Bab 8. Malu?

Pekatnya malam menyambut pengantin baru yang baru saja tiba di rumah keluarga Hanai, suami dari Daniela yang baru saja sah di mata hukum dan agama.

Mereka memutuskan untuk beberapa hari tinggal bersama di sini sebelum mereka menjalani biduk rumah tangga dengan rumah terpisah.

Kesepakatan yang telah mereka buat sebelum mereka memutuskan untuk menikah. Dan mereka sepakat, mereka akan menyewa sebuah rumah sebelum mereka mampu untuk membeli rumah sendiri kelak.

Hanai pun sudah menceritakan ini kepada orang tuanya. Awalnya memang orang tuanya tidak mau karena mereka merasa tak perlu buang-buang uang dengan menyewa rumah, lebih baik tinggal dengan mereka, di samping mereka juga karena kesepian.

Julie - adik dari Hanai, memilih nge-kost karena kampusnya jauh dari tempat tinggal mereka. Hanai hanya mempunyai saudari, Julie seorang.

"Kamu duluan yang mandi atau aku?" tanya Hanai canggung.

Sungguh berbeda rasanya ketika mereka pacaran dengan situasi sekarang. Gugup, malu, canggung bercampur menjadi satu. Ela yang tak pernah sekamar dengan pria, begitu pun sebaliknya. Ini awal dia se kamar dengan wanita, yang bahkan dimulai dari sekarang, setiap sehari-harinya akan melihat wanita itu.

"Kamu saja duluan, bang. Aku masih melepas sanggul ku dan semua ini," ucapnya juga gugup dan malu sambil menunjukkan perhiasan-perhiasan yang melekat di tubuhnya.

Akan butuh perjuangan memang untuk melepas semua yang menghiasi kepalanya.

"Ya sudah, aku duluan ya."

Hanya dijawab Ela dengan anggukan kepala.

Hanai beranjak ke kamar mandi. Kebetulan kamar mandi ada di dalam kamar mereka, tepatnya kamar Hanai dulunya. Jadi tak perlu berebut dengan anggota keluarga lain.

Kehidupan keluarga Hanai memang jauh dari kata mewah karena bukan dari kalangan konglomerat ataupun bangsawan, atau keluarga yang mempunyai bisnis dimana-mana.

Ayah Hanai - Ghaffar, adalah seorang dosen yang saat ini menjabat sebagai rektor di kampus tempat ia mengajar. Mengajar di dua kampus yang berbeda. Namun dia sebagai rektor hanya di satu kampus.

Ibu dari Hanai - Heera, sebagai ibu rumah tangga pada umumnya. Suaminya tak memberinya kesempatan untuk bekerja setelah mereka menikah beberapa puluh tahun yang lalu.

Ceklek

Tak berapa lama, pintu kamar mandi terbuka. Keluarlah Hanai dari sana, dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Pemandangan ini tentunya juga hal pertama bagi Ela. Ia malu sekali, bahkan sampai berpaling menghindari pemandangan itu.

Tetapi ia tak bisa memungkiri, setiap hari ia akan menyaksikan pemandangan itu. Mungkin karena masih awal, jadi masih malu.

"Kenapa kamu menghindar?" tanya Hanai. Ia berjalan mendekati sang istri yang sedang duduk di tepian ranjang.

"Ng-nggak, bang. Aku hanya..."

"Malu? Apa yang membuat mu malu? Kita udah suami istri. Setiap hari kamu akan melihat pemandangan yang seperti ini. Jadi mulai biasakan dari sekarang," sela Hanai.

"I-iya, bang."

"Segeralah mandi, nanti semakin larut. Aku nggak mau kamu sampai kedinginan dan masuk angin." timpal Hanai.

Ela terkesiap mendengar kalimat panjang yang keluar dari bibir suaminya itu. Perhatian kecil memang, tapi ia merasa kupu-kupu sedang menari dalam hatinya sekarang. Ia merasa hangat.

Ia berjalan semakin mendekati Ela, membuat Ela menelan ludah. Semakin dekat, dan semakin dekat... membuat jantung Ela berdegup sangat kencang.

Sampai tubuh yang hanya dililit handuk tersebut tepat dihadapannya. Ela bahkan sampai salah tingkah.

"Kenapa keringat dingin? Kamu sakit?" tanya Hanai. Keningnya berkerut.

"Ng-nggak. Ke-kenapa ada mendekat?" tanya Ela gugup.

"Kan baju Abang di samping mu."

Blush

Memerah lah pipi Ela saat itu juga. Ia mengira apa, eh ternyata Hanai ingin mengambil bajunya. Padahal pikirannya sudah melayang kemana-mana. Ia pun langsung terdiam.

"Kok bengong? Atau mau Abang mandikan?"

"Ng-nggak, bang. Emang aku anak kecil apa?" sungut Ela, masih gugup. Segera ia beranjak dari tepian ranjang itu lalu melangkahkan kakinya ke kamar mandi dengan pipi merona merah.

Hanai tertawa sumringah melihat pemandangan itu. Pipi memerah dengan rambut yang mengembang seperti rambut singa. Sungguh lucu baginya. Mungkin karena efek pengeras rambut itu, membuat rambut Ela layaknya rambut singa.

"Abang tunggu, ya. Yang cepat mandinya, biar kita bobo bareng," seru Hanai dengan suara agak keras karena Ela telah masuk ke dalam kamar mandi dan langsung mengunci pintunya dari dalam.

Ia tersenyum malau mendengar godaan receh dari suaminya itu.

Saat Ela sedang mandi di kamar mandi, Hanai mengenakan pakaiannya yang tergeletak di atas ranjang. Sambil memakai baju, ia terbayang,malam pertamanya bersama istri tercinta. Bayangan - bayangan apa yang akan mereka lakukan di malam pertama telah berputar di pikirannya.

Cerita dari sahabatnya, teman-temannya serta film hot yang pernah ia tonton telah bersorak ria dalam pikirannya.

"Aku kok jadi mesum gini sih," gumam Hanai sambil tersenyum akan tingkahnya sendiri. Senyum yang memabukkan kaum hawa apabila melihatnya.

Sudah hampir setengah jam menunggu, Ela tak kunjung keluar dari kamar mandi. Hanai merasa curiga. Ia berjalan mendekati kamar mandi lalu mengetuknya.

"El, kamu sudah selesai?" jeritnya sambil menggedor-gedor pintu.

Beberapa saat tidak ada sahutan dari dalam. Hanai pun mencoba mengetuk lagi pintu lebih keras.

"El, kamu masih di dalam sayang?" serunya.

Masih belum ada juga sahutan dari dalam.

Karena cemas, Hanai pun memutuskan untuk mendobrak pintu tersebut.

"El, kamu mundur ya sayang. Biar Abang dobrak pintunya," pekiknya dengan cemas bercampur panik.

Alangkah terkejutnya ia saat melihat Ela di dalam kamar mandi itu.

Episodes
1 Bab 1. Ingin Jumpa
2 Bab 2. Surat Perjanjian
3 Bab 3. Sejauh Mungkin
4 Bab 4. Nawal Kahla
5 Bab 5. 2,5 Kg
6 Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7 Bab 7. Hari Pernikahan
8 Bab 8. Malu?
9 Bab 9. Melodi Memori
10 Bab 10. Apa? Sakit?
11 Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12 Bab 12. Tidak Berdarah
13 Baba 13. Jujur Sama Mama
14 Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15 Bab 15. Gara-gara Kamu
16 Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17 Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18 Bab 18. Cobalah!
19 Bab 19. Mamen
20 Bab 20. Kuda Laut
21 Bab 21. Penabalan Nama
22 Bab 22. Curiga
23 Bab 23. Aku Anak Siapa?
24 Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25 Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26 Bab 26. Tidur Bareng Tante
27 Bab 27. Misi Rahasia
28 Bab 28. Misi Rahasia 2
29 Bab 29. Pergi Main
30 Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31 Bab 31. Kotak Misterius
32 Bab 32. Mandul
33 Bab 33. Darah
34 Bab 34. Gaya Baru
35 Bab 35. Bayangan Misterius
36 Bab 36. Bayi Gede
37 Bab 37. Cinta Ditolak
38 Bab 38. Bukan Anak Kecil
39 Bab 39. Robin Kabur
40 Bab 40. Kita Harus Bicara
41 Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42 Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43 Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44 Bab 44. Berita Viral
45 Bab 45. Berita Viral 2
46 Bab 46. Mama
47 Bab 47. Kecelakaan
48 Bab 48. Sakit dan Perih
49 Bab 49. Nawal Kabur
50 Bab 50. Cepatlah, pak!
51 Bab 51. Nawal Kecelakaan
52 Bab 52. Nawal, Ya?
53 Bab 53. Ketawa-ketiwi
54 Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55 Bab. 55. Daniel Hendarson
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Ingin Jumpa
2
Bab 2. Surat Perjanjian
3
Bab 3. Sejauh Mungkin
4
Bab 4. Nawal Kahla
5
Bab 5. 2,5 Kg
6
Bab 6. Kenapa Harus Malam?
7
Bab 7. Hari Pernikahan
8
Bab 8. Malu?
9
Bab 9. Melodi Memori
10
Bab 10. Apa? Sakit?
11
Bab 11. Siapa Yang Hamil?
12
Bab 12. Tidak Berdarah
13
Baba 13. Jujur Sama Mama
14
Bab 14. Video Ciwi-ciwi
15
Bab 15. Gara-gara Kamu
16
Bab 16. Kan Ku Pinjamkan Bahuku
17
Bab 17. Merongrong Quality Time Ku
18
Bab 18. Cobalah!
19
Bab 19. Mamen
20
Bab 20. Kuda Laut
21
Bab 21. Penabalan Nama
22
Bab 22. Curiga
23
Bab 23. Aku Anak Siapa?
24
Bab 24. Aku Anak Siapa Part 2
25
Bab 25. Tante Yakin Bisa Jujur?
26
Bab 26. Tidur Bareng Tante
27
Bab 27. Misi Rahasia
28
Bab 28. Misi Rahasia 2
29
Bab 29. Pergi Main
30
Bab 30. Tidak Suka Lato-lato
31
Bab 31. Kotak Misterius
32
Bab 32. Mandul
33
Bab 33. Darah
34
Bab 34. Gaya Baru
35
Bab 35. Bayangan Misterius
36
Bab 36. Bayi Gede
37
Bab 37. Cinta Ditolak
38
Bab 38. Bukan Anak Kecil
39
Bab 39. Robin Kabur
40
Bab 40. Kita Harus Bicara
41
Bab 41. Dokter Mengancam Saya?
42
Bab 42. Dia Putrinya Ela?
43
Bab 43. Kamu Menyembunyikan Sesutu
44
Bab 44. Berita Viral
45
Bab 45. Berita Viral 2
46
Bab 46. Mama
47
Bab 47. Kecelakaan
48
Bab 48. Sakit dan Perih
49
Bab 49. Nawal Kabur
50
Bab 50. Cepatlah, pak!
51
Bab 51. Nawal Kecelakaan
52
Bab 52. Nawal, Ya?
53
Bab 53. Ketawa-ketiwi
54
Bab 54. Bos Kecil dan Tuan Muda
55
Bab. 55. Daniel Hendarson

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!