"Yah sebenarnya Becca juga mengalami hal aneh dan mimpi yang aneh. Awalnya Becca pikir itu hanya karena Becca kelelahan, tapi mimpi yang Becca alami sedikit mirip dengan yang ibu lihat yah." Ucap Becca.
"Coba ceritakan mimpi kakak." Ucap Johan.
"Becca pernah mimpi, Becca di hutan terus di kejar-kejar kera Yah, tapi begitu sampai di rumah keranya gak bisa masuk ke rumah kayak ada dinding bening gitu jadi keranya gak bisa masuk. Keranya warna putih Yah, tapi setelah kera-kera itu pergi Becca gak sengaja lihat ke arah rumah Rasty, om Robert, bu Isna dan Rasty menatap marah ke arah Becca yah. Terus di situ banyak orang yang berwajah kera. Begitu Becca tau om Robert punya usaha pabrik dan banyak karyawannya Becca malah berpikir semua wajah kera itu karyawannya om Robert. Tapi Becca gak ngerti kenapa Becca mikir begitu Yah." Ucap Becca.
Johan diam dengan serius mendengarkan cerita putrinya.
"Selain itu apa ada mimpi lain lagi yang kakak alami??" tanya Johan.
"Ada Yah, ada lagi mimpi buruk yang Becca alami. Ayah ingat gak yang waktu Becca bangun nangis-nangis meluk ayah???" tanya Becca kembali pada Johan.
"Iya ingat kak, itu kan ayah tanya sama kakak. Kakak cuma geleng-geleng aja, ayah tanya lagi kakak bilang cuma mimpi buruk. Jadi ayah pikir kakak gak mau cerita sama ayah."
"Bukan gak mau cerita ayah, Becca gak mau nambah beban pikiran ayah." Ucap Becca.
"Mimpi Becca yang kedua, Becca mimpi di cekik sama perempuan wajahnya setengah rusak, kuki nya panjang berwarna hitam. Terus mengeluarkan bau busuk dan amis ayah." Ucap Becca.
"Kakak lihat itu dimana, coba ceritakan mimpi kakak lebih spesifik ke ayah." Ucap Johan mulai sangat serius mendengarkan mimpi putrinya.
Saat menceritakan hal itu, Becca merasa bulu kuduknya merinding. Bahkan semakin dia mengingat hal itu seluruh tubuhnya merinding dan seperti ada hawa dingin di sekelilingnya.
Becca mulai mengusap-usap tangannya dan menceritakan detailnya kepada sang ayah.
"Becca juga ngerasa aneh yah, Becca ngalamin hal itu. Karena awalnya Becca melihat tubuh Becca sendiri yang lagi tidur di ruang tengah. Tapi di samping tubuh Becca duduk seorang wanita mengenakan baju putih panjang. Dan dia ingin mencekik Becca yang tidur, spontan Becca takut dan mau menghalangi wanita itu mencekik tubuh Becca. Tapi entah bagaimana yang tadinya wanita itu membelakangi Becca tiba-tiba melihat ke arah Becca dan seketika juga Becca melihat dia ada di hadapan Becca dengan tangannya yang hampir menyentuh leher Becca. Sejengkal lagi pasti dia bisa mencekik Becca jadi Becca tahan nafas dan nangis. Bangun-bangun Becca batuk-batuk ayah itu rasanya sakit banget kayak ada sesuatu yang ingin keluar tapi gak bisa." Ucap Becca.
Johan menghela nafasnya panjang mendengar cerita putrinya. Johan mulai mengingat perkataan adiknya saat Becca lahir. Mendengar cerita Rebecca yang sudah sangat ganjil Johan pun akhirnya menyerah dan memutuskan untuk menelepon adiknya yang berada di kampung. Adik yang memang sekarang sudah menjadi pemuka agama, tapi tidak bisa terlepas dari hal gaib.
"Ada lagi yang kakak alami??" tanya Johan.
Becca sangat ragu menceritakan kisah yang dia alami di rumah Rasty. Becca pun memilih menyimpan cerita itu.
"Tidak ayah, sudah tidak ada lagi." Jawab Becca.
"Ya sudah, ayah akan menelepon pamanmu dulu ya." Ucap Johan.
"Ayah mau minta bantuan paman??" tanya Becca.
"Seperti yang kamu bilang dan bu Anisa katakan. Kita coba saja minta bantuan ke pamanmu." Jawab Johan.
Namun sampai saat ini yang Becca dan Dion tau sang paman yang merupakan ustad, bukan seseorang yang memiliki kemampuan melihat dan mengerti hal gaib.
"Ya sudah kalau begitu yah." Ucap Becca.
Johan mengambil ponselnya dan mulai menelepon adiknya Hasan untuk menceritakan semua hal yang dirasanya ganjil yang terjadi pada keluarganya.
...****************...
Johan menelepon Hasan, dari dalam rumah sayup-sayup Becca juga mendengar pembicaraan ayah dan pamannya.
"Halo, kamu sedang sibuk tidak??" tanya Johan.
"Tidak bang, ada apa, ada masalah kan di rumah??" tanya Hasan kembali.
"Iya, Becca dan kakak iparmu." Jawab Johan.
"Kenapa dengan mereka??"tanya Hasan kembali namun dengan suara yang cukup panik.
Johan menghela nafas.
"Kakak iparmu sudah lama sakit, tapi gak sembuh-sembuh padahal skait demam biasa. Dan Becca, sepertinya benar katamu Becca memiliki kemampuan sepertimu." Ucap Johan.
"Coba ceritakan dengan jelas padaku, apa yang sudah terjadi." Ucap Hasan.
Johan pun menceritakan awal mula istrinya sakit, dari sakit biasa sampai tiba-tiba jadi aneh beberapa minggu, normal kembali dan menjadi aneh kembali sampai saat ini.
Johan juga menceritakan mimpi yang Becca alami, Johan menceritakan bagaimana istrinya terus mengatakan monyet terus menerus.
Semua di ceritakan Johan kepada Hasan sangat detail, tanpa ada yang terlewat sedikit pun. Setelah menyelesaikan pembicaraan mereka, Hasan menghela nafas kasar dan sedikit marah dengan abangnya.
"Kenapa abang baru cerita sekarang, keadaan kakak ipar sudah parah. Boleh tidak percaya bang, tapi kan abang tidak buta dengan hal-hal seperti ini. Syukurnya abang belum kehilangan lagi, seperti kita kehilangan ayah." Ucap Hasan.
"Jadi aku harus bagaimana, bantu aku." Ucap Johan dengan suara putus asa.
"Abang taukan aku tidak bisa menyembuhkan, aku hanya bisa melihat saja, tahapan kakak ipar aku tidak bisa menanganinya sendiri. Besok aku akan datang ke rumah dengan istriku. Siapkan saja mobil, tutup pabrik dua hari, abang dan Dion akan pergi bersamaku. Biar Becca, kak Hanum dan istriku saja yang tinggal di rumah." Ucap Hasan.
"Baiklah, kabari aku besok jika sudah di jalan." Sambung Johan.
"Iya bang." Jawab Hasan.
Mendengar ucapan Hasan membuat Johan semakin pusing. Becca yang juga mendengar pembicaraan mereka semakin khawatir dengan keadaan ibunya. Becca melihat ke arah ibunya dan menghela nafas.
Tapi dalam benak Becca juga ada yang ingin dia tanyakan tentang apa yang sudah dia dengar tadi. Namun masih Becca pendam, karena menurutnya saat ini hanya saat yang tepat untuk fokus kepada ibunya.
Setelah selesai menelepon, Johan masuk ke dalam rumah. Setelah ayahnya masuk dan duduk kembali di ruang tengah, Becca meninggalkan ayah dan ibunya berdua di ruang tengah. Dia memilih untuk beberes rumah sebelum Dion pulang dari pabrik.
Johan memandangi istrinya dengan sendu, mengelus kepala istrinya dengan sangat lembut. Tersirat penyesalan dalam raut wajahnya, karena sudah bertindak terlalu menuruti egonya yang menentang masa lalu.
Masa lalu membuatnya terjebak, terjebak dalam kesakitan dan membuatnya kehilangan kebijaksanaan.
Bersambung..
Terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah membaca dan terus mengikuti cerita saya. Semoga teman-teman dapat terhibur dengan cerita-cerita saya, tetap sehat dan selalu semangat untuk kita semua. Love you all ❤️.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments