Tap tap tap tap
Terdengar bunyi langkah kaki, memenuhi ruangan yang sepi itu. Buru-buru Hanai menutup aplikasi yang sedang dia utak-atik.
"Lagi liat apa sih, bang? Serius banget?" ujar Ela tiba-tiba.
Hanai pun terkejut. Ia langsung menekan tombol di samping smartphone nya hingga mode layar gelap.
"Kok dimatiin?" Ela curiga.
"Ng-nggak, nggak apa-apa, kok," jawab Hanai gugup.
"Lagi liatin apa sih, Bang Hanai? Sampai segitunya takut kepergok sama aku. Apa jangan-jangan dia lagi nonton video ciwi-ciwi yang sedang joget di toktok yang bajunya kurang benang?" batin Daniela menerka-nerka.
"Kamu sudah makan?" tanya Hanai mengalihkan pembahasan.
"Belum."
"Keluar yuk! Abang pengen nge - date sama kamu."
"Sore gini? Kan terik, bang," sahut Ela.
"Nggak apa-apa. Nanti kita cari tempat yang sejuk. Abang udah lama rasanya nggak kencan sama mantan pacar Abang," goda Hanai sembari menoel dagu Ela. Berhasil sudah ia mengalihkan topik, hingga Ela pun tak bertanya-tanya lagi.
"Mau es krim nggak?" tanya Hanai menambahi.
"Hmmmm,"
"Dah ah. Buruan, pengen kencan banget sama istri. Butuh waktu berdua. Biar mood Abang semakin bagus."
"Idih!" cibir Ela. "Kenapa moodnya jelek?"
"Udah, buruan siap-siap. Banyak tanya lagi," ujar Hanai. Ia memegang pundak istrinya lalu mendorongnya menuju ke lemari.
"Aku gini aja gimana, bang?"
"Big no." Hanai menegaskan. "Abang nggak mau mata keranjang melirik kamu. Keluar itu harus pakai pakaian yang lengkap benangnya."
"Biasanya orang bilang kurang bahan, pakaian sopan. Ini malah bilang lengkap benang." Ela geleng-geleng.
"Abang kan beda, sayang."
"Iya deh iya."
Daniela mengambil bajunya dari lemari dan membawanya ke kamar mandi
"Mau kemana?"
"Kamar mandi, bang."
"Ngapain? Jangan bilang ganti baju di kamar mandi?"
"Iya. Memangnya kenapa, bang?"
"Ganti di kamar ajah."
"Malu, bang." Wajah Ela memerah karena tersipu malu.
"Udah Abang lihat juga semua isinya. Kenapa harus malu. Kamu juga suka kan kalo Abang liatin?"
Hanai semakin menggoda istrinya itu.
"Nggak mungkinlah Ela nggak bersegel kemarin, dia polos gini," batin Hanai menepis semua dugaan teman-temannya.
Terbayang ia malam kemarin ketika mereka sedang memadu kasih, menciptakan memori indah.
Ia pun menyunggingkan kan senyumnya.
***
"Ayok, bang!"
"Udah selesai?"
Daniela menganggukkan kepalanya. Hanai langsung menarik tangan Ela dan menuntunnya ke sepeda motornya yang sudah nyala dari tadi. Kelihatannya Hanai semangat sekali. Bahkan ia lupa meminta ijin kepada mama dan papanya.
"Ma, Hanai dan Ela pergi nge - date ya," pekiknya ketika sudah diatas motor dan hampir keluar dari pagar rumah. Tak peduli ia ada sahutan dari dalam rumah atau tidak. Ia melajukan motornya dengan santai.
"Mau kemana Hanai dan istrinya panas-panas gini, sayang?" tanya papa Ghaffar menatap penuh tanya pada istrinya yang sedang menjahit baju-baju yang sobek.
"Nggak dengar tadi papa? Mereka mau kencan lho," celetuk mama Heera..
"Kencan kencan. Kayak ABG ajah."
"Papah kok gitu sih? Kencan itu bukan hanya untuk ABG aja kali lah. Yang tua juga boleh."
"Kalau begitu kita kencan juga yok! Memangnya hanya Hanai dan Ela saja yang mau kencan?"
"Iiih, papa. Ngalah dikit napa sama anak? Masa ikut-ikutan? Cari ide baru yang lebih cemerlang gitu."
"Ya kan nggak apa-apa cinta metode anak sendiri demi awetnya rumah tangga."
"Nggak kreatif."
"Biarin, week."
Percayalah, perdebatan -perdebatan kecil seperti ini mampu membuat hubungan mereka langgeng. Bahkan mungkin hubungan orang di luar sana juga akan langgeng dengan tingkah receh mereka. Nggak melulu harus serius. Ada kalanya bercanda menghibur pasangan masing-masing, apa adanya tanpa dibuat-buat.
Seketika Mama Heera memandang suaminya tajam. Sedari tadi ia tak menatap suaminya itu walau sekilas pun.
Yang ditatap langsung lari dan masuk ke dalam kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments