Jarak dari rumah Hasan ke rumah Johan yang sekarang cukup jauh dan memakan waktu satu hari, satu malam. Dengan sabar dan terus berdoa mereka sekeluarga menunggu kedatangan paman mereka.
Selesai makan malam, Johan memberitahukan kepada seluruh karyawan pabrik bahwa lusa pabrik akan di liburkan. Tadinya mau di liburkan besok, karena Hasan baru berangkat malam ini di perkirakan akan sampai besok di malam hari juga, oleh karenanya mereka akan pergi lusa untuk mengobati Hanum.
Setelah Johan mengetahui apa yang di alami Becca, Johan tidak berani meninggalkan Becca dan Hanum hanya berdua di rumah. Johan memutuskan untuk tetap tinggal di rumah sampai istrinya di obati dan pulih. Untuk urusan pabrik Johan sudah menyerahkannya kepada Dion dan Mamat.
Setiap malam Hanum selalu mengigau jika tidur di kamar, karena hal itu mereka kembali tidur bersama si ruang tengah. Malam ini mereka kembali tidur di ruang tengah bersama-sama.
Sudah pukul sepuluh malam namun Johan dan Becca belum bisa tidur sama sekali, mereka sengaja tidak menceritakan apa yang Becca alami kepada Dion. Dion anak yang sangat penakut, dan lusa ayahnya membutuhkannya untuk menyetir ke tempat pengobatan ibunya.
Johan takut jika Dion mengetahui sakit ibunya lebih berhubungan ke hal mistis. Dion akan enggan ikut bersama Johan dan Hasan, sementara Johan sangat membutuhkan tenaga Dion untuk menyetir agar bisa bergantian. Karena memang tempat yang akan mereka tuju juga sangat jauh sekitar sepuluh jam perjalanan.
Karena tidak bisa tidur Becca pun mengajak ayahnya bercerita.
"Ayah, Becca mau tanya sesuatu boleh tidak??" tanya Becca.
"Boleh dong, silahkan kamu mau tanya apa??" Jawab Johan.
"Maaf ya ayah, tadi sewaktu ayah bertelepon dengan paman. Becca sedikit mendengar pembicaraan ayah dan paman, Becca dengar, Becca memiliki kemampuan seperti paman. Maksudnya itu gimana yah??" tanya Becca.
"Kakak sudah tau belum kalau paman bisa melihat makhluk gaib??" tanya Johan kembali.
"Paman bisa lihat makhluk gaib ayah?? yang Becca tau paman seorang ustad itu saja." Jawab Becca.
"Iya pamanmu sebenarnya bisa melihat makhluk gaib, bisa berkomunikasi atau menyembuhkan orang kerasukan. Tapi pamanmu tidak bisa menyembuhkan orang-orang dari kiriman teluh atau santet." Ucap Johan.
"Ayah belum pernah bercerita sebelum mengenai paman yang bisa seperti itu. Sekarang ceritain dong yah, Becca pengen tau gimana awalnya paman bisa seperti itu??" tanya Becca.
Johan pun mulai menceritakan masa kecil yang mereka lalui bersama. Dulu Hasan dapat melihat hal gaib dan di sadari oleh kakek dan nenek saat di usia yang menginjak 5 tahun.
Hal itu dilihat dari Hasan yang sering berkomunikasi, bermain, tertawa sendirian seolah memiliki teman. Melihat putra mereka memiliki gelagat yang aneh, kakek dan nenek Becca mulai mencari tau apa yang sudah terjadi dengan Hasan putra mereka.
Hingga akhirnya tetua di desa mengatakan bahwa Hasan memiliki kemampuan yang tidak biasa dari anak normal. Ketika sudah mengetahui hal itu, berbagai cara mereka lakukan agar Hasan tidak bisa melihat makhluk gaib lagi namun tetap saja usaha mereka tidak membuahkan hasil.
Hingga akhirnya Hasan bertumbuh dengan memiliki kemampuan seperti itu, menyadari dirinya seperti itu Hasan memilih memperdalam ilmu agama yang dia anut. Hasan percaya apa yang sudah di karunia kan padanya, jika di balut dengan iman akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya dan orang-orang di sekelilingnya.
Dan benar saja, semakin kuat ilmu agamanya Hasan pun menjadi pribadi yang sangat berbeda. Memiliki toleransi yang tinggi, tidak pernah menghakimi selalu memberikan dampak positif dimana pun dia berada. Seiring berjalannya waktu, dia banyak membantu orang-orang yang dia temui bukan yang dengan sengaja datang meminta bantuannya.
Dan saat lahirnya Becca, Hasan pernah berkata bahwa Becca memiliki kemampuan yang sama dengannya. Namun yang belum di ketahui Hasan cara Becca dapat melihat hal gaib itu. Dan kini sudah terjawab, Becca tidak bisa melihat makhluk gaib dengan keadaan sadar. Becca selalu di beri pertanda atau melihat hal yang di luar pikirannya melalui mimpi-mimpinya.
Mendengar penjelasan sang ayah, Becca pun mulai mengingat mimpi-mimpi yang pernah dia alami. Dan juga ada beberapa mimpi yang memang terulang terjadi di dunia nyata, seketika bulu kuduk Becca berdiri.
"Sudah ah yah, besok lagi ya kita bahas. Becca jadi merinding nih yah." Ucap Becca sambil mengelus kedua lengannya.
Johan tersenyum melihat ekspresi ngeri di wajah putrinya.
"Ya sudah tidurlah kak, jangan lupa berdoa dulu ya kak." Ucap Johan.
"Baik yah." Jawab Becca.
Mereka pun tidur bersama di ruang tengah, walaupun baru mengetahui hal mengerikan syukurnya Becca bisa tertidur dengan lelap malam itu.
...****************...
Bunyi air yang mengalir di padukan dengan suara kuali dan aroma yang sedap membangunkan Becca dari tidur lelapnya. Begitu bangun, Becca langsung mengecek keadaan ibunya terlebih dahulu sebelum menghampiri aroma sedap yang membuatnya tersadar.
Becca menatap wajah ibunya cukup lama, wajah yang semakin tirus dan pucat membuat hati Becca pedih. Pedih karena tidak tau harus berbuat apa untuk menolong ibu yang merupakan tongkat dalam keluarga mereka. Semua bergantung pada sang ibu, semua mengandalkan Hanum, itu yang membuat mereka sangat kebingungan sampai tidak dapat berpikir positif untuk mencari jalan keluar.
Seperti biasa Hanum hanya minum susu dan terkadang juga mau makan buah yang sangat banyak. Walaupun khawatir mereka bersyukur sang ibu bisa bertahan sejauh ini hanya mengandalkan susu dan buah-buahan.
Satu hari terasa sangat lama bagi mereka menunggu kedatangan sang paman, seperti menunggu harapan yang terkadang hilang dengan mudahnya.
Setelah mengamati wajah sendu, pucat sang ibu. Becca menghampiri Dion yang sedang memasak di dapur.
"Mbak kata ayah paman mau datang ya sama bibi??" tanya Dion.
"Iya, kenapa dek??" Becca yang kembali bertanya kepada Dion.
"Lihat ini ayah banyak sekali belanja, dan menyuruhku masak, bantu aku dong mbak." Ucap Dion memelas.
"Iya, iya sini mbak bantu." Jawab Becca yang mulai membantu Dion memasak.
"Kalau aja ibu sehat, pasti asik ya kak ibu yang masak. Masakan ibu kan banyak variasinya dan enak-enak pula." Ucap Dion spontan.
Bukannya menanggapi perkataan sang adik, air hangat mulai mengalir di pipi Becca tanpa meminta izin padanya. Air yang mengalir semakin deras dan tidak tau cara berhenti.
Tidak mendengar suara sang kakak membuat Dion melihat ke arah kakaknya. Dia dapati kakaknya yang berdiri terpaku memegang sayuran dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Tidak tega, Dion mengecilkan api kompornya menghampiri sang kakak dan mendekapnya dalam diam. Kini bukan hanya Becca, air mata Dion juga mulai menetes.
Apakah yang akan terjadi oleh ibu mereka, akankah Hanum bisa kembali pulih atau pergi ke pangkuan sang pencipta??
Bersambung..
Terimakasih untuk semua teman-teman yang sudah membaca dan terus mengikuti cerita saya. Semoga teman-teman dapat terhibur dengan cerita-cerita saya, tetap sehat dan selalu semangat untuk kita semua. Love you all ❤️.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments