Sampai di rumah Sani langsung bergabung dengan orang tuanya, mereka nonton tv sambil makan kue bolu bawa Sani dari villa.
"pak baju yang mau di bawa besok ibu sudah siapin tadi, di tas ransel biar gak susah bawanya" kata ibu Suti.
"iya bu terima kasih" jawab pak Kosasih.
"tuan Edward nawarin tumpangan ke bapak karena mobilnya kosong dia berangkat sendiri, Sani bilang bapakan beda arah tuan ke Jakarta bapak ke Tasik" kata Sani.
"padahal ikut ke terminal aja pak, kalau nunggu angkutan umum pagi-pagi suka lama nunggunya belum ngetem di jalan" kata ibu Suti.
"iya ya, tapi bapak malu ikut dengan tuan Edward. Gak apa-apa nunggu bis aja walaupun lama, atau mobil lintas aja kalau masih ada tempat duduk kan mobil elf lintas selalu penuh bapak males kalau berdiri lama di mobil mana jalannya naik turun dan berbelok-belok" jawab pak Kosasih.
"kalau bapak mau nebeng ke terminal, Sani akan telpon tuan Edward" kata Sani
"jangan neng gak usah, biar naik bis aja gak enak nebeng sama bosmu pasti canggung" jawab pak Kosasih.
"oh ya udah terserah bapak aja, gimana baiknya" kata Sani.
Mereka menyudahi obrolannya karena sudah magrib, mereka bergantian masuk kamar mandi setelah itu mereka salat berjamaah.
Sani masuk kamarnya karena mau belajar, dia belajar sampai jam sembilan malam setelah itu dia tidak ingat lagi karena ketiduran sambil memegang buku untung di atas tempat tidur belajarnya kalau belajar di rumah dan ketiduran pasti merepotkan bapaknya.
Ponsel berbunyi Sani membuka matanya dan mengucek matanya pelan.
"siapa sih orang masih ngantuk juga" gerutu Sani sambil meraih ponselnya yang tergeletak di sampingnya.
"sayang masih bobo ya? Aku berangkat ya... Tadi aku telpon tapi tak di angkat makanya aku kirim pesan aja" pesan dari boss ganteng.
"oh iya tuan, maaf tadi aku masih tidur" jawab Sani langsung pesannya di kirim mumpung tuannya masih online.
"maaf sayang, aku mengganggu tidurmu ya. Ayo tidur lagi sampai siang mumpung masih libur, bye sayang 😘🤗" isi pesan dari tuan Edward lagi.
"bye tuan, hati-hati di jalan🤗😘😇🤲" balasan Sani terkirim
"terima kasih sayang, i love you" pesan dari Edward lagi dan menyertakan poto selfienya sedang duduk di belakang kemudi dan tersenyum manis membuat mata Sani langsung berbinar.
Sani tidak membalas pesan lagi dia menatap poto majikannya dia senyum-senyum sendiri menatap poto itu, karena masih jam empat pagi dia tiduran aja di atas kasur.
Tuan Edward menghidupkan mesin mobilnya untuk memanaskannya setelah beberapa saat dia menjalankan mobilnya keluar dari garasi villa.
Mobil Edward keluar dari gerbang perkebunan dan meluncur ke jalan umum.
Di rumah orang tuanya Sani, pak Kosasih sedang bersiap-siap karena biasanya jam lima bisnya baru lewat.
"bu, bapak berangkat dulu ya mau nunggu bis di depan toko sembako" kata pak Kosaih pamit kepada istrinya.
"iya pak, hati-hati di jalan" jawab ibu Suti.
Sani keluar dari kamarnya dia juga mau melihat bapaknya berangkat ke Tasik.
"bapa berangkat sekarang?" tanya Sani kepada bapanya yang sedang menggendong tasnya.
"iya neng, mau nunggu bis di depan" jawab pak Kosasih.
Sani dan ibu Suti salim kepada pak Kosasih, lalu mengantar pak Kosasih sampai depan teras.
Setelah pak Kosasih pergi, Sani dan bu Suti membersihkan rumah, memasak dan mencuci
***
Jam empat sore harinya Sani sedang duduk di terasnya untuk ngadem, karena dia baru selesai nyetrika dan udaranya sangat panas membuat keringatnya bercucuran.
Apalagi tadi di kebun waktu menggembala domba, panas sekali cuacanya makanya jam dua dia sudah pulang ke rumah.
"neng tolong beliin garam, ibu sedang numis kangkung dan mau bikin belado telor tapi kehabisan garam" kata ibu Suti beliau keluar menghampiri anaknya dan memberikan uang buat beli garam.
"iya bu, garam sama apa?" jawab Sani
"garam aja sepertinya, tapi penyedap rasa jamur juga tinggal sedikit sekalian aja beli" kata bu Suti.
Sani mengangguk dan menerima uang dari ibunya lalu dia berdiri dan memakai sendal lalu pergi ke warung, bu Suti kembali ke dapur untuk melanjutkan masaknya.
"eh ada babu songong, kenapa gak kerja? Jangan-jangan di pecat" kata bu Lina melihat Sani masuk toko.
"maaf bu saya lagi libur, kebetulan majikan saya lagi ke kota" jawab Sani santai, lalu dia menyebutkan keperluan yang mau di belinya kepada pelayan toko dia tidak mau lama-lama di sana.
"hei antri dong, kami kan yang duluan ke sini" kata bu Lina lagi kepada sani, tapi pelayan itu malah memberikan belanjaan yang di sebutkan Sani supaya Sani cepat pulang karena dia tau kalau Sani lama di sana pasti abis di hina-hina terus oleh bu Lina.
"terima kasih teh ini uangnya" kata Sani kepada pelayan toko itu.
"sama-sama, ini kembaliannya" jawab pelayan itu kepada Sani.
"permisi maaf saya duluan ya" kata Sani sambil mengangguk kepada bu Lina dan yang lainnya lalu dia berjalan ke luar dari toko itu.
"dasar songong bisa-bisanya mendahului orang yang lebih tua" kata bu Lina
Sani cuek tidak nanggepin ocehan bu Lina dia melenggang ke luar dan berjalan cepat menuju rumahnya, sampai rumah dia memberikan belanjaan pesanan ibunya lalu dia masuk kamar mandi untuk mandi sore dia mengguyur kepalanya supaya adem.
Setelah mandi Sani masuk kamarnya untuk ganti baju dan membuka ponselnya, kemudian dia keluar lagi dari kamarnya dan menghampiri ibunya.
"ayo makan dulu mumpung masih anget walaupun masih jam setengah enam sore, tapi gak apa-apa anak gadis jangan biasakan makan malam-malam" kata ibu sambil menaruh masakan di atas meja makan.
"iya bu, sebentar Sani mau cuci tangan dulu" jawab Sani sambil berjalan ke tempat cuci piring.
Sani dan bu Suti makan berdua, setelah makan mereka membereskan meja makan dan mencuci piring.
Sani masuk kamarnya karena mendengar ponselnya berbunyi, lalu dia meraih hpnya yang tergeletak di atas nakas dia membuka pesan dari bos gantengnya.
"maaf baru ngabarin, aku sudah sampai tadi jam sebelas siang sekarang lagi istirahat di hotel" bunyi pesan itu.
"gak apa-apa, syukurlah kalau sudah sampai dengan selamat" balasan Sani di kirim
"kamu menghawatirkan aku ya?" tanya tuan Edward .
"sedikit hehe" jawaban Sani terkirim
Tiba-tiba tuan Edward video call, sani mengusap tombol hijau ke atas.
"ko video call?" tanya Sani
"abisnya gemas dengan jawabanmu, aku mau lihat expresi wajahmu" jawab Edward
"apaan sih tuan" Sani tersipu malu.
"jangan bilang tuan terus dong sayang, gak enak di dengarnya tau" Edward memanyunkan bibirnya.
"kan tuan majikan saya" jawab Sani dia juga gemas melihat Edward merajuk.
"tapi kan kita sudah jadian sayang, masa panggil tuan terus" kata Edward
"iya nanti ada saatnya" jawab Sani
"kapan dong sayang kelamaan ih?" kata Edward masih merajuk
"nanti sayang eeeeh" Sani keceplosan dia menutup mulutnya seketika.
"nah gitu dong sayang, i love you" kata Edward samnil tersenyum senang mendengar Sani pertama kalinya bilang sayang walaupun keceplosan.
Sani mematikan sambungan video call itu lalu dia mematikan ponselnya, dia malu banget keceplosan manggil sayang untuk pertama kalinya dalam hidupnya kepada laki-laki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments