"Mamen, lagi sibuk?"
"P"
"P"
"P"
Dua centang biru.
"Iya, Mamen. Kenapa?"
"Lagi sibuk?"
"Nggak. lagi nyantai kok sambil nunggu bocil bobok. Kenapa?"
"Sehat, Mamen?"
"Sehat. Kau gimana? Dimana sekarang?"
"Aku sehat. Aku ya di rumah lah. Kan ini dah malam. Masa aku keluyuran di luar?" sela wanita itu.
"Kirain. Siapa tau dirimu gentayangan kan jam segini."
"Memangnya aku kelelawar? Enak aja."
"Ada kau chat aku. Kangen ya?"
"Iya, kangen. Hehehe. Udah lama ya kita nggak ketemu."
"Iya, lumayan lama. Hampir tiga tahun ya. Btw kau makin bulat ya?"
"Kek kau nggak aja," timpal wanita itu lagi.
Mereka berdua sedang chat melalui aplikasi berwarna hijau - WhatsApp. Mereka adalah Kaifiya dan sahabatnya - Kaianna. Mereka berdua sudah lama sahabatan.
Jarak mereka yang kini jauh, tak menyurutkan rasa persahabatan mereka. Tetap seperti dulu sejak mereka kuliah dulu. Mereka dulu kuliah di kampus yang sama tetapi dengan fakultas bahkan jutaan yang berbeda. Dan Mamen adalah suatu panggilan akrab mereka. Semenjak mereka kuliah hingga sekarang mereka sudah berstatus menikah, panggilan itu tetap ada.
Kaifiya memilih bidang ekonomi sementara Kaianna lebih menyukai bidang pendidikan.
Ting.
Notifikasi pesan masuk lagi ke ponsel Kaianna.
"Kau lagi sibuk nggak?"
Dua centang biru.
Kaianna merasa ada yang aneh dengan sahabatnya. Sudah berulang kali iya bertanya hal yang sama. Kaianna pun memutuskan untuk menghubungi Fiya lewat aplikasi hijau itu.
Tak berapa lama, langsung dijawab oleh Fiya.
"Hallu," ucapnya menirukan suara anak kecil.
"Brontosaurus," serunya lagi. Ia menirukan logat iklan di tv yang diperagakan oleh seorang anak kecil dengan wajah imut dan menggemaskan.
Seketika Kaianna pun tertawa dan diikuti oleh Fiya.
"Kenapa denganmu? Ada masalah?" tanya Kai to the point.
Fiya terdiam. Rasanya ia belum siap cerita kepada sahabatnya itu. Tetapi ia tak kuasa rasanya memendam di dada.
"Ada apa?" tanya Kai. Ia mulai merendahkan nada suaranya. Bahkan canda tawa yang tadi menggelegar kini ia kubur. Ia tau ada yang tak beres dengan sahabatnya itu.
"Aku ingin cerita, tapi aku ragu."
"Lho, kenapa kau Mamen? Cerita lah," ucap Kai.
"Berat banget rasanya, Mamen. Aku nggak sanggup? Sesak sekali rasanya dadaku."
"Coba kau cerita Mamen. Tapi semua memang kembali padamu. Kalau kau nggak siap cerita ya udah nggak apa-apa. Aku nggak bisa maksa. Tapi kau baik-baik saja kan? Jangan bilang kau lagi berantem sama si kuda laut, lalu kau kabur dari rumah. Terus kau minta kita ketemuan gitu?" cerocos Kai.
Kaianna tak bisa menahan diri untuk tidak kepo. Satu sisi ia juga tak mau mendramatisir keadaan.
Akhirnya dengan bujuk rayu Kai dan memang Fiya sudah merasa sesak di dada, ia pun menceritakan uneg-uneg nya yang ia tanam selama ini.
Jarak jauh dengan waktu tempuh yang lama dengan tempat tinggal mereka berdua, membuat kedua sahabat itu jarang bertemu. Tetapi komunikasi tetap berjalan layar baik via telepon, panggilan WhatsApp ataupun video call.
Hiks hiks hiks
Kaifiya mulai terisak. Kaianna mendengar dengan jelas suara isakan itu. Bahkan ia juga merasa iba. Sepertinya Fiya sedang menahan beban yang begitu berat.
"Kau udah lihat postingan aku di Facebook?" tanyanya sambil terisak.
"Udah," jawab Kai singkat.
"Sebenarnya dia bukan anakku," ucapnya lirih dengan suara beratnya.
Ya, beberapa hari yang lalu Fiya memang meng-upload foto dirinya sembari menggendong bayi perempuan.
"Maksudnya?" tanya Kai pura-pura tak tau.
Walau sebenarnya Kai sudah mulai curiga dengan Poto itu. Kai sangat tau, bahwa selama ini Fiya tak pernah mengandung. Karena segala aktifitas Fiya, Kai tau. Fiya cerita segalanya.
Bahkan Fiya dan Arion yang berobat kemana-mana pun Kai tau. Karena sebagian, tempat pengobatan bahkan makanan apa yang harus dikonsumsi Fiya, Kai lah yang merekomendasikannya.
Bagaimana mungkin Fiya hamil, secara tiba-tiba dan langsung lahir seorang putri. Terakhir kali Fiya telponan dengan Kai sekitar sebulan yang lalu. Jadi, mana mungkin dalam sebulan, langsung sudah lahir seorang bayi? Tentu kau bertanya-tanya.
Tetapi sebagai sahabat, Kai mencoba diam. Mencoba paham. Ia hanya bisa menunggu kapan Fiya akan cerita padanya. Dan mungkin inilah saatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments