Riva menarik Naya ke taman belakang rumah, lagi-lagi gadis itu tercengang saat melihat apa yang tersedia di hadapannya. Sebuah tikar yang di atasnya sudah dipenuhi banyak makanan, ada berbagai Snack, rujak, minuman bersoda dan tentu saja ice cream.
"Taraaa ... kita akan piknik di sini."
Naya mengernyit, "Piknik?"
"Iya. Yuk!" Riva langsung menarik tangan Naya lagi dan memaksanya duduk di atas tikar itu.
"Lo mau makan yang mana dulu? Ini atau yang ini?" Riva bertanya sembari menunjuk beberapa Snack dan rujak.
Naya menatap Riva tanpa memedulikan pertanyaan pemuda itu, "Kenapa lo lakuin ini?"
"Gue cuma ingin menghibur lo! Biar lo enggak sedih lagi," jawab Riva.
"Lo baik banget, terima kasih, ya?" ucap Naya terharu.
Riva tersenyum dan mengangguk.
"Ya sudah, sekarang kita makan, yuk!"
Riva pun menyuapkan sepotong buah ke depan mulut Naya, dengan malu-malu Naya membuka mulut dan memakan buah tersebut. Mereka berdua makan sambil bercengkerama dan bercanda tawa bersama.
Entah mengapa, sejak awal Naya sudah merasa nyaman berada di dekat Riva. Dan berkat Riva, dalam sekejap Naya kembali membaik dan ceria lagi.
Dari lantai atas Nino dan Hariadi memperhatikan sepasang muda-mudi itu sambil tersenyum senang. Mereka bersyukur akhirnya Riva berhasil membuat Naya keluar dan melupakan kesedihannya, bahkan gadis itu sudah mau makan dengan sangat lahap.
"Ternyata lo lapar banget, ya?" ledek Riva saat melihat Naya makan dengan rakus.
"Hem ... sangat lapar," jawab Naya dengan mulut yang penuh.
"Lalu kenapa sebelumnya lo enggak mau makan? Apa lo sengaja bikin semua orang cemas?"
"Siapa bilang? Gue benar-benar enggak lapar saat itu. Gue juga enggak ingin keluar kamar dan bertemu siapa pun."
"Hei, lo enggak boleh gitu. Ayah dan saudara lo sangat cemas, kasihan mereka."
Naya tertegun mendengar nasihat Riva.
"Bahkan bukan cuma mereka. Gue, Aruna dan semua orang di kelas mencemaskan lo." Riva mencoba menghibur Naya.
"Lo pasti bohong!" sanggah Naya tak percaya.
"Serius, Nay. Karena lo enggak masuk, kelas jadi sepi," lanjut Riva.
"Kalau sepi, ya kalian buat saja jadi ramai. Gue denger lo dan preman sekolah itu suka banget buat keributan," sindir Naya. Dia sudah melihat pertengkaran Riva dan Galang tadi di grup sekolah. Dia juga melihat beberapa komen yang mengatakan jika kedua orang itu sering berkelahi.
Riva terkekeh, dia tahu Naya sedang menyindirnya karena kejadian tadi pasti tersebar di grup, "Masalah tadi itu karena lo."
"Kok karena gue?" Naya menunjuk dirinya sendiri dengan bingung.
"Karena kita teman, jadi semua yang ganggu lo, akan berurusan sama gue."
Naya benar-benar tersentuh mendengar ucapan Riva, dia bahkan sampai tersipu-sipu malu.
"Jadi sekarang lo mau kan kembali ke sekolah? Gue akan selalu ngejagain lo dan enggak akan gue biarin siapa pun nyakitin lo lagi. Gue janji!" ucap Riva tulus.
Naya bergeming, dia tak tahu harus mengatakan apa.
"Mau kan, Nay?" Riva memandang penuh harap.
"Gue pikir-pikir dulu, ya."
"Baiklah! Tapi gue akan tetap nunggu lo besok di sekolah."
Naya tak membalas ucapan Riva, dia hanya tersenyum melihat sikap hangat dan perhatian pemuda di hadapannya ini.
Seumur hidupnya, baru kali ini dia memiliki teman yang sangat baik dan peduli padanya seperti Riva. Tadinya dia pikir akan susah memiliki teman di sekolah baru, tapi nyatanya dia salah. Baru sehari saja dia keluar dan sekolah, dia sudah memiliki Riva. Walaupun dia harus mendapatkan perlakuan buruk dari Galang.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments