•P.P.H-Bab7-•

"Lice.." Bisik Carlotta serata menyenggol lengan Alice.

"Hmm"

"Kamu ngapain bawa-bawa Mr.Theo sih?"

"Dia yang maksa ikut" Jawab santai Alice.

Sesaat Carlotta terdiam melongo. Saat ini di hadapan kedua nya ada Theo yang sedari tadi menatap Alice yang sibuk dengan handphone nya.

Pria itu benar-benar menemani Alice. Larat, pria itu memaksa untuk ikut dan berakhir di sebuah cafe yang telah Alice sepakati dengan Carlotta.

"Emm Mr., silahkan di minum" Tawar kaku Carlotta.

Theo merespon nya hanya dengan deheman tanpa mengalihkan tatapan nya.

"Jika ingin menakuti sahabat saya, lebih baik anda pulang saja, Mr." Ujar Alice tanpa menatap Theo.

"Lice!" Tegur pelan Carlotta yang mulai panik.

"Tidak, aku akan tetap di sini" Sahut Theo dengan suara beratnya.

Alice menghela napas kasar lalu menaruh handphone di atas meja dan menatap Theo. "Tatapan mu membuat sahabat ku takut" Celetuk kesal Alice.

"Alice, astaga" Pekik tertahan Carlotta.

Bisa-bisa nya Alice berbicara sesantai ini pada Theo, bahkan tidak ada raut kesopanan saat Alice menatap Theo.

"Santai saja nona Carlotta. Alice adalah calon istri saya" Ujar tiba-tiba Theo seraya beralih menatap Carlotta yang kini sedang menganga tidak percaya.

Alice kembali mendengus kesal atas apa yang Theo ucapkan baru saja. Jika seperti ini Alice yakin Carlotta akan meminta penjelasan padanya selama tujuh hari tujuh malam.

Saat suasana meja itu terasa sangat tegang, tiba-tiba saja terdengar suara seorang pria yang memanggil nama Alice.

"Alice!" Panggil pria tersebut membuat penghuni meja nomor delapan itu langsung menoleh.

"Dom!" Seru bahagia Alice seraya bangun.

Greb!

Kedua nya saling berpelukan, sudah lama kedua sahabat itu tidak bertemu karena beberapa minggu ini Dom Zhiovan melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.

"Baru sebentar tidak bertemu rasanya tubuh kamu semakin kurus, Lice!" Dumel kesal Dom memperhatikan tubuh Alice.

"Aku--"

"Kau melupakan ku, Dom sialan!" Seru tak senang Carlotta.

Lantas Alice dan Dom pun menoleh ke arah perempuan itu. Di saat Dom terkekeh dan menuntun Alice untuk kembali duduk, namun mata Alice tertuju pada Theo.

Rahang pria itu mengetat, tatapan nya begitu tajam dan menusuk serta jangan lupakan kepalan tangan pria itu yang terlihat jelas di atas meja.

"Aduh duh, Lotta-ku mengamuk hahaha" Ledek Dom mengacak-acak rambut Carlotta.

"Sialan, jangan menyentuh rambutku!" Desis kesal Carlotta.

"Astaga ayolah Lotta-ku jangan marah padaku. Tenang saja aku bawakan oleh-oleh untuk mu"

Mendengar kata oleh-oleh, seketika kemarahan Carlotta langsung padam. "Mana oleh-oleh ku?" Tanya Carlotta antusias.

"Ada di mobil ku, untuk Alice juga ada"

Dom menekan pipi Alice membuat Theo semakin di bakar sesuatu yang menggebu-gebu di hati dan pikirannya. Hingga akhirnya pria itu menggebrak meja cukup kuat membuat perhatian semua nya langsung tertuju pada Theo.

"Mr.Theo?" Hardik Dom yang baru saja menyadari kehadiran Theo.

"Aku ke toilet dulu" Ujar dingin Theo menatap tajam Alice.

Sedangkan yang ditatap hanya mengangguk ragu, ditambah kini Dom menatap nya penuh selidik.

Sepeninggalan Theo ke toilet, Dom pun langsung memegang kedua bahu Alice dan mengarahkan gadis itu agar menatap nya.

"Ada apa ini?" Tanya Dom. "Apa hubungan mu dengan Mr.Theo?" Lanjutnya penuh selidik

"Aku--"

"Mr.Theo calon suami Alice" Celetuk Carlotta memotong ucapan Alice.

"Apa!" Pekik kaget Dom yang lagi-lagi mengundang tatapan para pengunjung cafe itu.

"Astaga jangan berteriak Dom, aku tidak tuli" Kesal Alice memanyunkan bibir nya.

"Jelaskan padaku, apa maksud dari perkataan Carlotta tadi?"

"Mr.Theo benar-benar calon suami mu?" Tanya beruntun Dom.

Alice mengangguk lesu dan menghela napas kasar.

"Kalian ingat tentang curhatan aku beberapa waktu lalu tentang perjodohan itu?"

Carlotta mengangguk antusias, lain hal nya dengan Dom yang mulai melepaskan tangan nya yang berada di bahu Alice.

"Mr.Theo orang nya, dia yang dijodohkan dengan ku karena perjanjian tidak masuk akal itu" Jelas Alice dengan wajah frustasi nya.

"Kamu bisa menolaknya, Lice!"

"Sudah Dom, semalam aku sudah mencoba menolak nya tetapi.."

Flashback on

.

Malam semakin larut, tetapi Alice sekeluarga masih asik menonton televisi di ruang tengah itu.

Hingga beberapa saat kemudian tayangan yang di tonton telah selesai. Brandon pun lantas mematikan televisi nya.

"Sudah malam, ayo tidur" Ajak Brandon seraya bangun dari posisi nya yang di ikuti sang istri.

"Mom, Dad tunggu dulu, aku mau bicara" Ujar Alice menahan pergerakan kedua orang tua nya.

"Ada apa Lice?" Tanya Giselle.

"Emm, ini tentang perjodohan.." Alice mulai ragu, apalagi saat melihat kedua orang tua nya kembali duduk dan menatap serius dirinya.

"Ada apa dengan perjodohan?" Tanya Brandon.

"Bisakah perjodohan ini dibatalkan?"

"Memang nya kenapa? Kalian bertengkar? Bukan lah kalian baik-baik saja?" Tanya beruntun Giselle.

"Alice tidak menyukai nya Mom.."

"Masalah itu nanti juga lama-kelamaan kamu akan menyukai nya. Dan ini bukan hanya sekedar perjodohan tetapi janji yang telah Mommy kamu buat" Sahut Brandon.

Alice menatap kedua orang tua nya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Janji apa? Jelaskan dengan benar, kalian selalu mengatakan ini tetapi tidak menjelaskan apa yang terjadi"

Terdengar helaan napas berat Giselle, hingga akhirnya wanita itu berpindah posisi dan duduk di sebelah Alice.

"Sudah sepuluh tahun Mommy dan Daddy menikah. Tetapi belum juga mendapatkan anak"

"Saat itu, Jinny dan Jhon selaku kedua orang tua Theo sekaligus sahabat kami. Mereka datang mengunjungi kami setelah hampir dua tahun tidak bertemu karena Jinny dan Jhon yang pindah keluar negeri saat baru saja menikah"

"Mereka datang bersama putra kecil mereka yaitu Theo. Jujur disitu Mom sangat iri sekaligus sedih"

"Mereka yang baru menikah selama dua tahun sudah di berikan momongan sedangkan Mommy dan Daddy, belum"

Giselle menghentikan ucapan nya sesaat, menyeka air matanya yang menetes begitu saja ketika mengingat kepahitan itu.

"Kamu tau sayang? Mereka dengan baik nya mempercayakan Theo pada kami, mereka bilang di negara yang mereka tempati dulu. Dengan merawat seorang anak kecil bisa menjadi pancingan agar Mommy bisa cepat hamil"

"Dan nyatanya, selama sebulan kemudian Mommy berhasil sayang, Mommy berhasil mengandung kamu hikss.." Giselle mulai terisak dirinya saat bahagia mengingat hal itu.

"Setelah mengetahui Mommy hamil, dengan semangat Mommy mengucapkan 'Jika anak Mommy laki-laki, maka dia akan menjadi saudara Theo. Tetapi jika perempuan maka dia akan menjadi istri Theo nantinya'."

"Walaupun awalnya Jinny dan Jhon tidak menyetujui ucapan itu. Tetapi pada akhirnya mereka setuju karena Mommy tidak tau ingin mengucapkan terimakasih seperti apa kepada mereka hikss.."

Tes.. Tes.. Tes..

Tanpa sadar air mata Alice ikut berjatuhan, kini gadis itu memeluk erat sang Mommy di iringi Daddy nya yang ikut memeluk kedua perempuan tercinta nya.

"Mommy mohon sama kamu hikss, jalani hubungan ini hikss. Mommy yakin Theo yang terbaik hikss" Ucap Giselle di sela tangis nya.

Flashback Off.

.

"Jadi gitu.." Desah lirih Alice tidak bisa berkutik, begitu pun dengan kedua sahabat nya yang mendengar penjelasan Alice.

"Ekhemm.."

...****************...

Terpopuler

Comments

Dede Dahlia

Dede Dahlia

oh seperti itu ceritanya.

2023-09-16

1

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

Semangat Kak Riri ❤️‍🔥
Btw kalian ada yg sama ga NT nya kek aku, gabisa liat balasan komen di notifikasi ituuu huhuuu knpa yaa lagi error apa gimana 😢

2023-01-20

5

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

Theo kepanasan di toilet wkwkwk

2023-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 •P.P.H-Bab1•
2 •P.P.H-Bab2-•
3 •P.P.H-Bab3-•
4 •P.P.H-Bab4-•
5 •P.P.H-Bab5-•
6 •P.P.H-Bab6-•
7 •P.P.H-Bab7-•
8 •P.P.H-Bab8-•
9 •P.P.H-Bab9-•
10 •P.P.H-Bab10-•
11 •P.P.H-Bab11-•
12 •P.P.H-Bab12-•
13 •P.P.H-Bab13-•
14 •P.P.H-Bab14-•
15 •P.P.H-Bab15-•
16 •P.P.H-Bab16-•
17 •P.P.H-Bab17-•
18 •P.P.H-Bab18-•
19 •P.P.H-Bab19-•
20 •P.P.H-Bab20-•
21 •P.P.H-Bab21-•
22 •P.P.H-Bab22-•
23 •P.P.H-Bab23-•
24 •P.P.H-Bab24-•
25 •P.P.H-Bab25-•
26 •P.P.H-Bab26-•
27 •P.P.H-Bab27-•
28 •P.P.H-Bab28-•
29 •P.P.H-Bab29-•
30 •P.P.H-Bab30-•
31 •P.P.H-Bab31-•
32 •P.P.H-Bab32-•
33 •P.P.H-Bab-33-•
34 •P.P.H-Bab34-•
35 •P.P.H-Bab35-•
36 •P.P.H-Bab36-•
37 •P.P.H-Bab37-•
38 •P.P.H-Bab38-•
39 •P.P.H-Bab39-•
40 •P.P.H-Bab40-•
41 •P.P.H-Bab41-•
42 •P.P.H-Bab42-•
43 •P.P.H-Bab43-•
44 •P.P.H-Bab44-•
45 •P.P.H-Bab45-•
46 •P.P.H-Bab46-•
47 •P.P.H-Bab47-•
48 •P.P.H-Bab-48-•
49 •P.P.H-Bab49-•
50 •P.P.H-Bab50-•
51 •P.P.H-Bab51-•
52 •P.P.H-Bab52-•
53 •P.P.H-Bab53-•
54 •P.P.H-Bab54-•
55 •P.P.H-Bab55-•
56 •P.P.H-Bab56-•
57 •P.P.H-57-•
58 •P.P.H-58-END•
59 Suami Miskin Ku
60 Promosi Karya Baru Author riri_923
Episodes

Updated 60 Episodes

1
•P.P.H-Bab1•
2
•P.P.H-Bab2-•
3
•P.P.H-Bab3-•
4
•P.P.H-Bab4-•
5
•P.P.H-Bab5-•
6
•P.P.H-Bab6-•
7
•P.P.H-Bab7-•
8
•P.P.H-Bab8-•
9
•P.P.H-Bab9-•
10
•P.P.H-Bab10-•
11
•P.P.H-Bab11-•
12
•P.P.H-Bab12-•
13
•P.P.H-Bab13-•
14
•P.P.H-Bab14-•
15
•P.P.H-Bab15-•
16
•P.P.H-Bab16-•
17
•P.P.H-Bab17-•
18
•P.P.H-Bab18-•
19
•P.P.H-Bab19-•
20
•P.P.H-Bab20-•
21
•P.P.H-Bab21-•
22
•P.P.H-Bab22-•
23
•P.P.H-Bab23-•
24
•P.P.H-Bab24-•
25
•P.P.H-Bab25-•
26
•P.P.H-Bab26-•
27
•P.P.H-Bab27-•
28
•P.P.H-Bab28-•
29
•P.P.H-Bab29-•
30
•P.P.H-Bab30-•
31
•P.P.H-Bab31-•
32
•P.P.H-Bab32-•
33
•P.P.H-Bab-33-•
34
•P.P.H-Bab34-•
35
•P.P.H-Bab35-•
36
•P.P.H-Bab36-•
37
•P.P.H-Bab37-•
38
•P.P.H-Bab38-•
39
•P.P.H-Bab39-•
40
•P.P.H-Bab40-•
41
•P.P.H-Bab41-•
42
•P.P.H-Bab42-•
43
•P.P.H-Bab43-•
44
•P.P.H-Bab44-•
45
•P.P.H-Bab45-•
46
•P.P.H-Bab46-•
47
•P.P.H-Bab47-•
48
•P.P.H-Bab-48-•
49
•P.P.H-Bab49-•
50
•P.P.H-Bab50-•
51
•P.P.H-Bab51-•
52
•P.P.H-Bab52-•
53
•P.P.H-Bab53-•
54
•P.P.H-Bab54-•
55
•P.P.H-Bab55-•
56
•P.P.H-Bab56-•
57
•P.P.H-57-•
58
•P.P.H-58-END•
59
Suami Miskin Ku
60
Promosi Karya Baru Author riri_923

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!