Sampai saat Bram masih menunggu penjelasan Kendrik. Laki-laki itu merasa bahwa pengawal nya telah menyembunyikan suatu rahasia dari nya, Kendrik yang telah menemukan sebuah ide untuk membohongi Bram dengan cepat mengatakan bahwa suara tersebut adalah keponakan nya yang begitu takut dengan peliharaan nya.
"Tapi ... entah kenapa suara itu terdengar familiar dan terdengar seperti su—"
"Tuan Bram, maaf saya tidak bisa berbincang lama dengan Anda. Keponakan saya ingin meminjan ponsel saya untuk bermain game," ucap Kendrik dengan cepat memotong ucapan Bram.
Setelah panggilan nya telah berakhir, Kendrik pada akhirnya bisa bernafas dengan lega dan ia berharap Bram tidak akan berusaha mencari tahu tentang nya dengan begitu Serena akan tetap baik-baik saja bersama dengan nya. Sedangkan Serena yang baru saja mengerti tujuan Bram memberikan isyarat barusan, langsung terdiam menunduk dan seolah-olah sudah tahu kesalahan nya.
Kendrik yang melihat Serena terlihat seperti sudah siap menerima hukuman dari nya, perlahan-lahan tersenyum. Ia juga tidak bisa marah kepada wanita itu, apa lagi melihat keluguan Serena membuat hati nya terasa begitu nyaman.
"Kau harus patuh terhadap ku dengan begitu hidup mu akan aman!" peringat Kendrik dan dengan cepat Serena menganggukkan kepala nya. Kali ini ia benar-benar percaya bahwa Kendrik bisa membuat kehidupan nya lebih baik tidak seperti bersama Bram yang selalu mengurung dirinya di dalam kamar yang terasa mencengkamkan.
"Tidurlah!" ucap Kendrik dan Serena dengan segera pergi ke dalam kamar.
"Tunggu!" Kendrik dengan segera menghentikan langkah Serena yang sudah ingin masuk kedalam kamar nya.
Serena kebingungan kenapa Kendrik begitu serius menatap dirinya. Bahkan laki-laki itu sama sekali tidak berkedip sedikit pun menatap nya, Serena pun pada akhirnya berpikir bahwa apa yang telah Kendrik lakukan saat ini membuat nya teringat dengan drama Korea yang ia tonton saat bersama dengan bibi Mirna saat itu, bahwa adegan yang Kendrik lakukan pada nya seperti ingin mencium dirinya dan melakukan sesuatu hal yang begitu panas di atas ranjang.
"Tidak! Tidak! Tidak mungkin dia ingin melakukan hal itu kepada ku!" Serena bergumam sambil menutup kedua mata nya dan terlihat berharap Kendrik akan melakukan adegan drama yang ia tonton sebelumnya.
"Kenapa ekspresi mu aneh seperti ini? Apa kau berharap aku mencium mu, hah?!"
Kendrik tentu saja tahu isi kepala Serena tentang dirinya. Ia juga sering menonton drama Korea bersama bibi nya Mirna sebelum nya, sehingga ekspresi Serena seperti itu membuat nya teringat dengan adegan seorang wanita yang penuh percaya diri bahwa laki-laki yang ia cintai akan memberikan sebuah ciuman, tapi tidak dengan Kendrik karena laki-laki itu sebenarnya hanya ingin memberikan remote AC nya supaya Serena dapat mengatur suhu nya dan tidak membuat nya kedinginan lagi.
"Ka—kau laki-laki bodoh!" ucap Serena terbata-bata, ia benar-benar begitu malu saat Kendrik bisa menebak apa yang ada diisi kepalanya dengan tepat. Ia pun dengan segera masuk kedalam kamar dan menguncinya.
"He—hei! Kenapa kau mengatai ku seperti itu?!" Kendrik pun seketika terbata-bata, kalimat yang di ucapkan Serena barusan membuat nya merasa itu adalah suatu kalimat yang begitu spesial. Bahkan laki-laki itu tanpa sadar tersenyum bahagia jika mengingat kalimat itu, selama ini Kendrik selalu mendapatkan kalimat manis dari mulut para wanita penggoda tapi entah kenapa Kendrik merasa justru kalimat tersebut terasa menjijikkan baginya.
"Laki-laki bodoh katanya? Cih! Aku bukan laki-laki bodoh, tapi aku laki-laki tampan yang telah menyelamatkan nyawa mu dari suami mu yang kejam itu!"
Setelah bergumam cukup lama, Kendrik memilih untuk merebahkan tubuh nya di atas sofa tamu, lalu memikirkan bagaimana caranya supaya Bram tidak mencurigai dirinya setelah mendengar suara Serena di balik telepon beberapa waktu yang lalu.
Namun, saat Kendrik asik melamun tiba-tiba saja suara auman para serigala terdengar begitu nyaring di luar sana. Kendrik termenung sebentar karena ia tahu suara auman para peliharaan nya telah menandakan ada suatu bahaya yang akan mengancam nyawa nya. Kendrik bangkit berdiri lalu mengambil sebuah senjata yang ia sembunyikan di bawah sofa untuk melindungi diri dari bahaya. Sebelum pergi dari rumah itu, Kendrik tidak lupa membawa Serena ikut kabur bersama dengan nya.
"Serena! Serena! Bukalah pintu nya cepat!" ucap Kendrik dengan pelan, ia sudah yakin pasti para musuh nya sudah hampir mendekati rumah nya dan bersiap-siap untuk melakukan serangan terhadap nya.
Didalam kamar, Serena sama sekali tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Kendrik. Karena wanita itu saat ini sudah tertidur dengan sangat lelap, sedangkan Kendrik berusaha membuka pintu kamar dengan kunci cadangan yang ia simpan namun malah gagal.
"Sialan! Kenapa kunci nya tidak dicabut?!" Kendrik benar-benar kesal kepada Serena, kenapa wanita itu malah mempersulitkan dirinya dalam keadaan yang begitu mendesak seperti saat ini.
Kendrik semakin bingung bagaimana dirinya membawa Serena keluar dari dalam kamar itu. Mendobrak pintu itu jelas sangat mustahil dan malah menyebabkan para musuhnya untuk semakin mendekatinya.
"Tidak ada cara lain lagi!" gumam Kendrik. Ia pun melakukan suatu rencana yang akan membuat Serena keluar dari dalam kamar itu.
Serena yang merasakan bau di dalam kamar membuat nya sangat terganggu hingga ia pun perlahan-lahan bangun dan melihat di sekitar sekelilingnya banyak asap.
"Kebakaran! Kabakaran!" Serena terus berteriak dan berusaha untuk mencari pintu supaya bisa keluar dari dalam kamar itu.
"Keba—" ucap Serena terpotong saat ia tidak sengaja melihat diluar kamar nya sama sekali tidak terlihat api ataupun asap seperti apa yang telah ia bayangkan saat ini.
"Kau melakukan semua ini?!" tanya Serena dengan kesal, ia melihat alat pembasmi hama di tangan Kendrik dan sekarang ia mengerti bahwa asap yang ia pikir rumah tersebut sedang terbakar adalah ulah Kendrik sendiri.
"Aku tidak memiliki waktu untuk mendengar ocehan mu. Saat ini aku hanya ingin kau patuh dengan ucapan ku, pertama kau harus berlari bersama ku sekuat mungkin! Sekarang!" ucap Kendrik dengan segera menarik tangan Serena yang masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Walaupun dalam kebingungan, Serena tetap berlari tapi wanita itu sama sekali tidak bisa mengikuti langkah Kendrik yang begitu besar sehingga membuat nya mudah kelelahan, bahkan ia sama sekali tidak memakai sendal ataupun sepatu di kedua kakinya dan menyebabkan telapak kakinya terluka akibat rating yang tak sengaja di injak. Kendrik yang melihat kaki Serena terluka memilih membopong tubuh wanita itu karena ia tidak mungkin membiarkan Serena terus berlari dengan bertelanjang kaki, apa lagi sekarang para musuh sedang berusaha mengejar mereka berdua bahkan suara senjata berulangkali menuju ke arah mereka berdua dan untungnya salah sasaran sehingga membuat Kendrik dan Serena tidak terluka karena senjata itu.
Namun, sayangnya akibat jalan terlalu gelap Serena dan Kendrik malah terjatuh ke dalam jurang. Serena yang awalnya berada di pangkuan Kendrik kini malah berpegangan pada anak pohon untuk mempertahankan hidup nya. Ia berusaha memanggil Kendrik, tapi ia sama sekali tidak mendengar laki-laki itu menyahuti nya, sehingga Serena menjadi panik karena ia takut jika Kendrik benar-benar jatuh ke bawah dan membuat nya kehilangan nyawa nya.
"Tuan Kendrik, kau sebenarnya ada dimana?" Rasanya Serena ingin menangis, pohon yang ia pegang saat ini ternyata pohon yang sudah mati dan ia yakin pohon tersebut tidak akan bisa menahan tubuh nya yang berat begitu lama. Serena pun berusaha menggapai sesuatu untuk mengganti pegangan nya yang lebih kokoh namun, ia malah memegang sesuatu yang begitu dingin dan licin, hingga membuat Serena ketakutan.
"Tidak! Aku rasa ini bukan ular!" gumam Serena berusaha untuk tetap berpikir positif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments