"Wah, kamu cantik banget, El Aku sampai pangling. Hampir aja aku nggak ngenalin kamu," cerocos seorang wanita dengan wajah chubby. Dia adalah Melly, tetangga sebelah Ela.
"Lebay kamu, Mel. Namanya juga kalau sudah di make up ya pasti cantik lah," celetuk Ela
"Nggak juga, El. Ga semua orang cantik kalau di make up. Ada malah yang lebih cantik kalau tanpa make up. Tapi ini.... Oh ya ampun, cantik banget. Kayak bukan kamu."
"Bisa aja kamu, Mel."
Daniela merem melek saat perias pengantin menginstruksikan dirinya agar membuka dan menutup mata saat memperbaiki polesan pada eyeshadow dan juga bulu matanya.
"Coba merem, kak," titah si perias.
Daniela pun menurut.
"Sudah cantik kok," celetuk perias wanita itu.
Ela menegakkan tubuhnya sambil memandangi dirinya di depan cermin. Ia tersenyum sendiri dan membenarkan ucapan Melly tadi dalam benaknya.
Kembali lagi si perias, menebalkan alis Ela hingga cetar membahana.
Setelah dirasa sempurna, si perias wanita itu pun menginstruksikan Ela untuk undur diri karena sekarang giliran mamanya - ibu Basagita yang akan dirias.
Sementara Ela, beranjak ke kamar sebelah untuk memakai baju pengantin yang tentunya dibantu oleh Melly dan ibu Melly.
Ini pengalaman pertama bagi Ela mencoba memakai baju pengantin, maka ia minta tolong kepada ibu Melly dan tentunya dibuntuti oleh Melly karena terlalu antusias saat tau kabar Ela akan menikah.
Mengingat Melly yang usianya mendekati tiga puluh tahun, belum menemukan jodohnya.
Ibu Melly membantu memakaikan Ela korset (lotorso), kemudian songket (rok) lalu terakhir kebaya warna gold dengan manik-manik yang menyilaukan mata. Kebaya itu berat sekali.
Tok tok tok
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dari luar, membuyarkan lamunan mereka.
"Kak, ini aku Elfan," seru suara dari luar kamar Ela.
"Iya," sahut Ela dengan suara agak keras.
"Kakak disuruh makan tuh sama mama."
"Iya bentar lagi."
"Buruan, kak. Entar telat.'
Hampir selesai semuanya, tinggal memasang segala perhiasan untuk leher, telinga, dan tangan Ela yang tentunya dibantu oleh Melly.
Sementara Elfan - adiknya Ela dan Fiya yang paling kecil dan adik satu-satunya laki-laki pula. Saat ini duduk di bangku kelas satu SMK.
"Wah, sepatunya keren banget. Aku jadi pengen," ujar Melly sangat antusias.
"Makanya, Mel cari pacar Habis itu nikah dah!" seru Ela.
"Apa sih kamu, El. Yang ada mah kita yang nunggu. Biar si cowok yang datang pada kita alias wanita," celetuk Melly.
"Lagian nih ya, emang cari pacar itu kayak nyari novel-novel romantis? Ya nggak lah," imbuhnya lagi.
"Yee, jaman sekarang udah berubah kali. Udah hal biasa cewek nyari cowok bahkan cewek duluan ungkapin perasaannya. Itu mah udah klasik.. Kamu aja yang masih memegang teguh prinsip kuno itu "
"Udah ah, kok malah bahas aku sih, El. Yuk lah, si Hanai udah nunggu tuh."
"Biar ku tebak, pasti dia nanti bakal nggak kedip tuh liat kamu. Secara terpesona gitu dengan kecantikan calon istrinya."
"Bisa aja kamu, Mel," sahut Ela seraya menebar senyum berbinar.
****
Tepuk tangan riuh terdengar ramai menghiasi pernikahan Ela dan juga Hanai Apalagi mereka digoda oleh tamu-tamu yang datang agar si pria mencium si wanita. Terjadilah sorak-sorak bergembira. Haha kayak judul lagu nasional.
Sementara pasangan pengantin baru itu malu-malu, hingga merona lah pipi mereka seperti buah delima. Disoraki seperti itu, mau nggak mau mereka berdua pun melakukannya dengan malu-malu kucing dan rada bingung.
Dan sekarang tibalah saatnya, pelemparan bunga oleh kedua pengantin. Dan pastinya yang ditunggu-tunggu oleh single atau lebih tepatnya jomblowan dan jomblowati.
happ
Bunganya jatuh ke tangan si Melly. Tentu saja Melly sangat terperanjat, bahkan ia sampai berdiri mematung saking tak percayanya.
Keriuhan orang-orang akhirnya membuyarkan kebisuan Melly.
"Mel, cepetan nyusul ya," seru Ela dengan lantang. Membuat pipi Melly bersemu merah.
Semua yang hadir hari ini tampak bahagia, tetapi ada sesuatu yang bergejolak di hati Ela. Ya, ia merasakan sedih yang tak bisa ia ungkapkan. Dibalik kebahagiaan ada duka yang bersembunyi jauh di lubuk hati ibu dari anak satu itu
Ditambah Fiya tidak datang ke acara pernikahannya yang tentunya dia tak kan bisa bertemu dengan baby Awal, semakin duka lah hatinya itu. Meski belum lama berpisah dengan bayi itu, tapi Ela sudah merasa rindu yang teramat dalam. Ia merasa kehilangan sesuatu dalam hidupnya.
Dibalik tawa bahagia hari ini, ada guratan kekecewaan, kesedihan dan penyesalan yang amat dalam di lubuk hatinya.
Rindu yang teramat sangat yang tak bisa ia sampaikan kepada buah hati tersayang, yang tidak akan bisa dia gapai lagi.
Cepat-cepat Ela tersadar sebelum Hanai menyadari perubahan dalam dirinya. Kalau sampai Hanai tau, akan runyam. Akan banyak pertanyaan terlontar, bahkan sang mertua akan jadi yang pertama si sumber kepo maksimal.
Ela tak mau itu terjadi. Jangan sampai semuanya hancur berantakan. Biarlah dia pendam sendiri sakit ini tanpa ia cerita ke Hanai - lelaki yang baru saja menikahinya.
Senyum palsu pun ia tebarkan untuk semua tamu yang hadir dalam pernikahannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments