"Aku sudah menyelamatkan nyawa mu, lalu bagaimana cara mu membayar nya sekarang?" Seorang laki-laki duduk di sofa dengan begitu santai sambil menghisap rokok di tangannya. Sedangkan di hadapan nya ada seorang wanita lemah berdiri dengan patuh kepada nya.
"Katakan saja apa keinginan, Tuan. Maka, akan aku lakukan."
"Kau yakin bisa melakukan apa yang aku mau?"
"Tuan, janji adalah janji. Jadi, aku akan menempati janji ku kepada, Tuan."
"Dengan keadaan mu seperti ini! Apa kau bisa menempati janji mu itu? Uang saja kau tak punya, bahkan keluarga mu sama sekali tidak menganggap mu dan aku rasa jika kau kembali ke rumah mu, siap-siaplah untuk kembali merasakan penderitaan mu seperti sebelumnya."
"Tubuh ku! Aku akan memberikan seluruh tubuh ku untuk, Tuan!" ucap Serena tanpa berpikir panjang lagi untuk mengatakan hal itu kepada laki-laki di hadapan nya.
"Benar-benar wanita bodoh dan menyedihkan!"
"Tuan, aku benar-benar serius mengatakan hal ini. Hidup ku sekarang juga tidak berarti lagi, bahkan aku tidak memiliki siapapun untuk menjalani kehidupan yang menyedihkan ini ..." ucap Serena dengan lemah.
Kehadiran Kendrik membuat Serena merasa dirinya masih memiliki kesempatan untuk menjalani kehidupan yang baru. Ia tidak menyangka salah satu pengawal suami nya telah berbaik hati menyelamatkan dirinya dari suami nya yang kejam itu. Walaupun bibi Mirna harus menjadi korban dari kejadian itu, tapi bibi Mirna begitu ikhlas menyerahkan nyawa nya untuk menggantikan dirinya sebagai mayat Serena dengan begitu Bram percaya bahwa istri benar-benar telah dibunuh oleh Kendrik.
Serena benar-benar beruntung saat kejadian itu, Bram sama sekali tidak ingin melihat mayat yang dibungkus oleh Kendrik dan meminta pengawal nya itu untuk segera membakar nya saja. Padahal tubuh yang dibungkus oleh Kendrik bukanlah mayat Serena melainkan mayat bibi Mirna yang telah mengorbankan dirinya untuk Serena.
"Aku sudah kehilangan bibi Mirna dan asal kau tahu, ia begitu berharga di hidup ku. Tapi, ia dengan begitu mudah menyerahkan hidup nya hanya untuk menyelamatkan nyawa seorang wanita seperti mu!"
Mengingat kejadian itu, Kendrik benar-benar merasa sangat terluka. Sosok bibi Mirna sebenarnya adalah seorang ibu sambung yang telah mengasuh dirinya dari kecil karena kedua orangtua nya telah pergi untuk selama nya. Sekarang ia sudah kehilangan semua orang yang ia sayangi, hidup Kendrik semakin terasa begitu suram dan hampa. Kendrick pun menatap seorang wanita di depan nya, walaupun dirinya membenci Serena tapi hati nya tidak tega membiarkan wanita itu menjalani kehidupan yang menyedihkan di luar sana. Ia tahu suatu saat nanti Bram akan mengetahui semua kebenaran yang telah ia lakukan.
Kendrik tiba-tiba saja berdiri lalu menyeret Serena ke suatu tempat yang ternyata itu adalah sebuah kamar yang begitu luas dan mewah. Laki-laki itu dengan segera melemparkan wanita itu ke atas kasur lalu menatap nya dengan dingin.
"Tuan, aku benar-benar bersedia melakukan nya. Asalkan jangan membuat ku kembali ke rumah itu lagi!" ucap Serena, melihat Kendrik yang telah menyelamatkan dirinya sebelum nya entah kenapa Serena merasa Kendrik sosok laki-laki sedikit lebih baik dari pada Bram suami nya yang tak pernah sedikitpun merasa kasihan terhadap nya.
"Kau yakin memberikan nya untuk ku?" ucap Kendrik berbisik di telinga Serena sambil tersenyum devil.
"Ya—yakin, Tuan," ucap Serena yang tiba-tiba saja merasa gugup saat berdekatan dengan Kendrik.
"Pergilah mandi dan bersihkan tubuh mu, aku akan menunggu mu disini!" bisik Kendrik lagi lalu merebahkan tubuh nya di atas kasur.
Serena yang mendengar hal itu dengan sedikit ragu melangkah menuju ke kamar mandi. Ia tahu apa yang dikatakan dari mulut nya barusan membuat nya semakin dalam masalah besar, apa lagi Kendrik terlihat benar-benar serius mendengarkan perkataan nya barusan membuat Serena menyesal telah mengatakan kalimat itu. Ia berharap dirinya bisa membuat alasan supaya laki-laki itu tidak menyentuh dirinya dan mau berunding lagi dengan suatu perjanjian yang lain.
"Sudahlah! Akan aku pikirkan nanti saja!" gumam Serena dalam hati nya, ia pun dengan segera bergegas mandi dan berharap saat dirinya berhadapan dengan Kendrik nanti ia bisa dengan cepat memikirkan ide yang tepat.
Selama 10 menit di dalam kamar mandi, Serena akhirnya keluar memakai handuk yang terlilit erat di tubuh nya. Ia melihat ke arah Kendrik yang saat ini sedang duduk di atas kasur sambil menghisap rokok di tangannya dengan begitu santai, jantung Serena rasanya terus berdegup kencang tak karuan. Wanita itu benar-benar merasa takut jika Kendrik menganggap serius ucapan nya beberapa waktu yang lalu. Padahal Serena sendiri asal bicara saja karena ia juga bingung bagaimana caranya ia bisa membalas budi kebaikan Kendrik yang telah membebaskan nya dari tawanan suami nya yang kejam itu.
"Kemarilah! Segera mendekati ku!" ucap Kendrik, Serena yang sedang melamun tiba-tiba tersadar.
Mendengar Kendrik memanggilnya membuat Serena begitu takut untuk melangkah mendekati laki-laki itu. Apa lagi dengan keadaan nya yang saat ini hanya memakai handuk saja, semakin membuat Kendrik berpikir bahwa ia sudah siap melakukan hal itu. Padahal Serena sendiri tidak punya pilihan lain selain memakai handuk itu, sedangkan pakain yang ia pakai benar-benar sangat kotor akibat terkena noda darah bibi Mirna yang sebelumnya sempat ia peluk untuk terakhir kali nya.
"Kau serius membuat ku menunggu lama seperti ini, hah?!" tanya Kendrik yang terlihat sama sekali tidak sabaran. Ia akui tubuh yang di miliki Serena memang sangat mengoda dirinya, bahkan kedua mata nya hampir tidak bisa berhenti melihat kedua kaki Serena yang tampak begitu mulus dan putih itu.
"Tu—tuan Kendrik, apakah kau benar-benar serius menganggap ucapan ku beberapa waktu yang lalu?" tanya Serena dengan gugup karena ketakutan, ia sudah membayangkan dirinya harus melayani seorang laki-laki yang bukan suami nya dan membuat suatu hal dosa yang seharusnya tidak ia lakukan.
"Ucapan yang mana?!" Kendrik seolah-olah tidak mengerti dengan ucapan Serena. Sehingga ia melihat sendiri wanita yang berdiri dengan polos di hadapan nya saat ini terlihat kebingungan apakah dirinya harus menjelaskan nya lagi atau tidak.
"Yang it—"
"Segera layani aku! Aku akan memberikan mu waktu 10 detik, jika kamu tidak segera memuaskan ku. Maka, aku akan dengan senang hati menyerahkan mu kembali kepada suami mu itu!" ancam Kendrik.
"Tap—"
"Mulai!" Kendrik pun menatap jam yang berada di pergelangan tangannya dengan begitu santai.
Sedangkan Serena sendiri merasa membenci dirinya yang begitu bodoh. Seharusnya ia tidak mengatakan hal itu kepada Kendrik dan ia tentunya ingat dengan jelas semua kalimat yang ia ucapkan kepada laki-laki itu sebelumnya. Bahkan ia sendiri juga sampai berusaha untuk menyakinkan Kendrik untuk menyerahkan tubuhnya dan rasanya Serena benar-benar kehilangan harga dirinya.
"Tinggal 4 detik lagi!" ucap Kendrik hingga seketika kembali menyadarkan lamunan Serena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments