Oleh karenanya Hasan berkeras agar dia yang membawa mobil sampai di tujuan, karena memang sudah setengah jalan tidak terlalu jauh lagi. Mereka memperkirakan jam lima pagi mereka akan sampai di tujuan.
Namun apa daya perkiraan-perkiraan yang mereka pikirkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Yang tadinya mereka pikir akan sampai satu jam lagi, ternyata mereka tidak sampai-sampai hingga dua jam lebih. Mereka terus melewati jalan yang sama sebanyak tiga kali, awalnya tidak ada yang sadar sampai akhirnya Hasan mencoba menandai titik di putaran yang kedua dan benar saja mereka samapi di titik awal ketiga kalinya.
Hasan langsung memberhentikan mobilnya, Hasan melihat jam di tangannya masih menunjukkan pukul lima subuh. Karena tidak tau mereka berada dimana, Hasan menoleh ke samping dan ke belakang dia dapati abang dan keponakannya tertidur.
Tanpa berpikir Hasan langsung membangunkan mereka, saat semua sudah tersadar Hasan menceritakan bahwa mereka sudah tersasar dan terus keliling di jalan ini. Memang di jam Hasan menunjukkan pukul lima subuh namun jamnya tidak bergerak sedetik pun dari pertama dia melihat jam.
Hasan mulai meyakini bahwa mereka bukanlah di alam manusia sesungguhnya. Jalan mereka seperti di gelapkan, syukurnya Hasan tersadar. Mereka memutuskan untuk beribadah dan berdoa di dalam mobil. Di akhir doa mereka bertiga seketika keadaan yang tadi sangat gelap berubah sangat terang.
Melihat hal itu bersamaan membuat Johan dan Dion terpaku, namun tidak lupa mereka mengucapkan syukur yang luar biasa, namun mereka sangat terkejut karena ternyata sudah pukul delapan pagi dan mereka berada di tengah jalan yang penuh pepohonan rindang. Hasan mencoba melajukan mobilnya dengan jalan terus lurus, tidak sampai satu jam mereka berada di depan rumah teman Hasan yang akan membantunya.
Mereka mengucapkan syukur kembali berharap mereka belum terlambat. Entah melewati jalan yang mana, tiba-tiba mereka sudah di depan rumah teman Hasan. Aneh namun mencoba di tepisnya.
...****************...
Di rumah yang tinggal hanya Anna, Hanum dan Becca. Ternyata tidak hanya Hasan, Johan dan Dion yang mengalami gangguan selama perjalanan. Anna dan Becca juga merasakan gangguan.
Namun berbeda dengan Hasan, Johan dan Dion yang merasakan efek gangguan setelah setengah perjalanan di jam dua belas malam. Yang tinggal di rumah khususnya bagi Anna dan Becca mereka mengalami gangguan pukul dua malam sampai adzan subuh berkumandang.
Mereka bertiga yang tidur di ruang tengah pun tidak bisa tertidur. Becca dan Anna merasakan perasaan gelisah yang hebat. Mereka hanya duduk sembari minum kopi yang sudah di buatkan oleh Becca.
Mereka juga takut tertidur, jika ada hal yang terjadi pada Hanum dan mereka tidak mengetahuinya. Namun sebelum dini hari, saat Johan dan lainnya baru berangkat, Becca terkejut dengan pertanyaan sang bibi.
"Sebelum ibumu jadi separah ini, apa ada seseorang yang datang berkunjung ke rumah kalian??" tanya Anna serius.
Deq, jantung Becca berpacu dengan cepat seketika wajah sahabatnya Rasty terlintas di pikirannya. Karena memang Rasty lah yang terakhir main bersamanya di kamar ayah, ibunya.
Saat Rasty mulai terlintas di pikirannya, Becca menyadari satu hal. Sampai detik ini Rasty belum terlihat lagi, bahkan tidak menghubunginya sama sekali lewat chatting atau sekedar menelepon mengajak bermain seperti biasanya.
"Apa ada Becca??" tanya Anna membuyarkan lamunan Becca.
"Ada bi.." Jawab Becca sendu.
"Siapa yang terakhir datang ke rumah??" tanya Anna.
"Rasty bi, anak om Robert." Jawab Becca.
Anna dan Hasan memang sudah memiliki feeling sejak mengetahui keadaan Hanum yang seperti itu. Karena memang saat Robert membuka usaha yang sama dengan Johan, Robert ada menawarkan suatu hal pada Johan yang akhirnya membuat hubungan keduanya menjadi renggang sampai detik ini.
"Ngapain dia ke rumah, dia tau ibu sakit??" tanya Anna semakin detail.
"Tau bi, Becca cerita semua hal pada Rasty. Tapi bi, Rasty juga pernah dua kali menginap di rumah sebelum akhirnya tidak pernah muncul lagi sampai sekarang. Bi, sebenarnya ada hal yang belum Becca ceritakan ke ayah mengenai keluarga Rasty." Ucap Becca spontan kepada bibinya.
Awalnya Becca sama sekali tidak mau menceritakan hal yang dia lihat di rumah Rasty kepada siapapun, tapi entah mengapa saat bersama bibinya Becca terdorong untuk memberitahukan bibinya mengenai hal itu.
"Apa itu, ceritakan pada bibi sekarang." Ucap Anna tegas.
Becca pun akhirnya menceritakan kepada Anna tentang apa yang dia lihat di rumah Rasty. Namun Becca juga jujur tidak berani menceritakan ke ayahnya karena takut ayahnya jadi melarangnya berteman dengan Rasty. Sementara Becca tidak tau yang dilihatnya nyata atau mimpi, Becca masih ragu takut menjadi fitnah untuk keluarga Rasty.
Mendengar ucapan keponakannya Anna hanya bisa menghela nafas kasar, karena memang semenjak menikah dengan Hasan, entah mengapa Anna menjadi sedikit peka mengenai hal gaib. Bisa merasakan dan bahkan bisa melihat kejadian yang di ceritakan seseorang kepadanya apakah cerita itu benar adanya atau hanya mengarang.
Anna jadi bisa melihat hal itu jelas, jika cerita itu nyata maka gambaran akan kejadian yang sama akan terlihat oleh Anna. Namun jika hal itu tidak benar adanya, maka Anna tidak akan melihat apapun.
Anna menghela nafas kasar karena tau apa yang di ceritakan keponakannya itu benar adanya dan nyata yang Becca alami bukan sekedar mimpi.
Apakah yang sebenarnya terjadi, apakah semua ada hubungannya dengan Rasty??
Ikuti terus ceritanya ya teman-teman, terimakasih sudah setia dan mendukung karya saya. Jangan lupa like, komen dan vote nya ya teman-teman. Karena dukungan kalian adalah semangat saya. Terimakasih 🥰.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments