Selesai sarapan bersama bu Ipah Sani mulai membersihkan kamar-kamar dan ruangan-ruangan di villa itu. Setelah selesai bersih-bersih lalu dia mencuci seprei dan pakaian tuan Edward.
Sangat ringan sekali kerjanya karena semua menggunakan mesin, selesai semuanya Sani ke dapur membantu bu Ipah yang sedang membuat kue.
"kamu istirahat aja neng, nanti kan harus nyetrika setelah kering pakaiannya" kata bu Ipah kepada Sani.
"tidak apa-apa bu, Sani mau tau caranya buat kue ini" kata Sani sambil fokus memperhatikan bahan-bahan yang di gunakan dan cara membuatnya.
"ini pei buah kesukaan tuan Edward, dia kalau makan ini banyak makanya ibu sering buatin untuk beliau" kata bu Ipah.
"oh gitu ya, pantesan ganteng kue aja pake buah kiwi dan anggur" kata Sani spontan membuat yang mendengarnya dari belakang tersenyum.
"terima kasih ya, aku memang ganteng ya bu Ipah" kata tuan Edward sambil mengedipkan matanya membuat Sani tertunduk malu dan bergeser ke belakang bu Ipah untuk bersembunyi.
"sambil nunggu jemuran kering, kamu pulang dulu gih. Ambil syarat-syarat untuk masuk universitas yang sudah di legalisir ya. Ini catatan syarat-syaratnya, nanti saya mau daftarin" kata tuan Edward mengalihkan suasana supaya Sani merasa nyaman tidak gugup dan malu lagi.
"baik tuan saya permisi pulang dulu ya" kata Sani sambil berjalan tapi masih menunduk malu.
"iya hati-hati di jalan" kata bu Ipah.
Tuan Edward mengekor Sani dari belakang sampai depan dia memanggil Sani yang sedang berjalan menunduk.
"mau pakai sepeda enggak? Kalau mau ini pake aja" kata tuan Edward.
"tidak tuan terima kasih, saya jalan kaki aja hanya lima menit ko" jawab Sani sungkan.
"kalau mau pake pake aja tidak usah sungkan, tapi kalau tidak mau saya tidak akan memaksa. Bagaimana kamu aja yang penting kamu nyaman ya" kata tuan Edward.
"saya jalan kaki aja tuan sambil menikmati alam" kata Sani keukeuh.
"ya udah hati-hati ya" kata tuan Edward sambil berlalu menggoes sepeda mau meriksa perkebunan.
Sani berjalan sangat cepat sampai di pos satpam dia minta ijin pulang sebentar, setelah di bukakan pintu oleh satpam Sani berjalan cepat menuju rumahnya ternyata hanya empat menit sudah sampai ke rumahnya kalau jalan cepat.
"lho kok jam segini sudah pulang neng?" tanya bu Suti heran melihat anaknya sudah pulang padahal baru aja jam sepuluh.
"Sani pulang sebentar bu, mau ngambil persyaratan masuk universitas. Tuan Edward mau mendaftarkan Sani kuliah di kampus orang tua temanya, dan katanya bisa online. Jadi Sani kuliah sambil kerja, seperti kelas jauh gitu bu" Sani menjelaskan kepada ibunya.
"terus bagaimana biyayanya neng, ibu dan bapak tidak punya banyak uang hanya untuk kebutuhan sehari-hari aja" kata ibu pelan.
"tenang aja bu, kata tuan Edward kuliahnya gratis semuanya di tanggung dari sana. Tinggal Sani aja yang harus rajin belajarnya" kata Sani semangat.
"kalau begitu ibu dukung kamu neng, semangat belajarnya jangan kecewakan tuan Edward yang sudah membantumu" jawab ibu Suti sambil memperhatikan anaknya yang sedang mengumpulkan syarat-syarat sesuai catatan dari tuan Edward, dan kebetulan semua syarat-syaratnya sudah ada semua karena tempo hari sebelum Sani ke kota dia sudah mempersiapkannya kalau dapat pekerjaan rencananya mau sambil kuliah.
Sani keluar dari kamarnya lalu pamitan kepada ibunya untuk kembali lagi ke villa.
Sani berjalan biasa tidak cepat seperti tadi, setelah satpam membukakan pintu masuk Sani lanjut berjalan santai dia bersenandung sambil menikmati ke sejukan perkebunan karet.
Beberapa menit kemudian dia sampai ke villa itu.
Sani menanyakan tuan Edward kepada bu Ipah, tapi kata bu Ipah beliau biasa berkeliling di perkebunan sampai jam makan siang.
"taroh aja di kamarmu dulu neng, nanti kalau tuan sudah pulang juga pasti nanyain itu" kata bu Ipah sambil memanggang kue yang tadi di adonin dengan Sani.
Sani masuk kamarnya yang ada di villa itu, untuk menyimpan persyaratan yang di minta tuan Edward setelah itu dia memeriksa jemurannya.
Sani mulai menyetrika pakaian dan seprei, karena tidak perlu lama menjemur karena sudah setengah kering waktu di angkat dari mesin cuci tadi.
Tidak sampai satu jam Sani sudah selesai menyetrika, karena hanya beberapa potong pakaian saja dan satu handuk dan seprei juga bedcover set. Sani sudah biasa melakukan itu jadi dia tidak kerepotan sama sekali.
"ayo neng kita makan siang dulu, sudah wakrunya makan siang" kata bu Ipah memanggil sani yang baru keluar dari kamar tuan Edward baru menyimpan pakaian majikannya.
"iya bu, sebentar Sani mau ke toilet dulu" kata Sani.
Tidak lama kemudian Sani menghampiri bu Ipah yang sedang menyiapkan makan siang di meja makan untuk tuannya, Sani membantu menyusun makanan di meja itu sampai selesai.
Selesai menyusun makan siang dia kembali ke dapur untuk makan siang di dapur dengan bu Ipah.
Tuan Edward berjalan menuju meja makan, dia sudah biasa jam dua belas tiga puluh waktunya makan siang jadi bu Ipah tidak usah repot-repot untuk memanggilnya.
"Sani makannya di sini temani saya, bu Ipah juga ayo makan di sini" tuan Edward memanggil mereka yang baru aja duduk mau makan siang.
"terima kasih tuan, saya di sini aja tidak baik makan semeja dengan tuan" jawab Sani lembut, karena dia di didik untuk tau tatakrama/etika oleh ibunya dan Sani terkenal dengan anak yang sopan dan santun kepada orang lain.
"tidak apa-apa karena saya yang minta, ayo pindah kesini saya mau di temani kalian" kata tuan Edward maksa.
Bu Ipah memberi kode untuk menuruti majikannya, Sanipun terpaksa pindah mengikuti bu Ipah sambil membawa piring yang sudah di isi makanan.
"santai aja tidak usah sungkan-sungkan, anggap aja sedang makan bersama keluargamu ok" kata tuan Edward sambil mulai makan.
Sani makan perlahan memakai sendok dan garpu, padahal tadi mau makan pake tangan tapi melihat majikannya memakai pisau dan garpu jadi dia menghormati majikannya.
Mereka makan dengan lahap tanpa suara sampai selesai, tuan Edward pindah ke ruangan tv dan Sani juga bu Ipah merapikan meja makan lagi dan mengelapnya sampai bersih.
"bagaimana syarat-syaratnya sudah lengkap?" tanya tuan Edward kepada Sani.
"sudah tuan, sebentar saya ambil dulu dari kamar" kata Sani sambil berjalan memasuki kamarnya.
Tidak lama kemudian Sani keluar dari kamarnya membawa map dan menyerahkannya kepada tuan Edward.
"duduklah di sini, biar saya cek dulu" kata tuan Edward.
Sani duduk di sofa berhadapan dengan majikannya yang sedang mengecek persyaratan masuk universitas.
"bagus, ini sudah lengkap semua. Sebentar saya mau menghubungi dulu teman saya" kata tuan Edwar sambil merogoh sakunya mengambil ponsel untuk menelpon temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments