Ketiga gadis yang telah Kendrik bayar terlihat gagal menjalankan misi yang telah ia berikan. Sekarang ia tidak punya pilihan lain, selain menyerah karena ia sendiri tidak ingin memaksakan keadaan dan takutnya Bram malah menjadi curiga kepada nya, terutama pengawal yang berdiri di samping senantiasa memperhatikan mereka sehingga Kendrik juga tidak dapat melakukan apapun. Sedangkan Bram yang sudah sedikit mabuk, menjadi lupa untuk bertanya kepada Kendrik tentang kalung yang ia pakai saat ini.
"Kendrik, bisakah kau membawa ku ke kamar ku sekarang?" tanya Bram yang sudah berniat ingin pergi ke kamar untuk beristirahat tudur.
"Aku rasa ini adalah kesempatan untuk ku!" gumam Kendrik dalam hati nya.
"Tunggu! Biarkan saya saja, Tuan Bram!" ucap Jeki.
"Baiklah! Cepat antarkan aku sekarang juga!" ucap Bram tanpa menolak Jeki sedangkan Kendrik sendiri menjadi kesal kepada pengawal itu dan sekarang rencananya kembali gagal lagi.
Kendrik berusaha menenangkan dirinya, ia pun melihat ponsel nya dan ternyata ia mendapatkan sebuah pesan dari Serena. Wanita itu telah mengirimkan sebuah foto tentang dirinya makan bersama dengan teman-teman nya dan Kendrik hanya tersenyum saja melihat nya tapi ia sama sekali tidak membalas pesan tersebut.
"Kendrik, kau dipanggil oleh Tuan Bram sekarang juga!" ucap Jeki dengan nada sinis.
Kendrik pun dengan cepat masuk kedalam kamar. Ia rasa kali ini adalah kesempatan untuk dirinya mengambil kalung tersebut karena jika diri nya tidak mengambil kalung itu, ia tidak bisa membuktikan bahwa kalung itu benar-benar kalung asli yang dimiliki si pembunuh atau tidak.
"Tuan, membutuhkan bantuan ku?" tanya Kendrik.
Selama ini dirinya seorang taipan kaya, tapi demi membalaskan dendam nya atas kematian kedua orangtua nya. Kendrik harus merelakan dirinya menjadi seorang bawahan seseorang. Padahal sebenarnya Kendrik benar-benar membenci pekerjaan itu namun ia tidak punya pilihan lain selain menyamar menjadi seorang pengawal Bram. Sejak bekerja di rumah Bram, ia jelas perlahan-lahan menemukan sesuatu hal yang sedikit aneh dan mencurigakan sehingga Kendrik semakin penasaran dengan apa yang telah Bram rahasiakan selama ini.
"Kau pandai membuatkan sup untuk menghilangkan rasa mabuk, kan? Tolong segera buatkan untuk ku!" perintah Bram.
Kendrik diam-diam mengepalkan kedua tangannya, ia benar-benar tidak bisa diperintahkan seenaknya tapi ia sadar dengan posisi nya saat ini sehingga ia berusaha untuk tetap tenang dan melakukan yang diperintahkan oleh Bram kepada nya.
"Tujuan ku kemari bukan malah menjadi seorang pembantu!" gumam Kendrik kesal dalam hati nya, ia pun pergi ke dapur memasak untuk Bram.
Sedangkan Jeki yang selalu di percayakan untuk mengawasi orang-orang di dalam rumah tentunya membuat Kendrik tidak bisa menjalankan rencananya. Sekarang ia hanya bisa memasak tanpa mencampurkan obat tidur kedalam masakannya karena Jesika sama sekali tidak bisa lepas memandang ke arah dirinya untuk memperhatikan pekerjaan nya.
"Kenapa kau yang memasak?!" tanya Jeki.
"Tuan Bram, yang meminta. Ada apa?"
"Tidak apa-apa, masaklah segera!" perintah Jeki dengan seenaknya.
Kendrik pun semakin kesal kepada Jeki sehingga ia melampiaskan rasa amarahnya dengan memotong daging ayam dengan sangat kasar dan menyebabkan suara yang begitu nyaring.
"Hei! Pelan-pelanlah memasak!" tegur Jeki.
"Rasanya aku sangat ingin menjadikan mu seperti ayam ini!" gumam Kendrik dalam hati nya.
Selain di buat kesal oleh Bram, kini ia semakin kesal dengan Jeki yang seolah-olah menjadi bos di rumah itu. Seandainya ia tidak memiliki tujuan datang ke rumah itu, mungkin dirinya sudah menghabisi Jeki.
"Kendrik! Kau harus sesabar mungkin menghadapi seekor semut sepertinya!" Kendrik terus bergumam sambil mengerjakan pekerjaan nya secepa9 mungkin. Untungnya masakan yang ia buat saat ini sangatlah praktis sehingga tidak membutuhkan banyak tenaga untuk membuat nya.
Sayur dan daging semuanya sudah dibersihkan. Sekarang Kendrik hanya tinggal merebus daging nya terlebih dahulu, sementara daging nya empuk ia akan membuat bumbu nya dan laki-laki itu terlihat benar-benar menguasai pekerjaan di dapur seolah-olah seperti cheff yang handal. Walaupun Kendrik orang kaya, tapi masalah pekerjaan di dapur ia tentunya tidak bisa di remehkan karena dirinya memang anak yang tidak pernah dimanja oleh kedua orangtua nya dari kecil sehingga sampai sekarang Kendrik tidak pernah manja.
Setelah 1 lamanya berada di dapur, kini masakan yang dibuat Kendrik telah masak. Ia pun segera menghidangkan nya di dalam mangkok kaca, tidak lupa air putih hangat ia taruh di atas napan dan setelah itu dirinya pun segera mengantarkan nya kedalam kamar.
"Aku tidak menyangka seorang laki-laki seperti mu menyia-nyiakan seorang perempuan yang baik," gumam Kendrik sambil melihat ke arah Bram yang terlihat begitu asik mendengarkan lagi di ponsel nya.
"Tuan Bram, sup nya sudah selesai. Silahkan Tuan nikmati," ucap Kendrik.
"Hem, simpan saja di atas meja."
Kendrik meletakkan makanan di atas meja dan Bram segera mematikan lagu nya, ia berusaha untuk bangkit berdiri menuju ke arah sofa untuk menikmati makanan yang dibuat oleh Kendrik barusan.
"Makanan mu sangat enak, Kendrik," puji Bram, ia benar-benar sangat menyukai masakan yang dibuat oleh Kendrik selama ini. Apa lagi ketika dirinya mabuk dan ia jelas akan selalu meminta Kendrik memasakkan sup untuk dirinya.
"Terimakasih, Tuan," ucap Kendrik berusaha untuk menampilkan senyuman nya.
***
Disisi lain, Serena terus memperhatikan ponselnya dan berharap Kendrik membalas pesan nya namun sejak 1 jam lama nya ia sama sekali belum mendapatkan balasan dari laki-laki itu, sehingga Serena pun menjadi kesal.
"Wilson, saat ini aku sedang bosan. Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Serena dan Wilson terlihat kebingungan karena ia sendiri tidak tahu harus menjawab apa tentang pertanyaan wanita yang terlihat bersedih didekat nya saat ini.
"Saya sendiri juga tidak tahu, Nona."
"Wilson, bagaimana jika aku mengajak ketiga gadis itu pergi jalan-jalan saja?" tanya Serena dengan sebuah ide yang tiba-tiba saja muncul di kepala nya sedangkan Wilson sendiri sama sekali tidak mempermasalahkan nya selagi Serena merasa bahagia ia pun turut senang.
Serena pun menghampiri ketiga gadis itu yang sedang memesan cemilan dan ia segera mengatakan kepada gadis itu untuk pergi jalan-jalan bersama nya.
"Tapi aku tidak tahu di mana tempat yang paling menyenangkan!" ucap Serena dengan jujur.
"Aku tahu, kok," sahut Jesika dengan cepat.
"Benarkah? Memangnya, kemana?"
"Rahasia, Ikutlah saja dengan ku. Aku akan menyetir untuk kita!" ucap Jesika dengan penuh semangat.
"Kau yakin tempat nya sangat menyenangkan?"
"Percayalah saja pada ku!"
"Baiklah, kalau begitu kita pergi pakai mobil ku saja," ucap Serena.
Ketiga gadis itu sama sekali tidak keberatan namun Wilson bingung kenapa Jesika tidak ingin dirinya yang menyetir. Padahal tugas nya memang mengantarkan Serena kemana saja tapi mendengar Jesika yang akan menyetir rasanya kurang pas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments