Episode 11.

Sejak kemarin Naya mengurung diri di dalam kamar gara-gara ulah Galang. Kali ini, jangankan pergi ke sekolah, keluar kamar untuk makan atau sekedar mengobrol dengan Hariadi dan Nino pun, dia tidak mau.

Naya hanya menghabiskan waktunya dengan curhat kepada buku harian kesayangannya.

"Gue udah enggak punya keberanian lagi untuk keluar dan menghadapi orang. Gue benci dunia luar!" gumam Naya lirih.

Terdengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar, Naya tahu pasti itu adalah sang ayah yang selalu membujuknya untuk keluar dan makan. Tapi Naya tak menggubrisnya, meskipun perutnya sangat lapar saat ini. Stok camilan yang biasanya dia simpan di kamar, kini sudah habis.

"Nay, buka pintunya, dong! Kamu harus makan," teriak Hariadi penuh harap dari balik pintu. Tapi Naya tetap bergeming.

Sementara itu di luar kamar Naya, Hariadi masih terus berusaha membujuk sang putri agar mau keluar dan makan. Nino jadi prihatin melihat saudaranya tersebut, terutama dengan sang ayah yang terlihat begitu sedih.

"Nay, Ayah bawakan spaghetti bolognese kesukaan lo nih. Keluar dong!" bujuk Nino, tapi tetap tak ada jawaban dari Naya.

"Naya! Buka pintunya, Ayah sangat khawatir kepadamu, Ayah mohon keluarlah, Nak," rengek Hariadi yang sudah merosot di depan pintu kamar Naya sembari meratap.

"Ayah, jangan begini? Ayo bangun!" Nino membantu Hariadi beranjak.

"Apa akting Ayah sudah bagus?" bisik Hariadi yang wajahnya seketika berubah jenaka.

"Jadi Ayah cuma berpura-pura? Aku pikir benaran."

Hariadi meringis, "Siapa tahu Naya iba dan mau keluar."

Nino hanya memutar bola matanya melihat kelakuan sang ayah, bisa-bisanya dia bertingkah konyol di saat begini. Tapi tiba-tiba Nino mendapatkan ide.

"Ayah, aku ada ide bagus agar Naya mau keluar dari kamarnya."

"Apa?" tanya Hariadi antusias.

"Kita bakar saja kamarnya, dia pasti keluar karena takut mati," cetus Nino seenaknya.

Hariadi langsung menjitak kepala Nino dengan kesal, "Ayah akan membakar mu lebih dulu."

"Kan aku cuma memberi saran," ujar Nino sembari mengusap kepalanya yang sakit karena di jitak sang ayah.

"Iya, tapi saran mu itu bisa membuat kita jadi gelandangan!" sungut Hariadi gemas dengan tingkah putranya tersebut.

Tiba-tiba bel rumah mereka berbunyi. Nino segera berlari keluar untuk memastikan siapa yang datang, dan betapa terkejutnya dia saat melihat jika Galang sudah berdiri di depan gerbang rumah mereka.

"Ngapain lo di sini? Lo udah buat saudara gue sedih dan sakit, sekarang apalagi mau lo, haa ...?" hardik Nino marah.

Galang terkesiap saat tahu jika Naya ternyata saudara Nino, bocah yang pernah beberapa kali dia bully itu. Tapi saat ini dia harus fokus pada tujuan kedatangannya.

"Gimana keadaannya?" tanya Galang yang tak menggubris ucapan Nino itu.

"Buruk! Dia nangis dan ngunci dirinya di kamar sejak kemarin, bahkan dia sama sekali enggak mau makan. Dan itu semua gara-gara lo!" bentak Nino marah.

Galang terdiam, dia semakin merasa bersalah atas apa yang sudah dia lakukan kepada Naya kemarin.

"Lo tahu enggak, dia itu punya trauma, dan apa yang lo lakuin ke dia, udah buat dia kembali ke dalam kesedihannya. Puas lo sekarang?" beber Nino penuh emosi.

"Gue min ...."

"Jangan ganggu saudara gue lagi!" potong Nino cepat sebelum Galang sempat melanjutkan kata-katanya.

"Atau gue akan buat perhitungan dengan lo!" lanjut Nino dengan nada mengancam, dia bergegas pergi dari hadapan Galang tanpa menunggu si preman sekolah itu melanjutkan ucapannya.

Galang hanya mengembuskan napas berat melihat kemarahan Nino. Hatinya semakin merasa bersalah setelah mengetahui kondisi Naya, dia tak menyangka perbuatannya akan membuat gadis itu trauma sampai separah ini.

Dengan perasaan campur aduk, Galang pun meninggalkan kediaman Hariadi.

Nino bergegas melaporkan kedatangan Galang tadi kepada sang ayah.

"Mau apa lagi dia ke sini?"

"Aku enggak tahu."

"Kenapa kau enggak panggil ayah tadi?"

"Buat apa? Aku sendiri bisa mengatasinya," ujar Nino sombong.

"Sombong sekali kau!" cibir Hariadi dan Nino terkekeh.

"Tapi apa kita akan memberi tahu Naya kalau dia datang?"

Hariadi menggeleng, "Enggak usah! Ayah enggak mau Naya semakin takut. Biarkan saja!"

"Baiklah, Yah."

***

Terpopuler

Comments

Kristin Damayanti

Kristin Damayanti

seru Thor lanjut😍😍

2023-01-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!