Bab 4. Nawal Kahla

Daniela menitikkan air mata. Lagi dan lagi entah yang ke berapa kalinya. Ditatapnya lekat wajah merah baby Awal dengan nama lengkap Nawal Kahla itu.

"Akan ku simpan di memori ini sampai selamanya. Kita akan bertemu kembali, nak," lirihnya.

"Sudah kubilang jangan bicara yang tidak-tidak!" sergah Fiya.

"Enak aja mau kembali. Maksudmu apa? Mau ambil dia kembali? Kamu masih ingat kan perjanjian itu? Yang sudah kamu bubuhkan tanda tangan, bahkan bermaterai. Kamu tau kan apa yang kamu alami bila kamu langgar itu perjanjian?"

Daniela membisu. Ia menganggap semua perkataan Kaifiya masuk telinga kiri dan keluar telinga kiri juga. Ia masih asyik memandang wajah baby yang menggemaskan itu.

"Maafin mama ya, nak. Bukannya mama tak sayang. Mama sayang sama kamu melebihi nyawa mama. Tapi, mama nggak bisa berbuat apa-apa sekarang. Mama terpojok. Mama nggak ada pilihan lain."

"Baik-baik ya sama Onty. Harus nurut nanti dan jangan rewel."

"Apa? Onty? Enak saja Onty. Dia sudah menjadi anakku sejak surat itu kamu tanda tangan. Aku bukan ontynya lagi, tapi mamanya. Ku ingatkan kalau kamu lupa."

Kaifiya menekankan kata-katanya.

"Fiya, tolong mengerti sedikit. Sebagai ibu aku tentu berat berpisah dengan anakku, darah daging ku. Wajar kalau kamu nggak ngerti. Kamu kan belum punya anak," lirih Ela.

Mendengar perkataan Ela, tersulut sudah emosi jiwa Fiya. Ia merasa kakaknya sudah keterlaluan. Seolah ia sedang diejek, wanita yang tak sempurna.

Fiya langsung mengambil baby Nawal dari gendongan Eka. Bukan ia tak iba dengan Ela, tapi jika dibiarkan lama-lama Ela akan berubah pikiran. Bahkan ia sakit hati mendengar kalimat Ela barusan.

Sungguh menyayat hatinya. Ia merasa hidup ini aneh, tidak adil. Dimana ia berjuang memiliki anak, berobat kesana-kemari, ini itu, tapi tak membutuhkan hasil. Sementara si kakak yang belum menginginkan momongan, malah dengan mudah mendapatkannya.

Fiya tau, Ela sangat terluka. Walau ia belum pernah merasakan jadi seorang ibu tapi ia tau betul. Betapa sakitnya berpisah dari anak, darah daging kita sendiri.

Apalagi baby Nawal yang usianya baru sehari. Tentu masih sangat membutuhkan kasih sayang dari ibunya, pelukan dan belaian dari ibunya. Sangat membutuhkan air susu ibu yang telah mengandung dan melahirkannya.

Ela yang merasa direnggut hak darinya sangat terluka. Ia berlari menuju kamarnya. Ia menangis sejadi-jadinya di sana, di atas ranjangnya. Bahkan telepon genggam yang sedari tadi berbunyi ia abaikan.

"Tuhan, aku sangat tidak sanggup berpisah dari anakku. Kuatkan aku, Tuhan," rintihnya sambil menangis tergugu.

Satu-satunya tempat pengaduan Ela saat ini adalah sang khalik, sang pembolak - balik hati manusia. Hanya dia yang mengerti Ela. Ia berlutut di lantai keramik dingin itu, ia memanjatkan doa agar ia sanggup menghadapi perpisahan ini.

Sementara di ruang tamu, mama Gita menenangkan Fiya. Ia tak bisa membela siapa pun disini. Fiya marah pada kakaknya dengan aib ini. Sama, Gita juga marah. Tapi ia bisa apa?

"Sebaiknya kita simpan rapat-rapat aib ini, jangan sampai ada yang tau. Cukup kita. Dan kalau bisa jangan dibahas lagi," lirih sang mama.

"Saran mama, sekarang saja bawa baby Nawal nak. Mama takut tercium ke tetangga yang malah akan menyebar ke calon mertua Ela. Kamu taulah gimana tetangga sekarang," terang mama Gita.

"Tapi, ma gimana dengan Ela? Rasanya aku nggak tega, ma. Dia masih terpukul banget. Aku ingin memberi waktu pada mereka - Ela dan baby Awal untuk bersama sebentar saja."

"Memberi waktu gimana?" tanya Arion tiba-tiba. Ia membuka suara juga akhirnya.

"Tadi saja langsung kamu ambil tuh Awal dari gendongannya," imbuhnya lagi.

"Habis aku nggak tega, kak. Aku kasihan sama baby Awal, kalau sampai ia terkena air mata ibunya. Kata orang kan jangan sampai menetes air mata di pipi si bayi," sela Fiya pada suaminya itu.

"Beri mereka waktu sedikit saja, kakak mohon. Biar bagaimanapun Ela adalah ibu kandung baby Awal Ibu dan anak tak seharusnya dipisahkan seperti ini. Mereka berdua akan terluka. Kita masih bisa mencoba pengobatan lain agar diberi momongan," ucap Arion hati-hati. Ia takut menyakiti sang istri.

"Tapi, kak aku nggak sanggup. Aku nggak ada pilihan lain. Bukan aku egois, tapi ...." Fiya menghela nafasnya kasar.

Terpopuler

Comments

Noel Perianto Gurning

Noel Perianto Gurning

mantap

2024-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ingin Jumpa
2 Bab 2. Surat Perjanjian
3 Bab 3. Sejauh Mungkin
4 Bab 4. Nawal Kahla
5 Bab 5. 2,5 Kg
6 Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7 Bab 7. Hari Pernikahan
8 Bab 8. Malu?
9 Bab 9. Melodi Memori
10 Bab 10. Apa? Sakit?
11 Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12 Bab 12. Tidak Berdarah
13 Baba 13. Jujur Sama Mama
14 Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15 Bab 15. Gara-gara Kamu
16 Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17 Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18 Bab 18. Cobalah!
19 Bab 19. Mamen
20 Bab 20. Kuda Laut
21 Bab 21. Penabalan Nama
22 Bab 22. Curiga
23 Bab 23. Aku Anak Siapa?
24 Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25 Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26 Bab 26. Tidur Bareng Tante
27 Bab 27. Misi Rahasia
28 Bab 28. Misi Rahasia 2
29 Bab 29. Pergi Main
30 Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31 Bab 31. Kotak Misterius
32 Bab 32. Mandul
33 Bab 33. Darah
34 Bab 34. Gaya Baru
35 Bab 35. Bayangan Misterius
36 Bab 36. Bayi Gede
37 Bab 37. Cinta Ditolak
38 Bab 38. Bukan Anak Kecil
39 Bab 39. Robin Kabur
40 Bab 40. Kita Harus Bicara
41 Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42 Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43 Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44 Bab 44. Berita Viral
45 Bab 45. Berita Viral 2
46 Bab 46. Mama
47 Bab 47. Kecelakaan
48 Bab 48. Sakit dan Perih
49 Bab 49. Nawal Kabur
50 Bab 50. Cepatlah, pak!
51 Bab 51. Nawal Kecelakaan
52 Bab 52. Nawal, Ya?
53 Bab 53. Ketawa-ketiwi
54 Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55 Bab. 55. Daniel Hendarson
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Ingin Jumpa
2
Bab 2. Surat Perjanjian
3
Bab 3. Sejauh Mungkin
4
Bab 4. Nawal Kahla
5
Bab 5. 2,5 Kg
6
Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7
Bab 7. Hari Pernikahan
8
Bab 8. Malu?
9
Bab 9. Melodi Memori
10
Bab 10. Apa? Sakit?
11
Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12
Bab 12. Tidak Berdarah
13
Baba 13. Jujur Sama Mama
14
Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15
Bab 15. Gara-gara Kamu
16
Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17
Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18
Bab 18. Cobalah!
19
Bab 19. Mamen
20
Bab 20. Kuda Laut
21
Bab 21. Penabalan Nama
22
Bab 22. Curiga
23
Bab 23. Aku Anak Siapa?
24
Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25
Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26
Bab 26. Tidur Bareng Tante
27
Bab 27. Misi Rahasia
28
Bab 28. Misi Rahasia 2
29
Bab 29. Pergi Main
30
Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31
Bab 31. Kotak Misterius
32
Bab 32. Mandul
33
Bab 33. Darah
34
Bab 34. Gaya Baru
35
Bab 35. Bayangan Misterius
36
Bab 36. Bayi Gede
37
Bab 37. Cinta Ditolak
38
Bab 38. Bukan Anak Kecil
39
Bab 39. Robin Kabur
40
Bab 40. Kita Harus Bicara
41
Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42
Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43
Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44
Bab 44. Berita Viral
45
Bab 45. Berita Viral 2
46
Bab 46. Mama
47
Bab 47. Kecelakaan
48
Bab 48. Sakit dan Perih
49
Bab 49. Nawal Kabur
50
Bab 50. Cepatlah, pak!
51
Bab 51. Nawal Kecelakaan
52
Bab 52. Nawal, Ya?
53
Bab 53. Ketawa-ketiwi
54
Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55
Bab. 55. Daniel Hendarson

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!