Bab 3. Sejauh Mungkin

Fiya merampas kertas itu dari tangan Ela dengan kasar. Bukan ia tak sayang pada kakaknya itu. Bukan pula ia bermaksud berbuat kasar, namun untuk saat ini ia begitu kesal, marah, kasihan, berbaur menjadi satu.

Kakak yang selama ini ia anggap polos, lugu, pulang - pulang dari negeri orang malah membawa kehamilan, menghadirkan seorang bayi tanpa ayah. Bahkan mereka tak tau kalau dia sedang mengandung. Sungguh Daniela pintar sekali menyembunyikan semua itu.

Hati siapa yang tak teriris? Siapa yang tak marah? Terlebih Daniela tak jujur dari awal kehamilan dia. Dan yang lebih perih lagi, Daniela tak ada kontak dengan pria itu.

"Dalam beberapa hari, kami akan pergi. Membawa Awal pergi sejauh mungkin," ucapnya Fiya.

Ela menangis tergugu. Mama dan Fiya tak tega rasanya melihat itu. Tapi, apa mau dibuat. Nasi sudah menjadi bubur. Mereka tak bisa mengembalikan lagi keadaan.

"Makanya, kalau berbuat sesuatu itu ya dipikir! Jangan karena rasanya enak, jadi lupa daratan. Kemana kita harus mencari lelaki itu, hah?" Kesal Fiya. Ia masih belum bisa tenang. Kesal rasanya.

Mulut Ela seakan-akan susah untuk digerakkan, seolah ada yang menguncinya dengan kuat. Ia menerawang kejadian kala itu, bersama pria dari kenegaraan Bangladesh, dengan tubuh tinggi, tegap, besar dan brewok sebagai pemanisnya. Entah kenapa ia terjerat akan pesonanya.

"Seandainya mama tidak mengijinkan mu untuk bekerja kesana, ini semua tidak akan terjadi." Tiba-tiba mama Gita berujar, mengawali bicara setelah sekian lama membisu.

"Mama..... yang salah..... disini," ucapnya dengan terbata dengan air mata yang mengalir deras. Ia sesenggukan, bahkan Fiya bisa melihat dengan jelas bahu mama yang bergetar.

"Mama, jangan bicara begitu, ma. Semua ini salah Ela. Bukannya kita sudah mewanti-wanti dia selama di sana? Dianya aja yang nggak bisa dinasehati," celetuk Fiya.

Kaifiya masih terus memojokkan dan menyalahkan semuanya kepada Daniela, kakaknya itu. Fiya mendekati ibunya, lalu memeluknya kembali.

"Mama tenang aja, aku akan menyayangi Awal sama seperti aku menyayangi anakku sendiri. Dia akan aku anggap seperti anakku yang lahir dari rahimku. Mertuaku setuju, dan suamiku Arion juga setuju, ma. Mereka bilang, itu masih keluarga jadi nggak apa-apa."

"Iya, ma. Mama jangan khawatir. Kami akan menjaganya dengan baik. Kami akan berusaha menjadi orang tua yang baik untuk Nawal," timpal Arion yang sedari tadi membisu. Ia mendekati istrinya, menggenggam tangan Fiya.

Sementara Ela masih mematung, masih setia dengan pikiran yang melanglang buana ke negeri sebelah, berkelana dengan masa lalu yang kelam itu. Bahkan ia tak menyimak lagi obrolan antara mama dan Fiya, adiknya itu.

"Ela" panggil Fiya.

"Kak Ela!" panggilnya lagi. Tapi Ela tak menyahut.

Akhirnya Fiya menepuk bahu kakaknya itu pelan.

"I-iya, Fi. Kenapa?"

"Kenapa? kenapa? Kamu melamun? Kamu masih memikirkan cowok itu? Kamu masih mengharapkan dia?" cerca Fiya. .

"Bu-bukan, Fi, tapi... . Aku.... "

"Ngapain kamu pikirkan lagi dia? Dia aja belum tentu mikirin kamu. Aku heran sama kamu, masih saja kamu peduli dengan dia yang sudah merenggut kehormatan mu. Masih ngarep?"

Ela menggeleng.

"Udah lah. Nggak usah mikirin lagi si banci itu. Sekarang yang harus kamu pikirkan adalah, pernikahan mu yang sudah semakin dekat."

"Iya, Fi."

"Besok kami akan pergi."

"Apa? Besok? Kenapa cepat sekali Fiya? Dan kenapa tiba-tiba?" Ela memberondong sang adik dengan banyak pertanyaan.

"Heh, nggak usah ngegas gitu. Aku kan tadi udah bilang, makanya jangan menghayal."

"Tapi, Fi boleh nggak aku bersama baby Awal sebentar lagi. Aku..."

"Tidak boleh. Kalau kamu bersama Awal lebih lama, aku takut kamu berubah pikiran. Yang ada nanti pernikahan kamu batal. Aku juga nggak mau Awal lama-lama sama kamu. Karena sekarang dia sudah menjadi anakku. Bukan anakmu lagi," ujar Fiya dengan penekanan.

"Kamu mau tetangga semua tau kalau kamu punya anak sebelum menikah? Kamu mau mama malu? Jika awal terlalu lama disini, apa yang kita sembunyikan akan terendus," timpal Fiya lagi.

Sakit, tentu saja. Semudah itu sang adik menghujam belati di dalam dada Ela. Yang tega memisahkan seorang bayi dari ibu kandungnya. Bahkan bayi itu masih umur sehari di dunia ini. Apakah ia, Ela sebagai ibu kandung tak berhak menyandang jabatan ibu untuk baby Awal?

Bukankah memang tak ada yang bisa memisahkan anak dari ibu atau sebaliknya ibu dari anaknya?

Kembali air mata Ela berurai, bahkan tak terbendung. Rasanya dunianya runtuh. Tapi ia dihadapkan dengan dua pilihan sekarang. Bersama dengan putrinya atau, gagal menikah dengan pujaan hatinya dan nama baik keluarganya jadi taruhan.

Episodes
1 Bab 1. Ingin Jumpa
2 Bab 2. Surat Perjanjian
3 Bab 3. Sejauh Mungkin
4 Bab 4. Nawal Kahla
5 Bab 5. 2,5 Kg
6 Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7 Bab 7. Hari Pernikahan
8 Bab 8. Malu?
9 Bab 9. Melodi Memori
10 Bab 10. Apa? Sakit?
11 Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12 Bab 12. Tidak Berdarah
13 Baba 13. Jujur Sama Mama
14 Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15 Bab 15. Gara-gara Kamu
16 Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17 Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18 Bab 18. Cobalah!
19 Bab 19. Mamen
20 Bab 20. Kuda Laut
21 Bab 21. Penabalan Nama
22 Bab 22. Curiga
23 Bab 23. Aku Anak Siapa?
24 Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25 Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26 Bab 26. Tidur Bareng Tante
27 Bab 27. Misi Rahasia
28 Bab 28. Misi Rahasia 2
29 Bab 29. Pergi Main
30 Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31 Bab 31. Kotak Misterius
32 Bab 32. Mandul
33 Bab 33. Darah
34 Bab 34. Gaya Baru
35 Bab 35. Bayangan Misterius
36 Bab 36. Bayi Gede
37 Bab 37. Cinta Ditolak
38 Bab 38. Bukan Anak Kecil
39 Bab 39. Robin Kabur
40 Bab 40. Kita Harus Bicara
41 Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42 Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43 Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44 Bab 44. Berita Viral
45 Bab 45. Berita Viral 2
46 Bab 46. Mama
47 Bab 47. Kecelakaan
48 Bab 48. Sakit dan Perih
49 Bab 49. Nawal Kabur
50 Bab 50. Cepatlah, pak!
51 Bab 51. Nawal Kecelakaan
52 Bab 52. Nawal, Ya?
53 Bab 53. Ketawa-ketiwi
54 Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55 Bab. 55. Daniel Hendarson
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Ingin Jumpa
2
Bab 2. Surat Perjanjian
3
Bab 3. Sejauh Mungkin
4
Bab 4. Nawal Kahla
5
Bab 5. 2,5 Kg
6
Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7
Bab 7. Hari Pernikahan
8
Bab 8. Malu?
9
Bab 9. Melodi Memori
10
Bab 10. Apa? Sakit?
11
Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12
Bab 12. Tidak Berdarah
13
Baba 13. Jujur Sama Mama
14
Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15
Bab 15. Gara-gara Kamu
16
Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17
Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18
Bab 18. Cobalah!
19
Bab 19. Mamen
20
Bab 20. Kuda Laut
21
Bab 21. Penabalan Nama
22
Bab 22. Curiga
23
Bab 23. Aku Anak Siapa?
24
Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25
Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26
Bab 26. Tidur Bareng Tante
27
Bab 27. Misi Rahasia
28
Bab 28. Misi Rahasia 2
29
Bab 29. Pergi Main
30
Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31
Bab 31. Kotak Misterius
32
Bab 32. Mandul
33
Bab 33. Darah
34
Bab 34. Gaya Baru
35
Bab 35. Bayangan Misterius
36
Bab 36. Bayi Gede
37
Bab 37. Cinta Ditolak
38
Bab 38. Bukan Anak Kecil
39
Bab 39. Robin Kabur
40
Bab 40. Kita Harus Bicara
41
Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42
Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43
Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44
Bab 44. Berita Viral
45
Bab 45. Berita Viral 2
46
Bab 46. Mama
47
Bab 47. Kecelakaan
48
Bab 48. Sakit dan Perih
49
Bab 49. Nawal Kabur
50
Bab 50. Cepatlah, pak!
51
Bab 51. Nawal Kecelakaan
52
Bab 52. Nawal, Ya?
53
Bab 53. Ketawa-ketiwi
54
Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55
Bab. 55. Daniel Hendarson

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!