Flash Back
"Ela, 'kamu kenapa?" tanya sang mama yang baru saja pulang dari sekolah.
Ibu Basagita merupakan seorang guru pegawai negeri sekolah dasar di daerah tempat tinggalnya. Tidak jauh dari rumahnya, hanya menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit dengan sepeda motor.
"Perut aku sakit banget, ma," ucapnya lemah seraya memegangi perutnya.
"Kita ke rumah sakit aja yuk," ajak sang mama. Bahkan helm dan tasnya belum ia letakkan. Sesungguhnya ia sangat panik sekarang.
Begitu pucat nya wajah Daniela, bahkan berdiri saja tak sanggup.
Ibu Basagita pun merogoh tasnya dan mengambil ponsel dari dalam. Ia berniat menghubungi becak langganannya. Ia sadar, tidak akan sanggup ia membawa Ela dengan motor dalam keadaan seperti ini.
Tergesa-gesa, ia gulir ponsel itu. Seketika ia sadar, tak bisa membaca jika tanpa kaca mata. Ia pun mengambil kembali kaca mata dari dalam tasnya. Penyakit katarak yang ia derita, mengharuskan ia untuk rajin meneteskan air dari rendaman daun, entah daun apa tak tau. Setiap pagi ia merendam daun itu, lalu meneteskan hasil rendaman itu ke matanya.
Sepertinya tadi pagi ia lupa, melakukan ritual itu. Tapi tak taulah.
Tak lama kemudian, suara becak yang sudah familiar di telinga mama Basagita, bahkan para tetangga sudah terdengar menyorakinya karena becak langganannya sudah tiba. Otomatis, tetangga bertanya-tanya.
"Untuk apa mereka pakai becak, kan motornya ada. Dua lagi." Itulah yang mungkin.ada di benak para tetangga yang kepo nya maksimal itu. Terakhir keluarga itu memesan becak sewaktu membawa suaminya - suami Basagita, Rudi sekarat dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Dan pada akhirnya tak bisa diselamatkan. Penyakit paru-paru yang sudah kronis merenggut nyawa bapak dari tiga anak itu.
Ibu Basagita shock saat dokter menjelaskan bahwa waktu persalinan sudah tiba. Siapa yang bersalin? Sementara Ela belum menikah.
"Maksud dokter? Siapa yang mengandung?" tanya mama Gita bingung.
"Lho, perempuan yang bersama ibu tadi. Anak ibu kan? Dia yang akan melahirkan. Jalan lahir sudah pembukaan sepuluh, Bu. Sudah lengkap," jelas sang dokter lebih detail lagi seraya menebarkan senyumnya.
Tak kuat rasanya kaki mama Gita untuk berpijak. Kakinya bergetar, berikut tubuhnya juga Tak percaya dengan penuturan dokter barusan.
"Anak saya hamil? Dan mau melahirkan? Itu nggak mungkin dokter. Dokter bohong kan? Bagaimana anak saya mau melahirkan, hamil saja tidak. Anak saya belum menikah dokter.. Dokter jangan ngada-ngada, ya. Saya tau anak saya."
Si dokter cantik itu terdiam. Senyumnya ia simpan kembali. Ia mengira keluarga itu pasti akan bahagia dengan hadirnya sang buah hati. Tapi ini apa? Kenapa seolah - olah ibu ini tak tau? Begitulah tanya dalam hati sang dokter.
"Mungkin ibu perlu memastikan, itu anak ibu atau bukan. Mari, kita lihat!" ajak sang dokter seraya memegang pundak mama Basagita.
Sebelum mereka masuk melakukan USG mereka berpapasan dengan dokter Alya, dokter kandungan.
"Lho, Tante? Tante sakit? Kok sendirian?" Ia menyapa mama Basagita yang terlihat seorang diri dengan wajah yang masih shock.
Akhirnya dokter Anne - dokter yang memeriksa Ela tadi menceritakan kepada rekannya perihal kedatangan ibu Basagita. Dokter Anne dan dokter Alya, sama-sama dokter kandungan.
"Ya sudah, biar aku yang tangani Ela Kamu ke pasien lain saja," ucap dokter Alya tersenyum.
"Baik, dokter," sahut dokter Anne.
Dokter Alya tak ingin timbul gosip di rumah sakit tentang keluarga ibu Basagita Antara mereka masih ada hubungan keluarga walau jauh. Ia tau betul bagaimana keluarga ibu Basagita. Mereka keluarga baik-baik. Dokter Alya masih menyimpan tanya dalam hati tentang penjelasan dokter Anne barusan.
Akhirnya dokter Alya membantu persalinan normal Ela, bersama perawat di rumah sakit itu. Bayi yang beratnya 2,5 kg dan panjangnya 48 cm itu telah lahir ke dunia.
"Cantik sekali, kayak ibunya," ucap sang dokter.
Mama Basagita masih diam membisu. Ia masih shock. Tidak menyangka ia mempunyai cucu dari putrinya Daniela yang bahkan belum menikah. Ia tau selama ini Daniela adalah gadis polos dan lugu. Apalagi saat masih tinggal dengannya, sangat ia pantau pergaulan putrinya itu.
Tapi tak disangka, kepulangannya dari Malaysia malah menghadiahi mereka dengan aib, hamil di luar nikah. Bahkan pria yang merenggut kehormatannya tak tau dimana rimba nya.
Manakah Daniela si gadis polos itu? Apakah negara itu telah merubahnya? Apakah pergaulannya di negara itu membawanya ke jurang kehancuran?
Antara senang, kesal, marah, sedih bercampur menjadi satu. Itulah yang dirasakan ibu Basagita saat melihat bayi yang masih dalam gendongan sang dokter itu.
"Tante, sebenarnya apa yang terjadi? Ela kan belum menikah?" tanya dokter Alya.
Inilah pertanyaan yang sangat dihindari oleh ibu Basagita. Tapi ia bisa apa? Mau tak mau ia pun menceritakan semuanya kepada dokter Alya.
"Alya, kamu bisa jaga rahasia kan?'
"Tentu saja, Tante. Tante kan sudah mengenal saya," sahut dokter Alya.
Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments