BAB 5 Tumbal Pesugihan

Dua puluh menit Rasty dan Becca duduk bercerita menunggu hidangan yang di siapkan khusus ibu Isna untuk Becca. Hidangan itu datang, satu bebek bakar, satu ayam bakar dengan bumbu khas restoran yang paling laris dan satu minuman jus jeruk.

Melihat semua hidangan yang sangat menarik, Becca mencicipi sepotong daging ayam dan sepotong daging bebek. Karena memang Becca baru selesai makan, Becca tidak menghabiskannya hanya mencicipi saja. Karena merasa tidak enak Becca meminta untuk makanan yang diberikan padanya untuk di bungkus agar dia makan di rumah bersama ayah dan adiknya.

Bu Isna yang memang sudah menganggap Becca layaknya anak sendiri tidak mempermasalahkan hal itu, dengan senang hati bu Isna meminta pegawainya untuk membungkus makanan Becca. Tak lama mereka bertiga mengobrol ayah Rasty yaitu pak Robert datang menghampiri mereka.

Rebecca spontan langsung berdiri memberi salam kepada ayah Rasty. Namun saat itu Becca malah merasakan hawa mencekam dan dingin yang membuatnya merinding, seketika wajah Robert dalam mimpi Becca pun terlintas dalam pikiran Rebecca.

"Hai Becca, apa kabar kamu, makin cantik aja pulang dari perantauan ya." Ucap Robert.

Deq, jantung Becca berdetak dengan cepat. Becca merasa Robert bukanlah om Robert yang dulu dia kenal. Baru kali ini Becca mendengar perkataan aneh, bukan karena perkataannya namun nada bicaranya saat mengucapkan hal itu membuat Becca merasa risih.

"Baik om, ayah dan ibu juga semuanya baik." Jawab Becca.

Saat Becca berkata demikian, raut wajah Robert seketika berubah menjadi dingin.

"Ibu kamu gimana?? sehat, kok jarang sekali terlihat." Tanya Robert kembali.

Becca berbohong dengan mengingat perkataan ayahnya, tidak ada seorang pun yang boleh tau keadaan ibunya selain mereka yang tinggal serumah.

"Ibu sehat om, ibu jarang keluar lagi om karena di rumah ibu sudah lelah banyak pekerjaannya di rumah. Sekarang ayah suka makanan yang hangat selalu jd saat mau makan ibu selalu masak untuk ayah. Makanya sekarang sudah jarang keluar rumah om." Jawab Becca.

"Oh begitu, kamu kenapa pulang, liburan ya??" tanya Robert.

Becca masih berfikir positif dengan runtutan pertanyaan ayah Rasty, namun selama ia kenal Robert, Robert bukanlah orang yang akan bertanya detail itu padanya. Namun Becca masih menganggap barangkali om Robert berubah karena sekarang sudah memiliki usaha dan lebih sering bersosialisasi dengan orang banyak.

" Enggak liburan om, saya memutuskan untuk tinggal di sini aja. Saya sudah gak kerja lagi om, ayah minta saya kerja bantu-bantu ayah disini biar tidak usah merantau lagi kata ayah om." Jawab Becca.

"Baguslah, ayahmu memang hebat ya. Sekarang dia bisa sesukses itu, saya tidak menyangka padahal dulu dia berawal dari bawahan saya." Ucap Robert.

Mendengar perkataan itu jelas ada rasa tidak enak di hati Becca namun Becca mencoba tetap tersenyum di depan Rasty dan bu Isna yang baginya sudah seperti saudara.

Mereka mengobrol bersama, sampai akhirnya Becca meminta izin untuk pulang tepat jam setengah sembilan malam. Sebenarnya bukan karena ingin menepati perkataannya kepada ayah namun Becca sudah tidak merasa nyaman sejak kehadiran Robert di tengah-tengah mereka.

"Om, bu, saya permisi pulang ya. Tadi ayah berpesan saya pulang jangan terlalu larut, karena ada pekerjaan yang ayah berikan kepada saya untuk belajar mengelola bisnisnya." Ucap Becca agar terlihat memiliki alasan yang logis.

"Cepat kali kamu pulang sayang, tapi ya sudahlah anak gadis tidak boleh pulang terlalu larut yakan. Kirim salam sama ayah dan ibu ya sayang, ajak mereka untuk makan disini ya biar kita ngobrol bareng lagi kayak dulu." Ucap bu Isna.

"Iya bu, nanti saya sampaikan ke ayah dan ibu ya bu." Jawab Becca.

Rasty pun permisi kepada ayah dan ibunya untuk mengantarkan Becca pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah Becca, Becca mengucapkan terimakasih kepada Rasty karena sudah membawakan banyak makanan untuk mereka.

"Makasih banyak ya Ras, makanan di restoran kamu enak-enak banget pantesan rame begitu. Makasih banyak ya bilang ke om dan Tante banyak banget di bawain mereka untuk ayah dan ibu. Kamu hati-hati di jalan." Ucap Becca.

"Sama-sama Becca, apa sih yang enggak untuk kamu. Kamu itu keluargaku juga tau, pokoknya malam minggu nanti kita harus jalan lagi ya." Jawab Rasty.

"Oke Ras, bye.." Ucap Becca.

"Bye.." Jawab Rasty.

Rasty pun berlalu mengendarai sepeda motornya, begitu sampai di rumah pikiran Becca kembali kepada sang ibu yang sakit tidak wajar. Hanya sejenak pikirannya dapat teralih kini pikirannya sudah kembali seperti benang yang sangat kusut.

...****************...

Becca masuk rumah dengan mengucapkan salam yang di sambut oleh sang ayah.

"Ayah ini ada makanan dari om Robert dan bu Isna." Ucap Becca.

"Dion, ini ambil makanan yang di bawa kakakmu. Bawa ke dapur dan hidangkan ayah harus bicara dengan kakakmu sebentar." Perintah ayah.

"Iya yah." Jawab Dion.

Dion langsung bergegas mengambil makanan dari tangan kakaknya. Namun jelas terlihat raut wajah ayah yang sepertinya lega melihatnya sampai di rumah. Banyak pertanyaan dalam benak Becca melihat segala keanehan dan keganjilan di hadapannya.

Namun Becca berpikir mungkin hal itu dia lihat karena dia sudah sangat lama merantau dan baru ini bertegur sapa kembali dengan keluarganya. Becca menganggap bahwa sekarang dia sedang beradaptasi kembali.

Baru saja ayah dan Becca ingin berbincang Dion memanggil Becca. "Mbak, mbak, coba kemari deh." Panggil Dion.

"Apaan sih Dion, malam-malam begini teriak-teriak." Gerutu ayah.

Ayah dan Becca datang menghampiri Dion. " Ada apa dek, kenapa??" tanya Becca.

"Ini mbak makanannya beli dimana sih??" tanya Dion kembali.

"Di kasih ibunya kak Rasty, emang kenapa??" tanya Becca.

"Udah basi mbak, lihat deh udah bau begini, berlendir lagi." Ucap Dion.

Ayah pun langsung mengecek makanan yang di pegang Dion.

"Tadi masih bagus loh dek, baru di masak kok masa langsung basi. Tadi juga kakak makan disana enak kok." Jawab Becca.

Ayah spontan langsung melihat ke arah Becca. "Tadi kamu makan banyak kak??" tanya ayah.

"Enggak yah cuma icip doang karena kakak kenyang, kan baru makan sama ayah tadi di rumah." Jawab Becca.

"Oh begitu, ya sudah ini buang saja semuanya ke belakang. Setelah ini kita tidur saja ya, besok saja kita bicaranya kak." Ucap ayah.

Becca yang merasa aneh hanya mencoba mengikuti perintah sang ayah. Setelah membersihkan dan membuang semua makanan ke belakang. Mereka langsung mencuci tangan dan tidur seperti perintah ayahnya.

Namun Becca sangat sulit untuk tidur, karena pikirannya mulai di penuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya merasa ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.

Bersambung...

Semoga teman-teman semua dapat terhibur dengan cerita-cerita saya. Love you all 🥰.

Episodes
1 BAB 1 Tumbal Pesugihan
2 BAB 2 Tumbal Pesugihan
3 BAB 3 Tumbal Pesugihan
4 BAB 4 Tumbal Pesugihan
5 BAB 5 Tumbal Pesugihan
6 BAB 6 Tumbal Pesugihan
7 BAB 7 Tumbal Pesugihan
8 BAB 8 Tumbal Pesugihan
9 BAB 9 Tumbal Pesugihan
10 BAB 10 Tumbal Pesugihan
11 BAB 11 Tumbal Pesugihan
12 BAB 12 Tumbal Pesugihan
13 BAB 13 Tumbal Pesugihan
14 BAB 14 Tumbal Pesugihan
15 BAB 15 Tumbal Pesugihan
16 BAB 16 Tumbal Pesugihan
17 BAB 17 Tumbal Pesugihan
18 BAB 18 Tumbal Pesugihan
19 BAB 19 Tumbal Pesugihan
20 BAB 20 Tumbal Pesugihan
21 BAB 21 Tumbal Pesugihan
22 BAB 22 Tumbal Pesugihan
23 BAB 23 Tumbal Pesugihan
24 BAB 24 Tumbal Pesugihan
25 BAB 25 Tumbal Pesugihan
26 BAB 26 Tumbal Pesugihan
27 BAB 27 Tumbal Pesugihan
28 BAB 28 Tumbal Pesugihan
29 BAB 29 Tumbal Pesugihan
30 BAB 30 Tumbal Pesugihan
31 BAB 31 Tumbal Pesugihan
32 BAB 32 Tumbal Pesugihan
33 BAB 33 Tumbal Pesugihan
34 BAB 34 Tumbal Pesugihan
35 BAB 35 Tumbal Pesugihan
36 BAB 36 Tumbal Pesugihan
37 BAB 37 Tumbal Pesugihan
38 BAB 38 Tumbal Pesugihan
39 BAB 39 Tumbal Pesugihan
40 BAB 40 Tumbal Pesugihan
41 BAB 41 Tumbal Pesugihan
42 BAB 42 Tumbal Pesugihan
43 BAB 43 Tumbal Pesugihan
44 BAB 44 Tumbal Pesugihan
45 BAB 45 Tumbal Pesugihan
46 BAB 46 Tumbal Pesugihan
47 BAB 47 Tumbal Pesugihan
48 BAB 48 Tumbal Pesugihan
49 BAB 49 Tumbal Pesugihan
50 BAB 50 Tumbal Pesugihan
51 BAB 51 Tumbal Pesugihan
52 BAB 52 Tumbal Pesugihan
Episodes

Updated 52 Episodes

1
BAB 1 Tumbal Pesugihan
2
BAB 2 Tumbal Pesugihan
3
BAB 3 Tumbal Pesugihan
4
BAB 4 Tumbal Pesugihan
5
BAB 5 Tumbal Pesugihan
6
BAB 6 Tumbal Pesugihan
7
BAB 7 Tumbal Pesugihan
8
BAB 8 Tumbal Pesugihan
9
BAB 9 Tumbal Pesugihan
10
BAB 10 Tumbal Pesugihan
11
BAB 11 Tumbal Pesugihan
12
BAB 12 Tumbal Pesugihan
13
BAB 13 Tumbal Pesugihan
14
BAB 14 Tumbal Pesugihan
15
BAB 15 Tumbal Pesugihan
16
BAB 16 Tumbal Pesugihan
17
BAB 17 Tumbal Pesugihan
18
BAB 18 Tumbal Pesugihan
19
BAB 19 Tumbal Pesugihan
20
BAB 20 Tumbal Pesugihan
21
BAB 21 Tumbal Pesugihan
22
BAB 22 Tumbal Pesugihan
23
BAB 23 Tumbal Pesugihan
24
BAB 24 Tumbal Pesugihan
25
BAB 25 Tumbal Pesugihan
26
BAB 26 Tumbal Pesugihan
27
BAB 27 Tumbal Pesugihan
28
BAB 28 Tumbal Pesugihan
29
BAB 29 Tumbal Pesugihan
30
BAB 30 Tumbal Pesugihan
31
BAB 31 Tumbal Pesugihan
32
BAB 32 Tumbal Pesugihan
33
BAB 33 Tumbal Pesugihan
34
BAB 34 Tumbal Pesugihan
35
BAB 35 Tumbal Pesugihan
36
BAB 36 Tumbal Pesugihan
37
BAB 37 Tumbal Pesugihan
38
BAB 38 Tumbal Pesugihan
39
BAB 39 Tumbal Pesugihan
40
BAB 40 Tumbal Pesugihan
41
BAB 41 Tumbal Pesugihan
42
BAB 42 Tumbal Pesugihan
43
BAB 43 Tumbal Pesugihan
44
BAB 44 Tumbal Pesugihan
45
BAB 45 Tumbal Pesugihan
46
BAB 46 Tumbal Pesugihan
47
BAB 47 Tumbal Pesugihan
48
BAB 48 Tumbal Pesugihan
49
BAB 49 Tumbal Pesugihan
50
BAB 50 Tumbal Pesugihan
51
BAB 51 Tumbal Pesugihan
52
BAB 52 Tumbal Pesugihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!