Jane Kepala Pelayan

Setelah menikmati matahari pagi, Serena di minta untuk segera masuk kedalam villa yang tampak begitu luas dan mewah itu. Sedangkan Kendrik saat ini sedang di rawat oleh dokter pribadinya untuk menjahit luka nya supaya tidak terjadi infeksi. Apa lagi luka yang di alami oleh Kendrik saat ini cukup besar akibat sebuah kayu tajam menusuk perutnya. Saat kejadian itu, Kendrik berniat untuk menyelamatkan Serena yang juga sedang berjuang di jurang itu sebelum nya, namun ia malah melukai dirinya sendiri dan menyebabkan ia tak sadarkan diri. Untung nya ia memiliki 2 hewan peliharaan yang begitu cerdas lalu menyelamatkan nya dan membawanya ke pondok yang tak jauh dari jurang itu.

Serena merasakan seluruh tubuh nya terasa begitu lengket dan bau, ia pun berpikir untuk segera mandi saja dengan begitu ia bisa merasakan tubuhnya kembali nyaman. Selama setengah jam di dalam kamar mandi, Serena keluar dengan handuk yang terlilit di tubuh nya serta di rambutnya yang saat ini sedang basah.

"Lalu aku harus pakai pakain apa? Aku tidak mungkin memakai pakain yang tadi," gumam Serena, ia duduk di kasur sambil kebingungan bagaimana caranya ia mendapatkan pakain yang layak untuk ia pakai. Melihat ada lemari dekat dengan kasur membuat Serena begitu ragu membuka nya karena ia sadar, saat ini bukanlah tempat dirinya jadi ia harus tahu diri dan tidak memakai sembarangan pakain orang lain tanpa seijin orang rumah.

"Dimana laki-laki itu sekarang?" Serena berniat ingin pergi keluar dari kamar, tapi saat ia mengintip dari pintu membuat nya berpikir ribuan kali. Ia tidak mungkin pergi keluar dengan keadaan nya yang saat ini hanya memakai handuk saja, sedangkan diluar sana banyak para pengawal Kendrik berkeliaran untuk menyediakan makanan serta keperluan yang lainnya.

Namun, saat Serena putus asa wanita itu tiba-tiba melihat seorang wanita yang melewati kamar nya. Ia pun dengan segera memanggilnya dan mengatakan tujuan nya kepada orang itu yang ternyata ia adalah seorang kepala pelayan di percaya oleh Kendrik untuk mengurus semua yang ada di rumah.

"Ada Nona Serena?" tanya Jane seorang wanita sudah berusia 35 tahun itu.

"Dia sudah tahu nama ku lebih dulu," gumam Serena dalam hati nya yang sebelumnya berniat ingin memperkenalkan dirinya kepada kepala pelayan.

"Bisakah Anda mendapatkan pakain untuk ku?"

"Didalam lemari itu, semua pakain khusus untuk Nona. Jadi, silahkan pakai saja sesuka Nona," jelas Jane.

Sebelum datang ke vila itu, Kendrik tentunya sudah mengabari kedatangan nya bersama dengan Serena, sehingga ia meminta para kepala pelayan untuk menyediakan semua keperluan yang dibutuhkan oleh Serena termasuk pakain yang berada di dalam lemari besar itu.

"Lalu ... bagaimana dengan makanan untuk ku ... apakah ..." ucap Serena terhenti karena ia benar-benar tidak nyaman jika harus merepotkan orang-orang yang berada di rumah sedangkan ia hanya tinggal meminta saja, padahal ia sama sekali bukan-bukan siapa di dalam rumah itu.

"Nona Serena, tidak perlu khawatirkan hal itu. Silahkan Nona memakai pakaian terlebih dahulu, lalu turun kebawah untuk serapan pagi bersama dengan tuan," jelas Jane sambil tersenyum lembut.

Serena merasa sangat beryukur dengan kepala pelayan yang begitu ramah tamah kepada nya. Ia pikir dirinya akan dipersulit karena melihat wajah kepala pelayan itu sebelum nya terlihat begitu dingin kepada nya dan sekarang Serena sudah benar-benar merasa lega, pakain serta makanan sudah di siapkan untuk dirinya.

Namun, saat menikmati serapan pagi. Ia sama sekali tidak melihat keberadaan Kendrik dengan waktu yang cukup lama dan ia semakin penasaran kemana laki-laki itu saat ini.

"Jane, dimana tuan Kendrik?" tanya Serena yang senantiasa berdiri disamping nya untuk melayani nya dengan sangat baik.

"Tuan Kendrik, berada dikamar nya Nona. Kenapa? Apa ada yang dibutuhkan Nona? Katakan saja tidak perlu sungkan, saya akan dengan senang hati melakukan semua yang Nona minta," ucap Jane.

"Bisakah aku ke kamar nya?"

"Nona, tunggulah saja di sini. Saya akan kembali lagi nanti," ucap Jane, ia tidak tahu apakah tuan nya menyuruh Serena untuk pergi ke kamar nya atau tidak saat ini, maka dari situlah ia akan pergi ke kamar Kendrik lebih dulu untuk menanyakan nya.

Selama 5 menit menunggu di meja makan, kini Serena melihat Jane sudah datang dan mengatakan bahwa ia di persilahkan untuk masuk ke dalam kamar Kendrik. Wanita itu segera bangkit berdiri dan menemui Kendrik, ia ingin melihat bagaimana keadaan laki-laki itu saat ini karena ia tahu sendiri Kendrik telah mengalami luka yang cukup berat dan harus di tangani sebaik mungkin. Sebelum masuk, Serena mengetuk pintu terlebih dahulu beberapa kali setelah mendengar Kendrik menyuruhnya dirinya masuk, ia dengan pelan-pelan melangkah masuk menghampiri laki-laki itu yang saat ini sedang tak berdaya di atas kasur.

"Kenapa kau ... ingin menemui ku kemari?"

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin melihat keadaan mu saja. Bagaimana dengan luka mu sekarang?"

"Sedikit membaik."

"Syukurlah!"

Kendrik menatap raut wajah Serena yang tampak begitu lega setelah mendengar bahwa dirinya baik-baik saja. Laki-laki itu tersenyum kecil, melihat Serena begitu peduli dengan keadaan nya entah kenapa Kendrik merasa bahagia.

"Sudah serapan pagi?"

"Hem, bagaimana dengan mu?"

"Belum."

"Kenapa? Apa para pelayan tidak mengantarkan makanan untuk mu?"

"Aku masih belum memiliki selera makan saat ini, nanti saja."

"Tidak bisa! Kau harus makan supaya tenaga mu kembali pulih, tunggulah disini. Aku akan mengambil makanan untuk mu!" ucap Serena tanpa harus mendengar ucapan Kendrik, padahal laki-laki itu ingin mengatakan bahwa ia sama sekali tidak ingin makan tapi Serena sama sekali tidak mau mendengarkan ucapannya. Sekarang wanita itu malah pergi begitu saja untuk mengambil makanan yang berada di dapur.

Beberapa menit kemudian, Serena kembali dengan nampan di kedua tangannya. Ia segera duduk di pinggir kasur lalu bersiap-siap memberikan makanan untuk Kendrik.

"Kenapa kau sekarang terlihat ingin mengendalikan ku?"

"Siapa bilang seperti itu?"

"Aku sendiri."

"Kau terlalu berpikir banyak tentang ku."

"Fakta nya memang begitu, bukan?"

"Cih! Sudahlah, sebaiknya bukalah mulut mu lebar-lebar. Jika tidak—" ucap Serena terhenti berbicara karena Kendrik lebih dulu membuka mulutnya lebar-lebar seperti apa yang dikatakan oleh Serena barusan.

Serena dengan senang hati menyuapi Kendrik, sedangkan laki-laki itu terlihat sama sekali tidak menolak sedikitpun makanan yang diberikan Serena. Justru malah terlihat begitu sangat lapar, padahal Serena masih teringat jelas dengan kalimat yang dikatakan oleh Kendrik sebelum nya, bahwa ia sama sekali tidak memiliki selera makan.

"Mulut dan perut memang berbeda pendapat!" sindir Serena, ia melihat makana yang berada di piringnya sudah habis tanpa tersisa.

"Seandainya aku tahu kamu sama sekali tidak ikhlas memberikan ku makan, mungkin aku akan menolaknya!"

"Cih! Tidak perlu banyak bicara, minumlah sekarang!"

Serena dan Kendrik terlihat begitu asik saja berbincang, mereka berdua tidak sadar ada seseorang yang telah memperhatikan mereka berdua diam-diam di balik pintu itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!