•P.P.H-Bab14-•

"Tamparan kedua untuk ku, calon suami mu Nona Adonios.." Sela Theo menatap tajam Alice.

Theo bangkit dan menarik kaki Alice membuat gadis itu menggeleng bruntal dan mencoba menahan tubuh nya.

"Ma-maaf aku tidak sengaja.." Ujar terbata-bata Alice.

"Tidak sengaja kata mu? Tamparan sekeras itu tida sengaja hah!" Bentak murka Theo.

Brugh!

Tubuh Alice terjatuh ke lantai dengan kepala yang tentunya membentur lantai akibat Theo terus menarik kaki nya. Membuat gadis itu mengerang kesakitan dengan air mata yang mulai mengalir.

"Ma-maaf hikss.. Aku salah hikss.. Ini sakit" Rintih Alice.

Theo mengabaikan rintihan itu dan malah menduduki perut Alice lalu mengangkat kepala gadis itu dengan wajah merah padam karena emosi nya.

"Dua kali Lice, dua kali!" Bentak Theo di depan wajah Alice. "Orang tua ku saja tidak pernah menamparku, sialan!"

"Maaf hikss.. Aku salah hikss.. Ini menyakitkan"

"Sakit?" Ulang Theo dengan nada bertanya yang tentunya langsung mendapat anggukan pelan dari Alice.

"Lebih sakit mana dengan hatiku? Hati ku sakit mendapat tamparan dari calon istri ku sendiri!"

"Theo please hikss.. Kepala ku sangat sakit hikss.."

Tidak bisa melawan, Alice yang bisa memohon dan menahan tangan Theo. Baru saja bangun dari tidurnya Alice sudah diberikan kejutan sesakit ini yang tentunya sangat melukai harga dirinya.

"Aku tidak akan melakukan hal seperti ini juga kamu tidak memulai nya, Lice!"

"Tap-tapi ini semua salah kamu hikss.. Kenapa kamu melakukan hal itu padaku hikss.."

"Memang nya kenapa hah? Apa aku tidak boleh mencicipi tubuh calon istriku sendiri!"

Alice menggeleng pelan, air mata nya semakin mengalir begitu deras dengan kepala yang terasa begitu berdenyut sakit.

"Ini juga terjadi karena mu, karena tubuh mu yang begitu menggoda!"

"Sakit hikss.." Lirih Alice menatap wajah marah Theo.

Tangan gadis itu terangan memegang lengan kekar Theo, tatapan nya terus mengunci mata pria itu hingga akhirnya setelah cukup lama Theo melepaskan kepalanya.

"Erghh.." Erang pelan Alice.

"Mandi dan pakai pakaian yang tertutup!" Titah Theo sebelum akhirnya pria itu bangun dari tubuh Alice dan meninggalkan nya begitu saja.

Alice begitu terlihat sangat mengenaskan dengan tubuh yang terekspos, rambut berantakan dan tak lupa wajah nya sudah di banjiri air mata.

"Sampai kapan aku harus seperti ini hikss.."

.

.

Meja makan hanya di isi keheningan dari dua manusia yang terlihat sama-sama fokus pada makanan nya. Namun nyatanya baik Theo ataupun Alice tidak ada yang menikmati makanan tersebut.

Mata Theo sesekali menatap Alice yang terus menunduk dan menyuap sedikit demi sedikit makanan ke mulut nya.

Sampai akhirnya pria itu tidak tahan lagi, lantas Theo membanting sendok yang ia pegang di meja makan itu.

Prang!.

Kepala Alice semakin menunduk begitu dalam, rambutnya masih terlihat berantakan. Sepertinya gadis itu belum menyisir rambutnya sehabis mandi tadi.

"Angkat pandangan mu! Apa lantai begitu menarik?!" Sentak marah Theo.

Alice langsung mengangkat pandangan nya, tetapi rambut berantakan gadis itu menutupi wajahnya bak seorang mba kun yang sedang bergelantungan di pepohonan.

Dengan kesal Theo menarik kursi Alice lalu menyingkap rambut Alice hingga terlihat lah bibir pucat dengan kelopak mata yang membengkak.

"Ambilkan saya ikat rambut!" Titah Theo pada salah satu pelayan di samping nya.

Dengan cepat pelayan itu berlalu mencari ikat rambut, setelahnya langsung ia serahkan pada Theo.

"Kenapa kamu begitu lemah huh?!" Cibir Theo seraya mengikat asal rambut Alice.

Terpampang lah leher yang di penuhi bekas kissm*rk dan tentu nya tanda itu di buat oleh Theo tadi pagi bahkan hampir memenuhi leher Alice.

"Kembali lah ke dapur dan terus menunduk!" Titah Theo pada para pelayan.

Pelayan yang mengerti pun langsung membungkuk hormat sebelum benar-benar pergi meninggalkan tuan-nya dan calon nyonya-nya.

"Tatap aku!"

Mata Alice bergerak menatap takut wajah Theo yang sudah berubah tidak seperti sebelumnya.

"Menurut pada ku, bisa?"

Alice mengangguk pelan.

"Ini terakhir kalinya kamu menampar aku, tidak ada untuk lain kalinya!"

Alice kembali mengangguk.

Terdengar helaan napas berat Theo mengisi hening nya ruang makan yang sedari tadi hanya terdengar suaranya tanpa respon dari lawan bicara nya.

"Aku tidak minta kamu takut pada ku, tapi aku minta kamu menurut padaku. Itu saja cukup"

Alice hendak mengangguk tetapi gerakan kepalanya tertahan kala Theo mengucapkan sesuatu.

"Mengangguk lagi, kepala mu akan aku tebas!" Ujar galak Theo.

"Ja-jangan.." Cicit takut Alice.

"Punya mulut jadi gunakan untuk berbicara"

"I-iya"

"Astaga benar-benar mengesalkan!" Decak kesal Theo

"Ma-maaf.."

Theo yang semakin kesal pun lantas mencakup kedua pipi Alice dan mengunci tatapan takut Alice dengan tatapan mengintimidasi nya.

"Mau jalan-jalan atau mau pulang?" Tanya Theo dengan nada sedikit lembut.

"Pu-pulang? Boleh?" Sahut ragu Alice yang langsung mendapat anggukan dari Theo.

"Aku mau pulang"

"Baiklah, habiskan semua makanan ini dan setelah itu baru aku akan mengantarmu pulang"

Mata Alice sontak melirik meja makan yang berjejer rapih berbagai menu makanan.

"Semua?" Tanya tak percaya Alice.

Theo mengangguk dan tersenyum tipis melihat ekspresi gadis di hadapan nya ini.

"Tapi aku--"

"Jika tidak habis makan tidak jadi pulang" Putus Theo seraya menjauhkan tangan nya dari pipi lembut calon istrinya itu.

"Ti-tidak, aku akan habiskan semua nya!" Sahut cepat Alice.

Dengan gerakan cepat Alice mulai memakan begitu lahap makanan yang ada di piring nya, dan tangan yang satu nya mulai meraih satu persatu makanan dihadapan nya.

Hal itu pun membuat Theo terkekeh kecil. Jauh di dalam lubuk hati pria itu, saat ini ia tengah menyesal karena memperlakukan Alice sekejam itu.

Bahkan membuat sosok gadis yang sepertinya mulai mengisi kekosongan nya ini ketakutan bahkan enggan menatap wajah nya.

"Aku akan mempercepat pernikahan kita"

Ukhukk.. Ukhukk.. Ukhukk..

Alice tersedak begitu mendengar ucapan Theo. Dengan cepat Theo menyodorkan air seraya mengusap-usap punggung Alice.

"Astaga kalau makan pelan-pelan, kamu akan tetap pulang jika makanan nya sudah habis!" Omel kesal Theo

Alice masih terbatuk-batuk kecil, hingga akhirnya dengan perlahan ia menatap wajah Theo.

"Kenapa? Tidak, maksud ku.. Kita saja belum bertunangan" Ujar gugup Alice.

"Aku tidak suka bertunangan, lebih baik langsung menikah. Lagi pula aku mampu untuk membiayai semuanya"

"Bukan tentang biaya, tapi--"

"Kenapa? Kamu masih berniat untuk membatalkan pernikahan ini?" Potong Theo.

"Bukan seperti itu, tapi--"

"Aku tidak terima penolakan"

...****************...

-Maaf othor jarang up, akhir-akhir ini agak sibuk.

-Semoga kalian gak pada kabur hehehehe🤗

Terpopuler

Comments

mei

mei

ya harus takut dulu la br otomatis bs menurut

2023-07-28

1

mei

mei

merasa tersakiti...kocak2

2023-07-28

0

mei

mei

maunya alice balas jerit emangnya ortu saya pernah nampar saya?smlm juga dua x kena tabok,bukannya nangis doang

2023-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 •P.P.H-Bab1•
2 •P.P.H-Bab2-•
3 •P.P.H-Bab3-•
4 •P.P.H-Bab4-•
5 •P.P.H-Bab5-•
6 •P.P.H-Bab6-•
7 •P.P.H-Bab7-•
8 •P.P.H-Bab8-•
9 •P.P.H-Bab9-•
10 •P.P.H-Bab10-•
11 •P.P.H-Bab11-•
12 •P.P.H-Bab12-•
13 •P.P.H-Bab13-•
14 •P.P.H-Bab14-•
15 •P.P.H-Bab15-•
16 •P.P.H-Bab16-•
17 •P.P.H-Bab17-•
18 •P.P.H-Bab18-•
19 •P.P.H-Bab19-•
20 •P.P.H-Bab20-•
21 •P.P.H-Bab21-•
22 •P.P.H-Bab22-•
23 •P.P.H-Bab23-•
24 •P.P.H-Bab24-•
25 •P.P.H-Bab25-•
26 •P.P.H-Bab26-•
27 •P.P.H-Bab27-•
28 •P.P.H-Bab28-•
29 •P.P.H-Bab29-•
30 •P.P.H-Bab30-•
31 •P.P.H-Bab31-•
32 •P.P.H-Bab32-•
33 •P.P.H-Bab-33-•
34 •P.P.H-Bab34-•
35 •P.P.H-Bab35-•
36 •P.P.H-Bab36-•
37 •P.P.H-Bab37-•
38 •P.P.H-Bab38-•
39 •P.P.H-Bab39-•
40 •P.P.H-Bab40-•
41 •P.P.H-Bab41-•
42 •P.P.H-Bab42-•
43 •P.P.H-Bab43-•
44 •P.P.H-Bab44-•
45 •P.P.H-Bab45-•
46 •P.P.H-Bab46-•
47 •P.P.H-Bab47-•
48 •P.P.H-Bab-48-•
49 •P.P.H-Bab49-•
50 •P.P.H-Bab50-•
51 •P.P.H-Bab51-•
52 •P.P.H-Bab52-•
53 •P.P.H-Bab53-•
54 •P.P.H-Bab54-•
55 •P.P.H-Bab55-•
56 •P.P.H-Bab56-•
57 •P.P.H-57-•
58 •P.P.H-58-END•
59 Suami Miskin Ku
60 Promosi Karya Baru Author riri_923
Episodes

Updated 60 Episodes

1
•P.P.H-Bab1•
2
•P.P.H-Bab2-•
3
•P.P.H-Bab3-•
4
•P.P.H-Bab4-•
5
•P.P.H-Bab5-•
6
•P.P.H-Bab6-•
7
•P.P.H-Bab7-•
8
•P.P.H-Bab8-•
9
•P.P.H-Bab9-•
10
•P.P.H-Bab10-•
11
•P.P.H-Bab11-•
12
•P.P.H-Bab12-•
13
•P.P.H-Bab13-•
14
•P.P.H-Bab14-•
15
•P.P.H-Bab15-•
16
•P.P.H-Bab16-•
17
•P.P.H-Bab17-•
18
•P.P.H-Bab18-•
19
•P.P.H-Bab19-•
20
•P.P.H-Bab20-•
21
•P.P.H-Bab21-•
22
•P.P.H-Bab22-•
23
•P.P.H-Bab23-•
24
•P.P.H-Bab24-•
25
•P.P.H-Bab25-•
26
•P.P.H-Bab26-•
27
•P.P.H-Bab27-•
28
•P.P.H-Bab28-•
29
•P.P.H-Bab29-•
30
•P.P.H-Bab30-•
31
•P.P.H-Bab31-•
32
•P.P.H-Bab32-•
33
•P.P.H-Bab-33-•
34
•P.P.H-Bab34-•
35
•P.P.H-Bab35-•
36
•P.P.H-Bab36-•
37
•P.P.H-Bab37-•
38
•P.P.H-Bab38-•
39
•P.P.H-Bab39-•
40
•P.P.H-Bab40-•
41
•P.P.H-Bab41-•
42
•P.P.H-Bab42-•
43
•P.P.H-Bab43-•
44
•P.P.H-Bab44-•
45
•P.P.H-Bab45-•
46
•P.P.H-Bab46-•
47
•P.P.H-Bab47-•
48
•P.P.H-Bab-48-•
49
•P.P.H-Bab49-•
50
•P.P.H-Bab50-•
51
•P.P.H-Bab51-•
52
•P.P.H-Bab52-•
53
•P.P.H-Bab53-•
54
•P.P.H-Bab54-•
55
•P.P.H-Bab55-•
56
•P.P.H-Bab56-•
57
•P.P.H-57-•
58
•P.P.H-58-END•
59
Suami Miskin Ku
60
Promosi Karya Baru Author riri_923

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!