Dengan bimbang dan ragu, Hanai melajukan motornya dengan lambat. Terngiang-ngiang dalam benaknya perkataan temannya tadi yang mengatakan bahwa kemungkinan Ela sudah tidak perawan lagi.
Saking seriusnya melamun, ia tak menyadari bahwa ia hampir saja menabrak emak-emak yang sedang menyebrang jalan. Untung saja dia segera tersadar, dan melajukan motornya dengan semakin pelan.
***
"Ela mana, ma?" tanya Hanai usai ia sampai di rumahnya. Ia menghampiri sang mama yang sedang asyik dengan bunga-bunganya.
"Kayaknya ada di kamar deh." Mama Heera menjawab tanpa melihat wajah sang anak. Tetapi sebagai seorang ibu yang sudah mengandung dan melahirkannya dan membesarkannya, tentu mama Heera sadar ada yang berubah dengan sang anak. Ia pun menghentikan aktifitasnya. Ia letakkan gunting di tangannya itu diatas meja yang ada di teras depan.
"Hanai..." panggil mama Heera saat Hanai sudah melangkahkan kakinya sebanyak tiga langkah. Ia pun menghentikan langkahnya saat ia mendengar mamanya memanggil namanya.
"Ada apa dengan suaramu? Kenapa lesu banget?" tanya sang mama.
"Nggak apa-apa, ma."
"Nai, hadap ke mama. Kamu jangan bohong sama mama. Sepintar-pintarnya kamu menyimpan kebohongan mama pasti akan tau. Ada apa?"
"Nggak ada apa-apa, ma. Aku hanya lelah saja," jawab Hanai tak bersemangat. Semakin membuat mama Heera curiga.
"Hanai, jujur sama mama. Kamu kenapa? Apa ada masalah?"
"Nggak apa-apa, ma."
Hanai segera meninggalkan mamanya menuju kamarnya, dimana ada Ela berada.
Ceklek
"Bang Hanail! Udah pulang, bang?"
"Hmm." Hanai hanya bergumam.
Ditatapnya Daniela lamat-lamat. Ucapan teman-temannya tadi ia pikirkan kembali.
"Jika memang Ela sudah tidak perawan, kenapa tidak jujur?" batinnya.
"Ah, mungkin aku terlalu terpengaruh oleh mereka. Mana mungkin Ela tidak perawan. Secara dia kan dari keluarga baik-baik. Nggak mungkinlah dia melakukan hal seperti itu," batin Hanai agi meyakinkan dirinya.
Hanai mendudukkan dirinya diatas kursi, di meja kerjanya. Ya, di kamarnya memang ada meja yang sering kali dia gunakan saat memeriksa tugas-tugas para mahasiswanya.
Ia menghidupkan laptopnya dan masuk ke browser untuk mencari informasi, memastikan sesuatu. Ia ingin mencari informasi yang mengatakan bahwa seorang gadis yang tidak berdarah saat malam pertama apakah masih tersegel atau tidak.
Ketika ia sedang serius dengan laptopnya, ada aplikasi yang membuat dia tertarik untuk menginstal nya. Karena ia merasa bisa mendapatkan jawaban disana.
Hanai mengambil ponselnya lalu menginstal aplikasi tersebut. Lalu mulai menuliskan kata kunci untuk pertanyaan yang terpampang di hatinya.
"Penyebab perawan tak mengeluarkan darah saat malam pertama" itulah kata kunci yang dituliskan oleh Hanai di aplikasi itu.
Menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah, hal ini bisa sebabkan oleh berbagai sebab dan sebagaimana tercatat dalam ilmu kedokteran.
“Selaput dara (hymen) adalah suatu lapisan mukosa tipis yang terletak di sisi kanan dan kiri dekat dengan bibir ****** bagian dalam (labia minora). Pada sebagian besar wanita yang belum pernah berhubungan, selaput dara memiliki pinggiran yang utuh,” kata dr. Nadia.
“Akan tetapi, ada juga wanita yang selaput daranya sudah tidak utuh meski belum pernah berhubungan,” sambungnya.
Hanai membacanya dengan seksama, bahkan tanpa sadar ia sampai komat-kamit.
Ela yang memperhatikan suaminya dari tadi merasa heran. Ia senyum melihat suaminya yang sedang komat-kamit.
"Bang Hanai kenapa? Serius banget? Lucu lagi, komat-kamit gitu," gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments