Saat jam istirahat, seperti sebelumnya Naya memilih untuk tetap tinggal di dalam kelas sementara teman-temannya yang lain termasuk Riva dan Aruna sudah pergi ke kantin. Hari ini Naya membawa bekal yaitu sandwich keju kesukaannya.
Baru saja Naya mengeluarkan kotak bekalnya, tiba-tiba suasana kelas yang kosong mendadak horor karena Galang yang tadinya sudah keluar kelas, kini kembali lagi dan langsung menutup pintu. Naya yang terkejut sontak takut dan cemas, apalagi melihat Galang berjalan menghampirinya.
"Ma-mau apa lo?" tanya Naya gugup.
"Ada yang mau gue bicarakan!" jawab Galang dingin.
"Gue enggak mau bicara dengan lo!" Naya beranjak dan hendak pergi, tapi Galang menghadangnya.
"Mau lo apa, sih? Kenapa lo terus saja ganggu gue? Emangnya gue salah apa sama lo?" Naya mengumpulkan semua keberaniannya untuk melawan Galang.
"Gue kan sudah bilang, ada yang mau gue bicarakan dengan lo," jawab Galang.
"Gue juga sudah bilang, kalau gue enggak mau bicara dengan lo! Jadi sekarang minggir! Gue mau pergi!" Naya mendorong Galang dan berlari ke arah pintu. Dia buru-buru membuka pintu tepat bersamaan dengan Galang yang menarik lengannya.
"Tunggu!"
Plaak.
Naya sontak berbalik dan spontan menampar pipi Galang dengan sangat kuat. Dan sialnya lagi, para siswa yang berkumpul di depan kelas mereka menyaksikan adegan itu.
"Lepasin gue!" Naya menarik lengannya dari cekalan tangan Galang.
"Lo berani nampar gue?" Galang menatap tajam Naya. Bukan apa-apa, aksi Naya barusan melukai harga dirinya, dan bisa menghancurkan pamornya sebagai preman di sekolah tersebut.
"Memangnya siapa lo? Mulai sekarang gue enggak akan diam lagi kalau lo bully," sahut Naya lantang, dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak takut, walaupun saat ini jantungnya berdebar kencang dan tubuhnya gemetaran.
"Baiklah, lo akan menyesal karena berani melawan gue," ancam Galang sinis sembari berjalan mendekati Naya dengan tatapan tajam.
Naya menelan ludah, dia melangkah mundur.
"Jangan ganggu dia!" bentak Riva yang tiba-tiba datang dan menarik Naya ke belakang badannya.
"Minggir! Gue enggak ada urusan sama lo!"
"Urusan Naya, urusan gue juga!"
Galang tersenyum mengejek, "Oh, lo lagi berusaha untuk ngambil hati dia? Pantas cari muka terus!"
Bugh.
Riva langsung melayangkan bogem mentah ke wajah tampan Galang, sehingga membuat pemuda jangkung itu terhuyung dan mundur beberapa langkah.
"Berengsek lo!" maki Galang dan langsung membalas pukulan Riva.
Kedua bocah lelaki itu pun akhirnya kembali baku hantam, mereka saling memukul satu sama lain. Naya benar-benar ketakutan, dia spontan mendekati mereka dan berusaha melerainya.
"Sudah! Hentikan!" teriak Naya panik.
Sementara siswa lain termasuk Aruna dan Rachel hanya menjadi penonton, bahkan beberapa dari mereka malah merekam adegan tak bermoral itu.
"Riva! Sudah hentikan!" Naya menarik Riva dan menengahi mereka, sehingga mau tak mau keduanya pun berhenti berkelahi karena takut mengenai Naya.
"Kenapa lo lakukan semua ini?" bentak Naya kesal.
"Gue kan udah bilang, gue akan jaga dan lindungi lo dari si pembuat onar ini, karena lo itu teman gue," jawab Riva dengan napas tersengal-sengal sambil terus memegangi wajahnya yang sakit.
"Ciihh, gue yakin lo ada maksud tertentu. Dasar Playboy!" cibir Galang sembari menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya yang pecah.
"Diam lo! Gue heran, kenapa lo masih aja gangguin Naya meski udah dapat peringatan? Atau jangan-jangan lo suka ya dengan dia?" tuduh Riva tak mau kalah.
Galang terdiam, dia tak menjawab pertanyaan Riva yang terdengar seperti tuduhan itu. Melihat Galang bergeming, Riva pun berspekulasi.
"Kenapa diam? Benarkan tebakan gue?" ejek Riva.
"Itu bukan urusan lo!" Galang buru-buru pergi dari hadapan Naya dan Riva.
Aruna bergegas memeluk Naya yang masih ketakutan, "Lo enggak apa-apa, kan?"
Naya hanya menggeleng.
Semua siswa pun bubar sambil bergunjing, mereka menebak ada sesuatu antara Naya, Galang dan Riva. Gosip pun seketika merebak ke seluruh penjuru sekolah.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments