Bab 17. Merongrong Quality Time Ku

Oek oek oek

Suara tangisan bayi itu menggema di dalam kamar pasangan yang sudah menikah kurang lebih selama lima tahun itu. Membangunkan Fiya dari tidurnya. Tetapi tidak dengan Arion, suaminya.

"Iih, ribut banget sih. Nggak pagi, nggak siang, nggak malam, selalu aja nangis?" cerocos Fiya panjang lebar.

Sementara baby Nawal masih saja menangis.

"Ihhh, nggak dengar apa aku bilang apa? Diam kau... Diam kau.....!" pekik Fiya.

Oek oek oek

"Diam kau!" sentaknya lagi

Bukannya berhenti menangis, bayi mungil itu malah semakin kencang menangisinya.

Lagi dan lagi ia memekik dengan kemarahannya. Ia sangat sangat merasa terganggu dengan tangisan bayi mungil polos yang tak tau apa-apa itu. Sehingga jeritan kemarahan Fiya, sukses membangunkan Arion yang sedang tidur dengan lelap nya.

Perlahan Arion membuka mata, meluruskan tangannya. Kemudian duduk.

"Jam berapa ini?" tanyanya dengan suara serak, khas bangun dari tidur.

Fiya bahkan tak menjawab tanya dari pria itu. Ia masih uring-uringan dengan tampang wajah sewot, dahi berkerut, masih jelas tampak kemarahan itu.

"Kenapa sih harus meninggikan suara masih pagi begini?" ucapnya lagi karena tak disahut oleh istrinya itu.

"Biasakan kalau sebelum mata hari terbit, tersenyum lah. Sambut pagi dengan sukacita, bukan dengan suara meninggi. Amarah yang tidak jelas."

Fiya masih diam mendengarkan penuturan suaminya. Ia sangat tahu betul bahwa apa yang dikatakan suaminya benar adanya. Fiya masih ingat dulu kala, pesan papanya. "Hendaknya sambut pagi dengan senyuman dan janganlah kiranya engkau merenggut setelah matahari terbenam,"

"Mungkin dia haus, lapar, makanya dia menangis. Atau mungkin popoknya basah. Kamu tau istriku, begitulah cara bayi berkomunikasi. Berbicara. Dengan menangis, ia berharap orang terdekatnya, orang sekitarnya memperhatikan dia."

Lagi-lagi Fiya membenarkan ucapan suaminya. Tak ubahnya dia dulu begitu semasa bayi. Bahkan bukan hanya dia saja, semua manusia saat bayi menangis lah bahasanya kepada orang dewasa.

"Coba kamu periksa gih, siapa tau popoknya basah. Aku mau bikinin susu untuknya," titah Arion pada akhirnya.

"Kakak sajalah yang meriksa. Biar aku bikinin. susu untuknya. Aku jijik ganti popoknya. Gimana nanti kalau dia pup?" tolak Fiya.

"Memangnya kamu bisa? Biasanya kan kakak yang bikin susu untuk Nawal. Memang kamu tau seberapa takaran air dan susunya? Kamu tau seberapa hangat airnya?"

Bukannya Arion tak percaya dengan Fiya. Tapi pada kenyataannya memang, sudah sebulan lebih semenjak mereka membawa Nawal dari ibunya, Arion lah hampir sepenuhnya merawat dan menjaga baby Nawal. Sementara Fiya? Alasannya kerja kerja dan kerja.

"Aku capek, aku sibuk. Aku nanti telat."

Itulah selalu alasannya agar tak menyentuh baby Nawal.

Tapi pagi ini, pagi yang cerah ini. Pagi yang telah meninggalkan pekatnya malam yang kelabu bagi Fiya kemarin. Ia merasa hari-harinya kini tak sebebas dulu.

Hari ini adalah hari libur. Ia tak ada jadwal berangkat ke kantor. Karena memang di kalender tanggal merah. Jadi tak ada lagi alasan Fiya untuk menolak titah suaminya atau membantu suaminya merawat dan menjaga baby Nawal.

Ketika ia ingin bepergian berdua bersama suaminya, sering sekali tak terwujud selama kurang lebih sebulan ini. Arion lebih memilih tidak ikut daripada meninggalkan baby Nawal sendirian di rumah.

Fiya merasa quality time bersama sang suami telah direnggut oleh bayi itu. Bayi yang kini berstatus sebagai anaknya diatas kertas. Yang biasanya mereka suka share setelah ia pulang, kini sudah hampir tak ada.

Perhatian yang sering ditunjukkan Arion padanya bahkan semakin hari semakin terkikis. Ia merasa disingkirkan sekarang. Ia merasa diabaikan. Tak jarang mereka cekcok hanya karena Arion lebih banyak waktu untuk Nawal daripada dirinya.

"Sana, cek dulu. Popoknya sudah penuh atau belum!" masih titah Arion. Suaranya masih saja tenang dan lembut. Ia sadar betul apa yang dirasakan Fiya sekarang. Arion juga merasakan hal yang sama. Bedanya, ia bisa memendam semua dalam hati. Ia tau gak ada yang perlu disalahkan lagi dalam hal ini.

Episodes
1 Bab 1. Ingin Jumpa
2 Bab 2. Surat Perjanjian
3 Bab 3. Sejauh Mungkin
4 Bab 4. Nawal Kahla
5 Bab 5. 2,5 Kg
6 Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7 Bab 7. Hari Pernikahan
8 Bab 8. Malu?
9 Bab 9. Melodi Memori
10 Bab 10. Apa? Sakit?
11 Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12 Bab 12. Tidak Berdarah
13 Baba 13. Jujur Sama Mama
14 Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15 Bab 15. Gara-gara Kamu
16 Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17 Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18 Bab 18. Cobalah!
19 Bab 19. Mamen
20 Bab 20. Kuda Laut
21 Bab 21. Penabalan Nama
22 Bab 22. Curiga
23 Bab 23. Aku Anak Siapa?
24 Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25 Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26 Bab 26. Tidur Bareng Tante
27 Bab 27. Misi Rahasia
28 Bab 28. Misi Rahasia 2
29 Bab 29. Pergi Main
30 Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31 Bab 31. Kotak Misterius
32 Bab 32. Mandul
33 Bab 33. Darah
34 Bab 34. Gaya Baru
35 Bab 35. Bayangan Misterius
36 Bab 36. Bayi Gede
37 Bab 37. Cinta Ditolak
38 Bab 38. Bukan Anak Kecil
39 Bab 39. Robin Kabur
40 Bab 40. Kita Harus Bicara
41 Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42 Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43 Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44 Bab 44. Berita Viral
45 Bab 45. Berita Viral 2
46 Bab 46. Mama
47 Bab 47. Kecelakaan
48 Bab 48. Sakit dan Perih
49 Bab 49. Nawal Kabur
50 Bab 50. Cepatlah, pak!
51 Bab 51. Nawal Kecelakaan
52 Bab 52. Nawal, Ya?
53 Bab 53. Ketawa-ketiwi
54 Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55 Bab. 55. Daniel Hendarson
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Ingin Jumpa
2
Bab 2. Surat Perjanjian
3
Bab 3. Sejauh Mungkin
4
Bab 4. Nawal Kahla
5
Bab 5. 2,5 Kg
6
Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7
Bab 7. Hari Pernikahan
8
Bab 8. Malu?
9
Bab 9. Melodi Memori
10
Bab 10. Apa? Sakit?
11
Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12
Bab 12. Tidak Berdarah
13
Baba 13. Jujur Sama Mama
14
Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15
Bab 15. Gara-gara Kamu
16
Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17
Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18
Bab 18. Cobalah!
19
Bab 19. Mamen
20
Bab 20. Kuda Laut
21
Bab 21. Penabalan Nama
22
Bab 22. Curiga
23
Bab 23. Aku Anak Siapa?
24
Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25
Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26
Bab 26. Tidur Bareng Tante
27
Bab 27. Misi Rahasia
28
Bab 28. Misi Rahasia 2
29
Bab 29. Pergi Main
30
Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31
Bab 31. Kotak Misterius
32
Bab 32. Mandul
33
Bab 33. Darah
34
Bab 34. Gaya Baru
35
Bab 35. Bayangan Misterius
36
Bab 36. Bayi Gede
37
Bab 37. Cinta Ditolak
38
Bab 38. Bukan Anak Kecil
39
Bab 39. Robin Kabur
40
Bab 40. Kita Harus Bicara
41
Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42
Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43
Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44
Bab 44. Berita Viral
45
Bab 45. Berita Viral 2
46
Bab 46. Mama
47
Bab 47. Kecelakaan
48
Bab 48. Sakit dan Perih
49
Bab 49. Nawal Kabur
50
Bab 50. Cepatlah, pak!
51
Bab 51. Nawal Kecelakaan
52
Bab 52. Nawal, Ya?
53
Bab 53. Ketawa-ketiwi
54
Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55
Bab. 55. Daniel Hendarson

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!