20. Keputusan Hani

Acara lamaran Alfian dengan Dokter Dila selesai tanpa hambatan apapun. Alfian tak menyangka sekaligus senang, ternyata anak teman arisan mamanya yang dijodohkan padanya itu adalah Dokter Dila, dokter cantik yang sempat ia kagumi saat membawa istrinya Hani cek kandungan saat itu.

"Udah cantik, pintar, kaya lagi, idaman aku banget, ibu tahu aja seleraku." Puji Alfian dalam hati saat mereka bertemu di acara lamaran tersebut.

Begitu juga dengan Dokter Dila, ia juga seakan tak percaya bahwa laki-laki yang dijodohkan padanya itu adalah suami dari rekan kerjanya sendiri yang sempat ia kagumi juga semenjak pertemuan pertama mereka saat itu. Alfian seperti memiliki daya tarik tersendiri bagi Dokter Dila. Selain ketampanan nya yang ia kagumi, ada sesuatu yang membuat Dokter Dila ingin bersuamikan Alfian.

"Setidaknya ia nanti bisa aku kendalikan, aku akan memberikan apa saja yang ia mau, asalkan ia tak menuntut anak dariku dan karir adalah tetap yang utama bagiku." Gumam Dokter Dila sambil tersenyum bahagia menerima lamaran itu, karena ia merasakan mendapatkan pasangan yang cocok untuknya. Ia pun seolah tak memikirkan apa yang akan dikatakan orang-orang nanti, termasuk memikirkan perasaan Hani rekan kerjanya itu sendiri.

"Kamu serius Dil, mau menikah?" Tanya Aina tak percaya pada sahabatnya itu. Karena selama ini Aina tahu Dila masih belum mau menikah karena sahabatnya itu sangat terobsesi dengan karirnya menjadi seorang dokter terkenal. Mereka kebetulan bertemu di sebuah restoran saat makan siang.

Aina sudah tak ada jadwal mengajar lagi, sebelum pulang ia memilih makan siang dulu di sebuah restoran yang cukup terkenal di ibukota itu, sedangkan Dila sebelum ia masuk ke jadwal dinas nya lagi, ia tiba-tiba ingin menikmati makan siang di restoran tersebut. Jadilah mereka bertemu.

"Iya, semalam proses lamarannya, dan aku akan menikah sekitar dua minggu lagi." Ucap Dila santai sambil mengaduk-aduk minuman dinginnya.

"Secepat itu?"

"Iya dong... soalnya Mama aku udah ngebet banget, ia takut aku berubah pikiran kalau kelamaan."

"Ya ampun... Tapi Mama mu benar juga, siapa juga yang nggak khawatir, umurmu udah tua begini." Ledek Aina pada sahabatnya itu sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Mulutmu itu ya dijaga Ai, siapa juga yang udah tua."

"Huk, huk, huk." Aina pun tersedak. Ia segera mengambil minum membantu mendorong makanan yang nyangkut di tenggorokannya.

"Nah tu kan... makanya jaga tu mulut... mulut penuh makanan gitu masih aja sanggup ngatain aku tua, hahaha." Dila menertawakan sahabatnya itu.

"Ya elah.. sahabat macam apa kamu ini Dil, bukannya khawatir malah nertawain.." Sahut Aina dengan wajah merah padam akibat tersedak.

"Maaf deh Ai, kamu juga yang ngeledek aku duluan kan.."

"Iya deh.. aku juga minta maaf, tapi kamu belum cerita nih siapa laki-laki yang berhasil melunakkan hati sahabat ku ini."

"Entar aja deh, pas nikahan kamu datang ya, nanti aku kenalin."

"Nikah aja, tanpa pesta gitu."

"Iya, aku menolak diadakan pesta, pesta bikin ribet saja Ai, kan yang penting itu nikahnya."

"Ya udah, aku doakan kalian hidupnya bahagia ya."

"Makasih, aku duluan ya Ai, takut telat, aku mau memantau kesehatan seseorang yang sangat penting bagiku, sampai jumpa ya, jangan sampai nggak datang lo."

"Iya, jangan khawatir." Sahut Aina, namun Aina penasaran dengan kata-kata Dila, "Seseorang yang sangat penting, maksudnya Dila siapa ya?" Aina memaksa otaknya untuk berpikir namun disaat ia ingin menanyakannya lagi, Dila sudah tak nampak lagi batang hidungnya.

***

Setelah hampir dua hari tak sadarkan diri, akhirnya Hani membuka matanya. Hani seolah malas untuk bangun, ia seolah tak sanggup menghadapi kenyataan pahit yang akan ia hadapi nantinya. Kesehatan calon bayi kembar yang dikandungnya selalu dipantau oleh Dokter Dila. Setelah Dokter Dila tahu bahwa Hani adalah calon madunya ia lebih memperhatikan lagi kesehatan Hani. Ia sangat berharap kesehatan Hani segera membaik, sehingga anak-anak yang dikandungnya juga bisa berkembang dengan baik.

"Aku mau kamu selalu sehat calon maduku." Gumam Dila dalam hatinya disaat memeriksa Hani untuk pertama kalinya setelah ia tahu bahwa calon suaminya adalah suami Hani.

"Ma, Pa.." Sahut Hani lemah, namun masih bisa didengar oleh Mama Papa Hani yang setia menunggu putrinya itu sadar. Sedangkan Darma berada diluar membeli makanan.

"Alhamdulillah kamu sudah bangun nak.. Mama Papa sangat khawatir, tapi beruntung ada Dokter Dila yang selalu memantau kamu. Ia sangat baik." Ucap Mama Hani penuh syukur diiringi anggukan oleh Papa Hani. Papa Hani pun memencet tombol merah yang ada di dekat ranjang Hani.

"Pa..."

"Iya nak..."

"Hani, Hani, mau..." Ucap Hani dengan terbata-bata. Ia seakan tak sanggup berbicara, hatinya masih sakit setelah tahu semuanya, apalagi mendengar kata Ibu mertua nya yang ingin suaminya menikah lagi.

"Iya sayang, kamu mau bicara apa, Papa akan mendengarkan mu, Papa tidak akan memaksa kamu lagi sayang, Papa akan menerima apapun keputusanmu." Ujar Pak Martias berusaha tegar.

"Bawa Hani kembali ke rumah Pa."

"Maksud kamu kembali ke rumah Papa dan Mama?"

"I-iya pa... Hani udah tak sanggup lagi tinggal bareng bang Alfian. Hani sudah tak kuat Pa... hik hik hik, tolong maafkan Hani, maafkan Hani karena tak mengindahkan larangan Papa Mama dulu, hik, hik, hik." Hani pun menangis dengan suara lirih. Siapa pun yang mendengar pasti akan merasakan iba yang teramat dalam padanya.

"Alhamdulillah... Baik sayang, dengan senang hati Papa Mama akan menerima kamu lagi di rumah. Papa Mama sayang kamu dan calon cucu-cucu kita ya kan Ma..?" Pak Martias pun tak kuasa menahan air matanya, diiringi anggukan oleh Bu Mala yang sudah menangis terisak-isak. Namun mereka bahagia karena putrinya akan kembali bersama mereka, mereka akan menjaga putri dan calon cucu-cucunya bersama. Mereka pun tak kuasa menahan haru disaat mereka tahu bahwa calon cucu mereka ternyata ada tiga.

"Darma juga kak.." Sahut Darma yang tiba-tiba masuk, ia senang melihat kakaknya sudah sadar. Darma langsung memeluk kakaknya itu.

Dokter Dila yang dikabarkan perawat bahwa Hani sudah sadar langsung bergegas menuju ruangan Hani. Ia pun tampak bahagia.

"Permisi Pak Bu."

"Iya Dokter Dila, silahkan masuk!"

"Bagaimana Bu Hani, apa ibu merasakan sesuatu?" Ucap Dokter Dila setelah mengecek kesehatan Hani, mengukur tekanan darah dan memantau detak jantungnya.

"Panggil saya Hani saja Dokter sekarang saya kan nggak lagi dinas." Sahut Hani sambil tersenyum. Ia merasa segan dengan Dokter Dila setelah ia tahu dari Mamanya bahwa Dokter Dila sangat baik memperlakukannya disaat ia tak sadar.

"Baik Kak Hani, eh Hani." Ucap Dila yang keceplosan memanggil kakak, karena dipikirannya Hani nanti adalah calon kakak madunya. Walau usia Hani jauh dibawahnya. Namun Hani seperti tak mau tahu maksud dari keceplosan Dokter Dila memanggilnya kakak tersebut.

"Dok, apa saya sudah boleh pulang saya merasa diri saya sudah baik-baik saja."

"Jika dari kondisi tekanan darah dan detak jantung bu Hani, itu tadi sudah normal, namun nanti perlu pemeriksaan untuk kandungan nya dulu, jika semua baik-baik saja, Hani boleh pulang malam ini juga." Terang Dokter Dila sambil tersenyum manis.

"Baik dok, terimakasih banyak, saya berhutang budi sama Dokter."

"Nggak kok, ini adalah tugas saya. Semoga Hani dan calon bayi kembarnya sehat selalu, sehat dan selamat hingga melahirkan nanti ya."

"Aamiin, sekali lagi terimakasih banyak Dokter." Ucap Hani dengan santun.

"Saya permisi dulu Pak Bu, dek." Ucap Dokter Dila pamit. Pak Martias, Bu Mala dan Darma pun tak lupa mengucapkan terimakasih pada Dokter Dila.

***

"Hidup adalah sebuah Ujian. Jika Allah menjawab doa-doa mu, berarti Allah ingin meningkatkan keimanan mu. Jika Allah menunda menjawab doa mu, berarti Allah ingin meningkatkan kesabaranmu. Jika Allah tidak menjawab doa mu, maka yakinlah bahwa Allah memiliki rencana yang terbaik untukmu." (Tausiyah Cinta)

Episodes
Episodes

Updated 51 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!