•P.P.H-Bab13-•

Seperti yang Alice harapkan, mentari belum memancarkan sinarnya tetapi saat ini gadis itu telah terbangun dari tidur hangat nya.

Sedikit menundukkan kepalanya dan melihat seorang pria kekar tengah memeluk pinggang nya dengan wajah tepat berada di depan gunung kembar nya.

Tangan Alice pun perlahan menyentuh lengan kekar Theo dan berniat melepaskan pelukan pria itu. Namun siapa sangka tiba-tiba Theo mengeluarkan suara berat nya yang begitu serak.

"Masih terlalu pagi untuk bangun" Ujar Theo.

Alice membeku dengan tangan yang masih memegang lengan itu, tanpa sadar Theo semakin mengeratkan pelukan nya dan menekan wajahnya di tempat yang begitu kenyal itu.

"Tidur lagi, matahari juga belum terbit" Lanjut Theo.

"A-aku mau ke kamar mandi" Gugup Alice mulai bersuara.

"Nanti aja"

Setelah mendapat jawaban seperti itu, Alice hanya diam. Napas hangat pria itu menembus baju nya dan menerpa kulit dada nya, benar-benar membuat merinding.

"Lepaskan aku pegal" Cicit pelan Alice.

Tanpa berkata-kata Theo melepaskan pelukan nya, dan dengan cepat Alice meluruskan tubuhnya karena memang dari semalam ia terus berbaring miring.

Tapi tanpa di duga Theo malah menaikkan kepala nya di atas perut Alice dan kembali menelusupkan lengan kekar nya di pinggang Alice.

"Theo.."

"Aku masih mengantuk, jangan menganggu"

"Jangan seperti ini. Di bantal saja"

Theo menggeleng pelan membuat Alice hanya menghela napas berat karena posisi tidak nyaman ini.

.

"Sudah lebih baik.." Gumam Theo mengusap pipi Alice.

Sedangkan sang pemilik tubuh yang tadi nya sudah terbangun namun kembali tertidur, kini akhirnya membuka matanya.

"Sudah bangun? Ayo makan" Ajak Theo yang duduk di tepi kasur.

Alice menoleh ke arah jendela, di sana terpantul sinar matahari yang cukup terik.

"Apa aku tertidur lagi? Jam berapa ini?" Gumam kaget Alice.

"Sekarang sudah jam sepuluh pagi, dan ayo kita makan" Sahut Theo

"Apa?!" Teriak kaget Alice.

"Astaga telinga ku.." Geram tertahan Theo mengusap telinga nya.

"Kenapa aku bisa tertidur lagi, dan selama ini?!"

"Tanyakan pada dirimu nanti, dan sekarang ayo kita makan. Aku sudah sangat lapar karena menunggu mu bangun!"

Sontak mata Alice langsung terfokus pada Theo di sebelah nya yang tengah menatap kesal dirinya. Sedetik kemudian gadis itu langsung menundukkan kepalanya.

"Maaf.." Cicit pelan Alice.

"Untuk?" Bingung Theo.

Alice menggeleng dan menyibak selimut nya, tetapi mata nya di buat melotot saat menyadari baju yang semalam ia gunakan telah menghilang.

"Aaaaaaa!!" Alice kembali menutup tubuhnya dengan selimut dan langsung menatap tajam Theo.

"Apa yang kamu lakukan!" Tanya Alice dengan nada marah.

Tidak menjawab tetapi Theo malah menyunggingkan senyuman nya lalu menarik paksa selimut dan melemparnya begitu saja kelantai.

"Theo!!"

"Milik mu cukup kenyal dan sangat menggoda" Ujar Theo dengan senyum miring khas nya.

Mata pria itu terus menyusuri lengkuk tubuh Alice yang bahkan hanya mengenakan dalaman saja. Dan itu semakin menambah kecantikan Alice di mata Theo.

.

Flashback On

Sekitar pukul enam pagi, Theo terbangun dari tidurnya dan hal pertama yang ia lihat adalah perut rata calon istrinya dengan aroma khas yang begitu memabukkan.

"Siall, kenapa akhir-akhir ini milik ku sangat baperan" Batin kesal Theo kembali memejamkan matanya.

"Kenapa tubuh nya harus sekali? Seberapa banyak parfum yang dia pakai?"

Kepala Theo bergerak mengendus sekitaran perut Alice, hingga akhirnya naik membuat hidung mancung nya menyentuh sesuatu yang menonjol.

Dengan cepat pria itu membuka matanya dan menatap gunung tak berpohon di hadapan nya yang begitu menggoda.

Cukup lama Theo menatap gunung itu tanpa berkedip. Sesekali Theo meneguk kasar salivanya dan menj*lati bibir nya sendiri sampai akhirnya pria itu perlahan membenamkan wajah nya.

"Oh god! Ini benar-benar harum" Puji Theo dalam hati menduselkan pelan hidungnya pada gunung milik Alice.

Cukup lama Theo melakukan itu bahkan mengecupi nya di balik baju, namun Alice sama sekali tidak terusik. Hingga akhirnya Theo mengangkat kepalanya dan menatap wajah Alice.

"Boleh aku mencicipi nya?" Tanya bergumam Theo.

Kepala nya mendekat ke wajah Alice, lalu mengecup bibir tebal itu. Tak hanya pada bibir tetapi seluruh wajah Alice hingga turun ke leher gadis itu.

"Oh shiitt, aku tidak kuat!" Desis Theo langsung bangun dan melepas kimono yang semalam ia pakai.

Terpampang lah tubuh atletis tanpa balutan kain sehelai pun dengan pedang yang berdiri tegak siap untuk menusuk mangsa di hadapan nya.

"Persetanan dengan kemarahan mu nanti. Aku harus menuntaskan nya sekarang juga!" Geram tertahan Theo.

Pria dengan wajah memerah dan tubuh yang terasa panas itu pun mulai menaiki tubuh Alice lalu membuka satu persatu kancing piyama tidur calon istri nya.

Hingga akhirnya kancing itu terlepas namun Alice tidak terusik sedikit pun membuat Theo semakin dibakar sesuatu di dalam tubuh nya.

"Sekali ini saja keberuntungan datang kepadaku, jangan biarkan dia bangun" Batin Theo menatap penuh nafsu gunung tak berpohon milik Alice.

Sedetik kemudian Theo langsung menghujami dada putih nan harum itu dengan kecupan basah nya bahkan sesekali pria itu meny*sap begitu kuat hingga meninggalkan tanda merah di sana.

"Sangat menganggu!" Desak Theo mengomeli baju Alice.

Akhirnya pria itu menunda kegiatan nya lalu beralih melepaskan baju piyama tidur Alice dan melemparnya ke sembarang arah.

"Indah, harum, dan.." Theo menggantung kalimat nya dan membuka braa Alice.

"Emm.." Gumam Alice sedikit terusik membuat Theo membeku.

Selama beberapa saat gumaman Alice tak lagi terdengar dan gadis itu tak kunjung membuka matanya.

"Lice?" Panggil pelan Theo namun tak mendapat jawaban dari sang pemilik nama.

Cukup lama pada akhirnya Theo merambat naik menduduki perut Alice dengan kedua kaki sebagai tompangan.

"Hanya menggesek nya sedikit saja.." Ucap pelan Theo seakan meminta izin pada sang pemilik tubuh.

Kini Theo mengarahkan miliknya di tengah-tengah gunung Alice dan memegang gunung kenyal itu. Memepetkan kedua nya hingga menjepit pedang tegang itu.

Perlahan namun pasti Theo pun menggerakkan pinggull nya, memaju mundurkan nya dengan gunung Alice yang menjepit cukup kuat.

"Emmhh.." Lenguhh tertahan Alice.

Mendengar lenguhan itu bukan nya berhenti Theo malah semakin menjadi, dan sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya karena Alice masih terlelap dalam mimpinya.

"Oh gosh.. Ini begitu nikmat eughh.."

Flashback Off

.

"Apa yang kamu lakukan!" Tanya Alice sedari tadi seraya menjauh dari Theo yang terus mendekati nya.

"Hanya sedikit menggesek nya hingga keluar calon anak-anak kita nanti.."

Plak!

Wajah Theo tertoleh kesamping akibat tamparan Alice. Pria itu terdiam namun lain hal nya dengan Alice yang kini menatap tangan nya yang baru saja menampar wajah Theo.

"Ma-maaf aku--"

"Tamparan kedua untuk ku, calon suami mu Nona Adonios.." Sela Theo menatap tajam Alice.

Theo bangkit dan menarik kaki Alice membuat gadis itu menggeleng bruntal dan mencoba menahan tubuh nya.

...****************...

Jangan lupa vote kakak-kakak🤭

Terpopuler

Comments

Afifa Rafanda

Afifa Rafanda

ya ampun ku ulang ulang 🤭🤭🤭

2023-01-26

2

Afifa Rafanda

Afifa Rafanda

masih tetep nunggu kok kak author... yang semangat

2023-01-25

7

susi

susi

lanjut Thor , semakin menarik ,❤️

2023-01-25

1

lihat semua
Episodes
1 •P.P.H-Bab1•
2 •P.P.H-Bab2-•
3 •P.P.H-Bab3-•
4 •P.P.H-Bab4-•
5 •P.P.H-Bab5-•
6 •P.P.H-Bab6-•
7 •P.P.H-Bab7-•
8 •P.P.H-Bab8-•
9 •P.P.H-Bab9-•
10 •P.P.H-Bab10-•
11 •P.P.H-Bab11-•
12 •P.P.H-Bab12-•
13 •P.P.H-Bab13-•
14 •P.P.H-Bab14-•
15 •P.P.H-Bab15-•
16 •P.P.H-Bab16-•
17 •P.P.H-Bab17-•
18 •P.P.H-Bab18-•
19 •P.P.H-Bab19-•
20 •P.P.H-Bab20-•
21 •P.P.H-Bab21-•
22 •P.P.H-Bab22-•
23 •P.P.H-Bab23-•
24 •P.P.H-Bab24-•
25 •P.P.H-Bab25-•
26 •P.P.H-Bab26-•
27 •P.P.H-Bab27-•
28 •P.P.H-Bab28-•
29 •P.P.H-Bab29-•
30 •P.P.H-Bab30-•
31 •P.P.H-Bab31-•
32 •P.P.H-Bab32-•
33 •P.P.H-Bab-33-•
34 •P.P.H-Bab34-•
35 •P.P.H-Bab35-•
36 •P.P.H-Bab36-•
37 •P.P.H-Bab37-•
38 •P.P.H-Bab38-•
39 •P.P.H-Bab39-•
40 •P.P.H-Bab40-•
41 •P.P.H-Bab41-•
42 •P.P.H-Bab42-•
43 •P.P.H-Bab43-•
44 •P.P.H-Bab44-•
45 •P.P.H-Bab45-•
46 •P.P.H-Bab46-•
47 •P.P.H-Bab47-•
48 •P.P.H-Bab-48-•
49 •P.P.H-Bab49-•
50 •P.P.H-Bab50-•
51 •P.P.H-Bab51-•
52 •P.P.H-Bab52-•
53 •P.P.H-Bab53-•
54 •P.P.H-Bab54-•
55 •P.P.H-Bab55-•
56 •P.P.H-Bab56-•
57 •P.P.H-57-•
58 •P.P.H-58-END•
59 Suami Miskin Ku
60 Promosi Karya Baru Author riri_923
Episodes

Updated 60 Episodes

1
•P.P.H-Bab1•
2
•P.P.H-Bab2-•
3
•P.P.H-Bab3-•
4
•P.P.H-Bab4-•
5
•P.P.H-Bab5-•
6
•P.P.H-Bab6-•
7
•P.P.H-Bab7-•
8
•P.P.H-Bab8-•
9
•P.P.H-Bab9-•
10
•P.P.H-Bab10-•
11
•P.P.H-Bab11-•
12
•P.P.H-Bab12-•
13
•P.P.H-Bab13-•
14
•P.P.H-Bab14-•
15
•P.P.H-Bab15-•
16
•P.P.H-Bab16-•
17
•P.P.H-Bab17-•
18
•P.P.H-Bab18-•
19
•P.P.H-Bab19-•
20
•P.P.H-Bab20-•
21
•P.P.H-Bab21-•
22
•P.P.H-Bab22-•
23
•P.P.H-Bab23-•
24
•P.P.H-Bab24-•
25
•P.P.H-Bab25-•
26
•P.P.H-Bab26-•
27
•P.P.H-Bab27-•
28
•P.P.H-Bab28-•
29
•P.P.H-Bab29-•
30
•P.P.H-Bab30-•
31
•P.P.H-Bab31-•
32
•P.P.H-Bab32-•
33
•P.P.H-Bab-33-•
34
•P.P.H-Bab34-•
35
•P.P.H-Bab35-•
36
•P.P.H-Bab36-•
37
•P.P.H-Bab37-•
38
•P.P.H-Bab38-•
39
•P.P.H-Bab39-•
40
•P.P.H-Bab40-•
41
•P.P.H-Bab41-•
42
•P.P.H-Bab42-•
43
•P.P.H-Bab43-•
44
•P.P.H-Bab44-•
45
•P.P.H-Bab45-•
46
•P.P.H-Bab46-•
47
•P.P.H-Bab47-•
48
•P.P.H-Bab-48-•
49
•P.P.H-Bab49-•
50
•P.P.H-Bab50-•
51
•P.P.H-Bab51-•
52
•P.P.H-Bab52-•
53
•P.P.H-Bab53-•
54
•P.P.H-Bab54-•
55
•P.P.H-Bab55-•
56
•P.P.H-Bab56-•
57
•P.P.H-57-•
58
•P.P.H-58-END•
59
Suami Miskin Ku
60
Promosi Karya Baru Author riri_923

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!