Esok harinya Sani dan bu Suti membersihkan rumah dan masak bersama sambil nyuci, setelah selesai baru dia mandi dan sarapan.
Karena masih jam tujuh selesai sarapan Sani dan ibu duduk di teras sambil ngobrol nunggu jam delapan untuk menggembala domba dan kambing.
"bagaimana kuliahmu neng?" tanya bu Suti.
"sekarang lebih praktis bu bisa interaksi dengan dosen, tanpa harus berangkat ke kelas" jawab Sani.
"pelajarannya susah tidak" tanya ibu.
"tergantung, ada yang susah ada yang mudah" jawab Sani.
"enak banget ya sekolah tanpa pergi ke kelas, tidak seperti dulu tiap hari harus masuk kecuali hari libur" kata bu Suti lagi.
"iya bu, tapi kalau masuk kelas tiap hari lebih seru malah bisa interaksi langsung dengan teman-teman dan dosen" jawab Sani.
'tapi kamu beruntung neng, bisa kerja sambil kuliah" kata ibu.
"iya bu alhamdulillah" jawab Sani
"neng, pernah bertemu lagi gak sama bu Lina, setelah ibu menyampaikan penolakan perjodohan itu" tanya ibu Suti.
"pernah bu" jawab Sani singkat
"dia ngatain kamu gak neng? Kalau sama ibu mah bertemu tiga kali di warung selalu ngehina-hina," kata bu Suti.
"biarkan aja bu orang kaya begitu mah tidak usah di ladenin, nanti juga capek sendiri" jawab Sani.
"iya ibu juga gak pernah tanggepin ocehan dia, tapi ibu sakit hati kalau dia ngehina kamu" kata ibu.
"udah biarin aja sesuka dia, nanti juga dia berhenti" jawab Sani santai.
Setelah ngobrol mereka siap-siap untuk pergi menggembala domba.
Ibu Suti dan Sani pergi ke kandang untuk mengeluarkan domba mereka, lalu mereka memasangkan tali tambang di leher domba dan kambingnya supaya pas mau kabur bisa di tarik talinya.
"bu itu ada kak Deri, kita jangan lewat sana bu kita lewat sini aja dulu muter" kata Sani sambil menarik tangan ibunya melipir ke rumah orang, untung tidak terlihat oleh Derinya.
Sani dan ibu memutari rumah tetangganya, setelah motor Deri terlihat jauh baru mereka kembali ke jalan semula lalu belok ke kebunnya.
Setelah sampai di kebunnya Sani mengikatkan tali tambang domba-dombanya memakai ranting, lalu dia dan ibu Suti memantaunya dari saungnya.
Siang harinya setelah makan siang timel di saung bu Suti memetik sayuran yang ada di pinggir empangnya, setelah cukup dia kembali ke saung.
"neng pulang aja duluan kalau mau menyetrika mh pasti udah pada kering langsung anterin ke bu Gina, biar ibu aja di saung nungguin domba-dombanya" kata ibu Suti kepada Sani.
"ga apa-apa ibu sendirian di sini?" kata Sani malah bertanya.
"gak apa-apa ibu sering begini dari waktu sekolah kamu dulu" jawab ibu.
"ya udah bu sekarang Sani pulang dulu" kata Sani.
"iya, ini bawa terong dan kacang panjangnya ibu mau bikin belado terong nanti sore" kata bu Suti.
"iya bu" jawab Sani sambil nerima kantong keresek yang berisi terung ungu tiga, kacang panjang seikat kecil dan cabe merah lima biji walaupun sedikit tapi cukup buat dua kali makan mereka.
Sani berjalan di jalan tanah melewati kebun dan samping rumah tetangganya sambil menenteng kantong keresek, karena sambil nunduk dia tidak tau ada Deri sedang menuju ke arahnya dia tidak sempat bersembunyi seperti pagi tadi melipir ke samping rumah tetangganya.
Jalan yang di lalui Sani itu pas jalan aspal tapi kecil Deri mengendarai motornya mendekati Sani, Sani menepi ke pinggir jalan mendengar suara motor semakin dekat sambil melihat ke arah motor dan ternyata Deri.
Sani menjauh dari jalan itu dengan berjalan sangat cepat, dia takut Deri merendahkannya seperti waktu itu mana gak ada orang lagi.
"hei malu ya bertemu saya, karena habis nenggembala kambing" kata Deri berteriak
Sani tidak menghiraukan ucapan Deri dia mempercepat jalannya belok ke arah kebun tetangganya.
"belagu ya, baru jadi babu aja sudah tidak mau menyapa orang dasar kismin" lanjut Deri berteriak karena sudah agak jauh, tapi masih terdengar jelas oleh Sani.
Sani tetap berjalan di kebun tetangganya tidak menghiraukan ucapan Deri, dan akhirnya dia sampai di belakang rumahnya.
Sani berjalan kedepan rumahnya untuk membuka kunci pintu depan, lalu dia masuk rumah dan langsung ke dapur untuk menaruh kantong keresek yang berisi sayuran.
Sani mengambil sapu untuk menyapu teras karena bsnyak daun kering berjatuhan di terasnya, setelah itu dia masuk rumah dan mengunci pintunya lagi lalu dia masuk kamar mandi untuk mandi.
Setelah mandi Sani masuk kamarnya dan memakai baju bersih, lalu dia keluar rumah lagi untuk ngangkatin pakaian yang sudang kering dan langsung di setrikanya.
Selesai menyetrika Sani mengantarnya ke rumah bu Gina.
Setelah pulang dari bu Gina, Sani duduk di teras karena merasa gerah Sani merogoh ponselnya dari saku lalu dia browsing di internet.
Karena sudah jam setengah empat sore Sani masak nasi, belado terong juga telor di satukan dan numis kacang panjang, selesai masak Sani mandi lagi karena gerah.
"assalammualaikum, neng buka pintunya" kata bu Suti dari luar rumah karena pintunya di kunci oleh Sani dari dalam.
"bentar bu Sani lagi mandi, hampir selesai ko" jawab Sani agak keras supaya terdengar ibunya.
Bu Suti duduk di teras sambil nunggu Sani membuka kunci pintu, dia baru pulang dari menggembala domba.
Tidak sampai sepuluh menit Sani sudah membuka pintunya, bu Suti masuk rumah dan langsung masuk kamar mandi untuk mandi.
Jam lima sore Sani dan ibu Suti makan bersama mumpung masih anget, selesai makan mereka duduk santai di teras menikmati udara sore sambil istirahat.
"besok masuk kerja lagi neng?" tanya bu Suti kepada anaknya.
"iya buk, tapi masuknya siang" jawab Sani.
"oh iya, seperti waktu itu ya" kata bu Suti.
"iya bu, Sani berangkatnya jam sebelasan" jawab Sani.
"kalau begitu besok tidak usah ikut menggembala domba di rumah aja bikinin puding, sepertinya segar pulang dari kebun makan puding dingin dari kulkas" kata ibu Suti.
"iya bu, sebelum berangkat Sani bikin puding dulu" jawab Sani.
Hari semakin sore udara sudah mulai dingin, Sani dan ibu masuk rumah untuk menutup jendela dan gorden karena hari sudah mulai gelap.
Jam tujuh malam Sani belajar sendirian di kamarnya, ibu Suti nonton sinetron kesukaannya yang baru mulai mereka asik sendiri - sendiri.
Sudah jadi kebiasaan setiap jam sembilan malam ponsel Sani berbunyi, dan tiada lain tiada bukan bos ganteng itu yang selalu tepat waktu menghubunginya.
"selamat malam sayang" bunyi pesan dari tuan Edward
"malam" jawab Sani singkat.
"lagi apa sayang?" tanya Edward
"lagi belajar" jawab Sani.
"maaf mengganggu, tapi sudah malam tidurlah besok lanjut lagi" kata Edward
"iya, ini juga mau tidur" jawab Sani
"ya udah ayo tidur, selamat tidur smoga mimpi indah i love you 🤗🥰😘😇" pesan dari bos gantengnya.
"selamat tidur sayang bos gantengku yang terbaik, i love you more" gumam Sani dia tidak membalas lagi pesan majikannya karena malu dia malah mematikan datanya.
Sani mematikan ponselnya lalu mengecasnya karena batrenya lowbet, setelah itu dia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan tidak berapa lama dia terlelap tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments