Saat Becca berbicara dengan dokter, dokter menjelaskan bahwa bu Hanum tidak mengidap penyakit serius. Keadaan bu Hanum saat ini di duga kelelahan dan tensi yang rendah serta gizi yang buruk.
Bu Hanum di diagnosis kurang gizi dan cairan, dokter pun menyarankan agar bu Hanum di rawat di rumah sakit sampai sadar. Namun jika dalam dua hari bu Hanum tidak juga sadarkan diri maka dokter akan mengambil tindakan untuk memindahkan bu Hanum ke ruang ICU.
Mendengar hal itu sontak membuat jantung Becca berpacu dengan cepatnya, setelah menyampaikan hal itu dokter pun permisi untuk keluar ruangan. Tak lama dari dokter yang sudah meninggalkan ruangan, Johan ayah Rebecca pun masuk.
Johan melihat Becca putrinya menggenggam tangan sang ibu dengan erat sambil memandangi sang ibu.
"Kak, tadi apa yang di katakan dokter??" tanya ayah kepada Becca.
"Kata dokter ibu kelelahan, kurang cairan, kurang gizi yah, semoga ibu lekas sadar. Karena kalau dalam dua hari ibu tidak sadar, ibu akan di pindahkan ke ruang ICU yah untuk di rawat." Jawab Becca.
Dion dan Johan terduduk dan menghela nafas, saat seperti itu Dion yang selama ini mencoba mengikuti yang di lakukan ayahnya pun kini mencoba untuk mencari jalan keluar bersama ayahnya.
"Yah, kemarin ayah bilang mau bicara dulu ke teman ayah. Gimana yah, apa kata teman ayah??" tanya Dion.
"Teman ayah bilang sepertinya ibu bukan sakit normal, dan ada hubungannya dengan kekuatan ilmu hitam. Dia menyarankan ayah untuk pergi konsultasi ke pemuka agama yang mengerti hal gaib." Jawab Johan.
"Kalau begitu ayo yah, kita coba cari saja Kiai yang bisa membantu kita yah." Ucap Dion.
"Iya, ayah akan coba cari tahu dulu dengan teman ayah, Kiai mana yang bisa kita temui." Jawab Johan.
Mendengar hal itu Dion mencoba sabar dengan mengikuti apa yang dilakukan ayahnya, karena bagaimanapun Dion tau sekarang hati ayah juga yang paling terluka melihat keadaan ibunya seperti itu.
Malam ini mereka semua memutuskan untuk tidur di rumah sakit, barang-barang yang belum sempat di bawa rencananya besok akan di ambil oleh Becca dan ayah ke rumah sembari mereka memberitahu bahwa pabrik akan di tutup seminggu.
Kini mereka hanya bisa bersabar, berdoa berharap bahwa sang ibu tidak dalam bahaya besar. Karena bagaimanapun ibu adalah semangat dan tiang utama bagi mereka sekeluarga.
...****************...
Keesokan harinya di pagi hari, Johan dan Dion pulang ke rumah untuk memasak dan memberitahukan mandor agar meliburkan pabrik mereka.
Di rumah Johan sudah mengirimkan pesan kepada setiap mandor untuk memberitahukan karyawan, sedangkan Dion memasak untuk membawa bekal ke rumah sakit.
Namun salah satu kepala mandor di pabrik datang ke rumah, beliau bernama pak Mamat. Pak Mamat mengucapkan salam dan disambut oleh Johan.
"Pak Mamat kenapa kemari, kan sudah saya bilang kita liburkan saja seminggu." Ucap Johan.
"Bos, kalau kita liburkan selama itu, semua mesin akan dingin dan juga orderan besar sudah pada masuk bos. Bos bisa ke pabrik setiap malam untuk mengecek semua pembukuan, di pabrik kita kan setiap sudut juga ada cctv. Bos bisa mengecek semua itu saat berkunjung agar pabrik tetap berjalan bos. Kalau bos libur masyarakat akan tau kalau bos putri sedang sakit." Ucap Mamat.
"Benar sih apa yang kamu bilang Mat, ya sudah kalau begitu kamu yang handle semua ya nanti saya akan memberitahukan di grup kita kamu yang mengatur semuanya. Saya percayakan padamu Mat, saya akan datang ke pabrik setelah magrib." Jawab Johan.
"Baik bos." Ucap Mamat dan setelahnya Mamat langsung pergi ke pabrik untuk mengabsen dan melihat pekerja yang sudah datang.
Biasanya Mamat dan Johan bersama melihat keadaan pabrik, Mamat merupakan tangan kanan Johan dalam mengurus pabrik. Walaupun mereka bukan keluarga atau saudara yang memiliki ikatan darah namun berkat kemampuan Mamat juga pabrik Johan dapat berkembang. Karenanya Mamat memiliki kewenangan yang hampir sama dengan Johan, namun Mamat tidak bisa menggunakan komputer itu yang membuat Johan membagi tugas dengan Mamat.
Keadaan di rumah sakit.
Di rumah sakit jam dua belas siang ibu Becca sadar, perlahan ibu membuka matanya dan meminta minum.
"Haus, haus." Ucap Hanum pertama kalinya saat sadar.
"Ibu, ibu sadar.." Spontan Becca langsung memencet tombol darurat dan memberikan ibunya sesendok air hangat.
Suster jaga datang menghampiri ke ruangan.
"Ada apa mbak??" tanya suster.
"Ini sus, ibu saya sudah sadar tolong cek keadaannya." Ucap Becca.
Suster pun langsung mengecek keadaan ibunya.
"Mbak saya sebentar memanggil dokter ya mbak, ibu jangan di berikan apapun dulu." Ucap suster.
"Baik sus.." Jawab Becca menuruti perkataan suster.
Namun ibu Becca terus meminta air karena ingin minum.
"Haus, haus, aku haus" Ucap Hanum dengan tatapan kosong.
"Ibu tahan sebentar ya tunggu dokter datang, Becca takut jika memberi ibu sembarangan. Sabar ya bu." Ucap Becca sembari menggenggam tangan ibu.
Namun Hanum ibu Becca terus mengatakan hal yang sama, sampai akhirnya ibu Becca mencengkram sangat kuat tangan Becca sembari melotot. Namun di saat itu, Becca menjadi sangat takut.
"Haus, aku haus bocah." Ucap Hanum dengan suara berat yang sangat serak.
Becca pun sadar suara itu bukan suara ibunya, Becca pun berusaha melepaskan cengkraman sang ibu dari tangannya. Becca kaget dan tubuhnya merinding.
Tak lama dokter pun akhirnya tiba, namun saat dokter tiba Becca melihat ibunya seperti normal tidak seperti yang tadi. Karena ingin memastikan Becca mencoba berbicara dan mendekati ibunya.
"Ibu, ibu mau minum??" tanya Becca.
Bu Hanum menggelengkan kepalanya dengan lemah. Jantung Becca berpacu dengan kencang, karena tadi apa yang dia alami dan lihat benar-benar bukan ibunya.
Saat dokter sedang memeriksa ibunya, ayah dan Dion pun sampai di ruangan itu. Melihat dokter sedang memeriksa sang istri Johan langsung menghampiri dokter dan melihat keadaan istrinya.
Sementara Becca menarik tangan Dion dan membawanya keluar ruangan. Dion heran melihat gelagat kakaknya itu, di tambah lagi tangan kakaknya yang sangat dingin seperti baru saja memegang es.
"Mbak kenapa, kok tangan mbak dingin banget??" tanya Dion.
"Ada yang mau mbak katakan sama kamu, tapi sebelum itu. Kamu percayakan sama mbak??" tanya Becca.
"Mbak kenapa sih, ya jelaslah aku percaya sama mbak. Kenapa emangnya mbak??" tanya Dion yang sudah sangat penasaran.
"Ini loh dek, ibu, ibu aneh." Ucap Becca.
"Maksudnya mbak gimana, tapi ibu baru sadar tu aku dengar kenapa aneh??" tanya Dion.
Terlihat jelas oleh Dion raut wajah sang kakak yang sangat panik dan berubah menjadi pucat.
"Mbak cerita aja, gausah di pendam mbak. Ibu kenapa??" tanya Dion.
Becca menatap Dion dengan jantung yang berpacu dengan cepat.
Apakah Dion akan percaya dengan apa yang di katakan Becca??
Bersambung..
Semoga cerita saya dapat menghibur di waktu luang teman-teman ya. Terimakasih sudah mampir ke cerita saya, Love you all 🥰.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Praba Tini LA
next
2023-01-30
1