Seperti biasa Sani sudah berangkat pagi-pagi untuk bekerja, sampai di villa dia bersih-bersih dan mencuci.
Selesai mencuci dia sarapan dan membaca buku, ponsel Sani berdering tanda ada pesan masuk ternya dari grup WA teman SMAnya.
"hallo gaes... saya sebagai perwakilan angkatan 2015, menginfokan jadwal reuni akbar dari angkatan pertama sampai angkatan terakhir yang akan di laksanakan minggu depan tanggal 14 pebruari 2017 adapun yang harus di bayarkan 100 ribu untuk kaos seragam dan 100 ribu untuk acara dan snek jadi total iuran 200 ribu. Untuk iuran silahkan ke Maemunah no rekening ini xxxxxxxxx.
Untuk yel yel angkatan kita silahkan hapalkan ini saya kirim teksnya di bawah..." bunyi pesan dari grup itu lalu muncul lagi pesan yang berisi yel yel.
Sani berbinar karena senang sudah lama dia tidak bertemu dengan teman-temannya, dia masuk kamar dan membuka laptopnya lalu menyalakannya dia membuka WAnya di laptop supaya mudah menghapal yel yel itu sambil lenggak lenggok.
Setelah merasa cukup menghapal yel yel Sani mematikan laptopnya dan keluar dari kamar, karena kuliah masih libur dia berniat membuat cemilan yang kemarin dia lihat di youtube.
"sedang membuat apa neng?" tanya bu Ipah yang baru masuk ke dapur.
"mau membuat dimsum bu, kebetulan bahan-bahannya ada nih" jawab Sani.
"neng bisa membuat dimsum?" tanya bu Ipah.
"gak tau bu, aku baru mencobanya mudah-mudahan berhasil sesuai di video youtube ini" jawab Sani sambil nunjuk ke ponselnya yang sedang memutar cara membuat dimsum.
"mudah-mudahan aja ya neng, ibu juga belum pernah membuat dimsum sekarang mau tau caranya" kata bu Ipah sambil memperhatikan Sani sedang membuat dumsum.
Selesai di bentuk lalu dimsum itu di susun di tempat kukusan setelah selesai di tata lalu di kukus, sambil nunggu dimsum matang Sani membuat sausnya.
Tiga puluh menit berlalu dimsumnya sudah matang lalu Sani menatanya di piring ada tiga piring, untuk tuan Edward, untuk bu ipah dan satu piring lagi untuk dirinya. Setelah itu dia menyajikannya di meja makan.
"silahkan di coba bu enak tidak, aku mau memberikan ini kepada tuan" kata Sani
"iya neng nanti kalau sudah hangat, ini masih panas sampai mengepul asapnya. Itu tuan tadi ada di ruang kerja" jawab bu Ipah.
Sani berjalan ke ruang kerja tuan Edward lalu dia mengetuk pintu ruang kerja itu.
Tok... Tok.. Tok
"masuk aja" kata tuan Edward dari dalam.
Sani membuka pintu ruang kerja tuan Edward, lalu dia masuk ke dalam dan membiarkan pintu ruang kerja terbuka.
"maaf mengganggu, ini aku membuat dimsum pertama kalinya. Tuan mau mencobanya tidak?" kata Sani sambil berjalan menghampiri tuan Edward.
"hmm sepertinya enak, suapin dong aku lagi kerja nih" kata Edward manja.
Sani mengambil dimsum pakai garpu karena belum bisa memakai sumpit, lalu dia celupkan ke sausnya setelah itu baru menyuapi Edward.
"hmmm enak banget, gurih dan segar rasanya hampir sama dengan yang di resto" kata Edward.
"beneran enak tuan?" kata Sani penasaran karena dia belum mencobanya.
"enak sayang, kamu belum mencobanya?" kata Edward
"belum" jawab Sani.
"pantesan padahal ini enak lho, ini coba aaa" kata Edwar sambil mengambil garpu dari tangan Sani dan mengambil dimsum itu lalu menyuapkan ke mulut Sani, Sani tidak menolaknya karena percuma pasti dia akan maksa.
"lumayan" kata Sani sambil manggut manggut.
"lumayan gimana, ini enak tau apalagi baru pertama membuatnya aku kasih nilai 8" kata Edward.
"terima kasih tuan" jawab Sani jadinya mereka saling menyuapi padahal katanya lagi kerja, alasan aja nih tuan Edward.
Sani kembali ke dapur untuk mengambil dimsum bagiannya lalu kembali lagi ke ruang kerja majikannya sesuai intruksi bosnya untuk makan dimsum bersama lagi. Hmm romantis ya...
Selesai makan dimsum Sani ke dapur mau mencuci bekas masak, tapi ternyata sudah di cuci oleh bu Ipah jadi dia hanya mencuci bekas makan dia aja.
Sani berjalan ke teras belakang untuk mengangkat pakaian yang di jemur di belakang, setelah itu dia menyetrikanya sampai selesai.
Kegiatan Sani tiap hari begitu terus tapi dia tidak bosan mengerjakannya karena dia bekerja ikhlas dengan senang hati.
Hari ini Sani mau minta ijin kepada tuan Edward, besok dia tidak masuk kerja karena mau pergi ke acara reuni SMAnya.
Ketika selesai makan siang Sani menghampiri tuan Edward yang sedang duduk di sofa.
"permisi tuan, saya mau bicara sesuatu" kata Sani.
"duduklah sayang tidak usah formil gitu seperti tamu aja, bicara sesuatu apa?" jawab Edward sambil menarik tangan Sani dan mendudukan di sampingnya.
"ini besok ada acara reuni akbar SMA yang di adakan di tempat wisata alam yang ada kebun pinusnya dekat sekolahan karena acaranya autdor, aku ijin gak masuk kerja sehari" kata Sani
"boleh tapi jangan ikutan acara yang extrim, kalau mengadakan arum jeram jangan ikutan ya" jawab Edward
"iya tuan, saya hanya ikutan lomba - lomba yang di tempat itu aja tidak akan ikut arum jeram aku juga gak berani" kata Sani.
"berangkatnya jam berapa?" tanya Edward.
"jam lima pagi, aku mau naik bis pagi, soalnya acaranya jam delapan supaya lebih longgar waktunya" jawab Sani.
"berangkatnya sama siapa? bawa baju ganti ya, biasanya kalau teman-teman reunian di alam suka pada jail" kata Edward
"sendiri tuan karena teman-teman berangkatnya dari kota, iya aku sudah nyiapin baju ganti" kata Sani.
"perasaan gak enak ya, aku takut kamu kenapa-napa di jalan. Biar aku antar aja" kata Edward.
"gak usah tuan, takut ngerepotin kan tuan lagi sibuk" jawab Sani
"pokonya di antar titik, pekerjaan bisa di tunda esok lagi" kata Edward kekeuh.
"baiklah..." jawab Sani sambil bersandar di sofa.
Edward nelihat Sani gemas dia menelusupkan tangannya di belakang pinggang Sani lalu tangannya memeluk pinggang Sani dengan Erat.
"sayang, enam bulan lagi kamu dua puluh tahun mari kita nenikah di tanggal kelahiranmu. Aku ingin sekalu dekat denganmu tanpa ragu-ragu tanpa takut dosa" kata Edward sungguh sungguh sambil menatap mata Sani lembut.
"tapi tuan, kita terlalu jauh berbeda aku merasa minder dekat dengan tuan apalagi menikah dengan tuan" jawab Sani menatap lembut juga, sebenarnya dia juga ingin menikah dengan majikannya tapi dia sadar diri.
"jangan merasa rendah diri, aku sering bilang aku menganggapmu istimewa sayang. Jadi jangan berpikir begitu ok" kata Edward sambil memainkan anak rambut Sani ysng menghalangi pipinya lalu dia mencium pipi Sani dengan lembut.
Sani tidak bisa berkata apa-apa dia hanya memejamkan matanya, dia merasa tentram dan damai kalau di samping Edward.
Sani menyandarkan kepalanya di pundak Edward, walaupun dia tidak bilang iya tapi dari sikapnya menerima lamaran Edward.
Edward tau kalau Sani juga mencintainya, maka dari itu minggu depan dia berencana datang ke rumah orang tua Sani untuk melamar jadi istrinya.
***
Keesokan harinya jam setengah enam lebih Sani berangkat dengan Edward ke acara reuni mereka tiba di Sana jam setengah tujuh, sampai di sana mereka sarapan bubur ayam dan keliling kota kecamatan karena masih banyak waktu dan sekalian Edward mau cari penginapan untuk menunggu Sani nanti.
Setelah dapat tempat istirahat di sebuah penginapan kecil tapi bersih dan asri, cukuplah buat menunggu Sani sampai selesai acara.
Jam tujuh tiga puluh baru Sani di antar ke acara reuni itu, setelah mengantar Sani Edward kembali ke penginapan dia mau melanjutkan pekerjaannya dengan membawa laptop kerjanya ke sana.
Jam dua belas siang Edward keluar dari penginapan untuk makan siang, sebelum ke rumah makan dia menjalankan mobilnya ke tempat acara Sani.
Terlihat dari ke jauhan Sani sedang makan siang dengan teman - temannya, Edward tersenyum dan menjalankan mobilnya lagi menuju rumah makan.
Selesai makan Edward kembali ke penginapan, dia mengirim pesan kepada Sani.
"acaranya sampai jam berapa sayang?" tanya Edward lalu pesan dikirim, tidak lama dia mendapat balasannya.
"jam tiga beb" jawaban dari Sani membuat jantung Edward dag dig dug tak karuan, dia senang tiada terkira sampai guling - guling di kasur.
Padahal Sani bilang beb ke Edward gak ngeh, karena lagi ngobrol dengan teman -temannya dengan saling memanggil beb beb jadi terbawa ke pesan WAnya yang membuat Edward guling-guling karena bahagia.
Sani sedang berkumpul dengan teman - temannya mereka sedang menunggu acara di mulai kembali jam satu nanti.
"eh ternyata ada babu di sini ya" kata Deri menghampiri Sani.
"apaan si lu, bilang babu ke siapa sih?" kata teman Sani kepada Deri karena dia belum tau Sani bekerja sebagai art.
"ini ni, Sani ini seorang babu tapi dia sombong no gue aja di blok sama dia dasar belagu baru jadi babu aja apalagi jadi orang kaya" jawab Deri sambil nunjuk Sani sinis.
"siapa yang sombong?, bukannya lo dan ibu lo yang hina-hina gue setelah gue tolak perjodohan itu. Kalau di tolak nikah ya udah gak usah hina-hina gue dan orang tua gue, dari pada gue di hina terus sama lo mending gue blok aja kenapa?" jawab Sani dia kesal kepada Deri masalah pribadi di bawa-bawa di sini sekalian aja di buka.
"oooh di tolak ternyata, seorang Deri di tolak Sani hahaha... keren lo Sani bisa menolak Deri sang playboy" kata Meri teman Sani.
"apaan si lo awas ya Sani tunggu pembalasan gue, lo sudah mempermalukan harga diri gue di depan umum" kata Deri sambil pergi dari hadapan mereka.
"hahaha... Marah ni ye... Masa pak guru emosian" kata Meri lagi, emang sahabat Sani satu ini terkenal berani dan cerewet tapi baik makanya Sani dan Meri bersahabat karena dari kls satu SMA Meri sering belain Sani dari teman-teman yang suka mengejeknya.
"lo berani begitu sama Deri, gue jadi takut kena batunya lagi" kata Sani.
"tenang aja beb, bukannya lo bisa bela diri?" kata Meri.
"iya sih tapi tetep aja gue takut" jawab Sani.
Panitia acara mengumumkan waktu istirahat sudah habis dan acara akan di mulai kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments