Bab 10. Apa? Sakit?

"Hmm, harum banget istriku," ucap Hanai. Ia menghampiri Ela yang sedang mengeringkan rambutnya di depan meja rias.

"Sinikan, biar Abang yang keringkan."

Ela membiarkan saja Hanai mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Kayaknya pakai hairdryer lebih cepat kering ya," ujarnya.

"Nggak usah, bang."

"Lho, kenapa?"

"Aku nggak terbiasa. Nggak kuat, kepalaku suka sakit menahan sengatan panasnya. Lebih terbiasa dengan handuk kecil saja," tutur Ela menjelaskan.

"Iya deh, tuan putri. Hamba akan lakukan sesuai perintah tuan."

"Lagian, hairdryer juga nggak ada kok," celetuknya lagi.

"Jadi?" jerit Ela.

"Abang hanya ingin menggoda mu," sela Hanai sambil tertawa.

Ela tersenyum saja dengan tingkah suaminya. Bisa dikategorikan memang, Hanai adalah tipe pria humble dan romantis. Berpacaran selama enam bulan, itu yang ia lihat dari Ela selain dia baik, perhatian dan juga tidak pelit.

"Nah, sudah kering. Sekarang kita tidur yok," ucapnya.

"Belum, bang. Masih basah. Aku nggak bisa tidur kalau rambutku masih lembab."

"Oh, banyak banget sih pertanyaan istriku ini."

"Hehe." Ela hanya cengengesan sebagai jawabannya.

Dengan sabar, Hanai mengipas-ngipas rambut Ela dengan kertas. Berharap segera kering. Dalam hati ia masih kesal, malam pertama kok disuguhkan dengan kegiatan-kegiatan yang nyeleneh seperti ini.

""El..." panggilnya pelan. Suaranya agak berat.

"Iya, bang."

"Tidur, yok."

"Belum ngantuk bang."

"Abang tau gimana biar kamu bisa cepat ngantuk."

"Apa?" tanya Ela antusias.

"Olahraga."

"Malam-malam olahraga? Olahraga apaan?"

"Olahraga ranjang."

Terdiam Ela mendengar celetukan suaminya itu. Bahkan ia merasa malu. Ucapan suaminya tak difilter sedikitpun. Begitu mudah dan frontal Hanai mengucapkan kalimat itu.

"Ta-tapi, bang."

Hanai tak menghiraukan protes yang coba dilayangkan Ela. Ia menuntun sang istri agar duduk diatas meja rias, sementara mereka berhadapan, dimana Hanai berdiri, menangkupkan kedua tangan ke pipi chubby istrinya itu.

Ia membelai surai panjang hitam Ela dengan lembut, lalu beralih ke tengkuk Ela.

"Sayang."

"Hmm."

"Abang pengen..... Sekarang ya...... Kan ini malam pertama kita. Boleh ya?"

Bahkan suara Hanai pun terdengar serak.

"Tapi, bang aku...."

"Menolak keinginan suami dosa loh."

Tak bisa Ela mengelak atas permintaan suaminya itu. Mereka sudah halal. Dan sudah semestinya ia melaksanakan kewajibannya sebagai istrinya, yaitu melayani suaminya.

Ela pun menganggukkan kepalanya. Membuat Hanai senang sekali sampai tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata, akibat sinyal yang diberikan istrinya itu.

Benda kenyal dan lembut itu pun beradu, kemudian menyatu, menimbulkan suara napas yang terengah-engah akibat hampir kehilangan oksigen mereka berdua.

Mereka pun melanjutkan sesuatu yang seharusnya mereka lanjutkan. Apalagi mereka sudah pasangan suami istri yang sah. Tentunya malam pertama adalah malam impian bagi setiap pasangan pengantin baru.

Bunyi tik tik tik dari suara hujan, bahkan tak menjadi penghalang pasangan itu untuk melakukan ritual mereka. Tetapi, suhu udara yang dingin semakin menambah nikmatnya melodi memori yang mereka ciptakan.

Hingga pertengahan malam, usai sudah kedua insan itu melepas sesuatu yang harus dilepaskan. Menikmati indahnya perpaduan yang memang harus dipadukan.

****

"Lho, Abang mau kemana? Rapi banget," seru Ela

Sementara jam di dinding memang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Sudah waktunya memang berangkat kerja bagi yang sibuk mengais rejeki. Tapi yang jadi pertanyaan, ini kan masih satu hari Hanai dan Ela menikah. Kok sudah bekerja? Apakah tidak terlalu cepat? Biasanya kan ada cuti selama beberapa hari.

"Abang ada urusan sama teman-teman. Sekalian mau ketemuan dengan teman Abang yang menawarkan jadi dosen di kampusnya. Biar ada kerja tambahan. Biar pundi-pundi istri Abang ini nanti penuh dan nggak ngeluh."

Daniela tersenyum mendengar godaan suaminya.

"Ketemuannya kok cepat banget, bang. Nggak kepagian gitu?"

"Memang janjinya pagi, sayang. Kebetulan tempatnya juga agak jauh. Kamu di rumah saja ya. Jangan kemana-mana."

"Oke, bang."

"Doakan Abang biar kita bisa beli rumah, atau nggak dalam waktu dekat kita sewa rumah sederhana aja dulu supaya kita lebih mandiri. Jangan mengharapkan bantuan dari orang tua terus."

Ela tersenyum. Ia terharu dengan penuturan suaminya. Ternyata sudah sejauh itu pemikirannya.

Usai Ela menyalami suaminya dan si suami mengecup kening sang istri, mereka pun berpisah.

Sementara untuk saat ini, Daniela masih belum bekerja. Ia sudah mencari-cari lowongan pekerjaan secara online.

Belum ada setahun memang dia tidak bekerja setelah kepulangannya dari Malaysia.

Kring kring kring

Ponsel Ela berbunyi. Buru-buru ia meraih ponsel itu lalu mengangkatnya.

"Halo, Fiya."

"....."

"Apa?"

"...."

"Awal sakit? Sakit apa?"

Sungguh sangat panik Ela ketika mendengar kabar kalau anaknya sakit. Memang, setelah pernikahan dia selalu memikirkan baby Awal Ada rasa rindu, sesal, sesak di dada dan banyak hal yang menggerogoti dirinya.

Tak jarang Ela melamun tanpa sepengetahuan Hanai. Sejauh ini dia masih bisa menguasai emosinya. Karena jika sampai Hanai tau apa yang dia pikirkan, habislah sudah.

Bayi yang masih merah berpisah dari ibu kandungnya, sangat miris bukan? Sangat pilu bukan? Keduanya saling merindukan, tapi tak bisa saling melepas rindu. Bahkan si ibu tak bisa mengakui terang-terangan, tak bisa memeluk dengan puas anaknya sendiri.

Episodes
1 Bab 1. Ingin Jumpa
2 Bab 2. Surat Perjanjian
3 Bab 3. Sejauh Mungkin
4 Bab 4. Nawal Kahla
5 Bab 5. 2,5 Kg
6 Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7 Bab 7. Hari Pernikahan
8 Bab 8. Malu?
9 Bab 9. Melodi Memori
10 Bab 10. Apa? Sakit?
11 Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12 Bab 12. Tidak Berdarah
13 Baba 13. Jujur Sama Mama
14 Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15 Bab 15. Gara-gara Kamu
16 Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17 Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18 Bab 18. Cobalah!
19 Bab 19. Mamen
20 Bab 20. Kuda Laut
21 Bab 21. Penabalan Nama
22 Bab 22. Curiga
23 Bab 23. Aku Anak Siapa?
24 Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25 Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26 Bab 26. Tidur Bareng Tante
27 Bab 27. Misi Rahasia
28 Bab 28. Misi Rahasia 2
29 Bab 29. Pergi Main
30 Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31 Bab 31. Kotak Misterius
32 Bab 32. Mandul
33 Bab 33. Darah
34 Bab 34. Gaya Baru
35 Bab 35. Bayangan Misterius
36 Bab 36. Bayi Gede
37 Bab 37. Cinta Ditolak
38 Bab 38. Bukan Anak Kecil
39 Bab 39. Robin Kabur
40 Bab 40. Kita Harus Bicara
41 Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42 Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43 Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44 Bab 44. Berita Viral
45 Bab 45. Berita Viral 2
46 Bab 46. Mama
47 Bab 47. Kecelakaan
48 Bab 48. Sakit dan Perih
49 Bab 49. Nawal Kabur
50 Bab 50. Cepatlah, pak!
51 Bab 51. Nawal Kecelakaan
52 Bab 52. Nawal, Ya?
53 Bab 53. Ketawa-ketiwi
54 Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55 Bab. 55. Daniel Hendarson
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Ingin Jumpa
2
Bab 2. Surat Perjanjian
3
Bab 3. Sejauh Mungkin
4
Bab 4. Nawal Kahla
5
Bab 5. 2,5 Kg
6
Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7
Bab 7. Hari Pernikahan
8
Bab 8. Malu?
9
Bab 9. Melodi Memori
10
Bab 10. Apa? Sakit?
11
Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12
Bab 12. Tidak Berdarah
13
Baba 13. Jujur Sama Mama
14
Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15
Bab 15. Gara-gara Kamu
16
Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17
Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18
Bab 18. Cobalah!
19
Bab 19. Mamen
20
Bab 20. Kuda Laut
21
Bab 21. Penabalan Nama
22
Bab 22. Curiga
23
Bab 23. Aku Anak Siapa?
24
Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25
Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26
Bab 26. Tidur Bareng Tante
27
Bab 27. Misi Rahasia
28
Bab 28. Misi Rahasia 2
29
Bab 29. Pergi Main
30
Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31
Bab 31. Kotak Misterius
32
Bab 32. Mandul
33
Bab 33. Darah
34
Bab 34. Gaya Baru
35
Bab 35. Bayangan Misterius
36
Bab 36. Bayi Gede
37
Bab 37. Cinta Ditolak
38
Bab 38. Bukan Anak Kecil
39
Bab 39. Robin Kabur
40
Bab 40. Kita Harus Bicara
41
Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42
Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43
Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44
Bab 44. Berita Viral
45
Bab 45. Berita Viral 2
46
Bab 46. Mama
47
Bab 47. Kecelakaan
48
Bab 48. Sakit dan Perih
49
Bab 49. Nawal Kabur
50
Bab 50. Cepatlah, pak!
51
Bab 51. Nawal Kecelakaan
52
Bab 52. Nawal, Ya?
53
Bab 53. Ketawa-ketiwi
54
Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55
Bab. 55. Daniel Hendarson

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!