Makan Berdua

Sani sudah sebulan kerja di sana hari ini dia libur tidak masuk kerja karena tuan Edward sedang pergi ke kota sudah dua hari.

Walaupun libur kerja di villa tapi di rumah dia tidak libur, seperti biasa Sani selalu membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah dan menyetrika baju tetangga yang menyuruhnya. Setelah selesai dia mengantarnya.

"assalammualaikum, bu Dini ini pakaiannya sudah selesai" kata Sani di teras rumah bu Dini

"waalaikum salam... Eh bukannya kamu kerja di villa tuan Edward?" jawab bu Dini kepada Sani sambil menerima keranjang pakaian yang sudah rapi di setrika.

"iya bu, tapi hari ini libur dulu karena tuan Edwardnya lagi pergi ke kota, mungkin besok baru kembali" jawab Sani.

"ooh gitu, tunggu sebentar ya ibu ambil uangnya dulu. Kamu duduk aja dulu" kata Bu Dini sambil masuk ke dalam rumah membawa pakaian dari Sani.

Sani duduk di kursi yang ada di teras bu Dini, dia membuka ponsel karena ada pesan masuk dari BOS GANTENG.

"besok masuk kerja lagi ya Nur tapi siang aja jam sebelasan gak usah pagi-pagi bunIpah juga sudah di kasih tau untuk masuk siang, Nur tolong bersihkan kamarku dan ganti bedcovernya yang di kamarku aja karena besok aku pulang dan kemungkinan sore aku sampai di villa" bunyi pesan dari tuan Edward.

Sani mengetik balasan dan langsung di kirim

"siap tuan 😊" jawab Sani singkat sambil menyertakan emot senyum.

"kamu mau pesan apa oleh-oleh dari kota?" tanya tuan Edward

"mmmm apa ya, terserah tuan aja deh mau di bawain apa juga aku terima" jawab Sani dia malu mau mengatakan keinginannya lagian di villa banyak makanan dan buah-buahan semua tersedia.

"baiklah terserah aku ya hmmm baiklah, jangan lupa besok siang masuk lagi ya! udah dulu ya Nur aku lanjut meeting nih 🤗😘" kata tuan Edward sambil menyertakan emot itu membuat Sani senyum-senyum sendiri sambil mengetik balasan.

"iya tuan 💪" kata Sani setelah terkirim dia memasukan ponselnya lagi ke sakunya.

"chattan sama siapa, anteng banget sambil senyum-senyum lagu" tanya bu Dini ternyata beliau sudah duduk di kursi di samping Sani.

"eh ibu maaf, ini dari tuan Edward bu" jawab Sani merasa gak enak karena dia sampai tidak ngeh bu Dini sudah duduk di sampingnya.

"gak apa-apa ini neng, terima kasih ya salam buat ibumu" kata bu Dini sambil memberikan uang selembar merah untuk membayar upah cuci dan nyetrika.

"sama-sama bu, permisi saya pulang dulu assalammualaikum" kata Sani sambil berdiri.

"waalaikum salam, bilang sama bu Suti lusa ambil lagi ya cuciannya" kata bu Dini karena biasa nyuruhnya tiga hari sekali.

"iya bu mari" kata Sani sambil menvium tangan bu Dini lalu dia berjalan keluar dari pagar rumah bu Dini setelah di angguki beliau.

Sani sampai di rumahnya dia memberikan uang upah itu kepada ibunya, lalu dia mengantar satu keranjang pakaian lagi yang sudah di setrika kepada bu Pipin.

Selesai mengantar semuanya, Sani duduk di teras sambil menikmati pisang goreng hangat buatan ibunya.

"neng ibu mau nganter dulu pisang goreng buat bapakmu di kebun" kata ibu sambil menjinjing keresek berisi bungkusan pisang goreng.

"biar Sani aja bu yang nganterinnya" jawab Sani sambil berdiri.

"tidak usah kamu cape bolak-balik terus, biar ibu aja sekalian pulangnya mau mampir ke rumah bu Lina tadi bu Lina menelpon katanya ibu di suruh ke rumahnya" kata bu Suti.

"oh iya bu, ada apa ya bu Lina nyuruh ibu ke rumahnya?" tanya Sani penasaran.

"tidak tau, nanti ibu cerita kalau sudah pulang" kata bu Suti sambil berjalan pergi ke kebun untuk mengantar pisang goreng buat pa Kosasih suaminya.

Malam harinya setelah makan malam selesai, Sani berkumpul dengan kedua orang tuanya di ruangan tv.

"neng bu Lina tadi nanyain kamu, dia berniat menjodohkan anaknya denganmu yang baru lulus kuliah itu dia sarjana pendidikan sekarang ngehonor jadi guru di SMP. Ibu bilang kamu juga baru masuk kuliah jurusan manajemen bisnis kalau untuk nikah sekarang-sekarang sepertinya belum bisa kata ibu, katanya gak apa-apa nikah sambil kerja dan kuliah" kata ibu Suti menjelaskan niat bu Lina.

"kalau menurut bapak jangan dulu nikah baru aja masuk kerja dan masuk kuliah, kalau langsung punya anak nanti bakalan repot kasian anak kita bu" jawab pak Kosasih.

"iya ibu juga gitu, ibu bilang mau tanya anaknya dulu ibu juga tidak janji kepada bu Lina karena ibu tidak mau memaksa anak. Biarkan mereka menemukan pasangannya ya pak" kata bu Suti.

"aku belum mau menikah bu, aku baru aja menikmati kerja dan kuliah. Apalagi nikah karena perjodohan, mending kalau lakinya cinta kalau enggak bisa ambyar" jawab Sani

"iya bapak juga tidak setuju, apalagi bu Lina bibirnya gak bisa kontrol bisa-bisa anak bapak di marahin mulu nanti" kata pak Kosasih sambil mengelus kepala anaknya.

"iya ibu juga kurang setujunya karena itu, nanti ibu sampaikan baik-baik kepada bu Lina" jawab bu Suti.

Mereka berhenti ngobrol karena sinetron ibu sudah mulai tayang, Sani menyimak sebentar tapi dia kurang menyukai ceritanya lalu dia pamit kepada orang tuanya untuk masuk ke kamarnya.

***

Jam lima pagi alarm di ponsel Sani sudah berbunyi, tapi Sani sudah bangun sedang merapikan tempat tidurnya setelah itu dia baru keluar dari kamarnya.

Sani membantu ibunya memasak dan bersih-bersih rumah setelah itu mereka sarapan bersama.

"masih libur neng?" tanya pak Kosasih kepada anaknya karena jam tujuh masih di rumah.

"nanti masuk siang pak berangkatnya jam sebelas, karena tuan Edward datangnya sore" jawab Sani sambil mengunyah sarapannya, sarapannya terasa nikmat karena sudah sebulan baru bisa bareng lagi dengan orang tuanya.

"oh iya, baik-baik ya kerja di sana dan jaga diri baik-baik" kata bapak lagi.

"iya pak" jawab Sani. Mereka sarapan bersama sampai nambah karena nikmat makan pepes ayam kampung sambal tomat dan tumis buncis. Selesai makan bapak Kosasih pamit untuk pergi ke kebun.

Jam sebelas siang Sani pamit kepada ibunya untuk berangkat kerja, Sani berangkat sendirian ke villa karena bu Ipah berangkatnya mau jam duaan katanya.

Sampai di villa Sani mulai bersih-bersih, dimulai menyedot debu-debu membuka dan mengganti seprei bedcover, melap meja dan mengelap-ngelap yang lainnya dan mengepel lantai terakhir dia mencuci bedcover.

Selesai mencuci Sani ke dapur memasak makan siang untuk dirinya, dia masak nasi satu cangkir takaran dan numis capcay saja karena sudah komplit bermacam-macam sayuran, baso, sosis juga udang di satukan.

Sekesai masak dia mandi dan ganti baju, setelah itu dia keluar dari kamar menuju dapur untuk makan siang.

Baru aja duduk setelah menyiapkan makan siang di meja, terdengar suara mobil masuk halaman villa terdengar ada orang membuka pintu mobil lalu menutup kembali.

"siapa yang datang ya suaranya seperti mobil tuan, tapi sekarang baru setengah dua" kata Sani bicara sendiri sambil melihat ke depan, tak lama pintu depan di buka dari luar dan masuk tuan Edward.

"siang Nur, baru mandi ya segar amat" kata tuan Edward sambil mencium pipi Sani dan membuat Sani kaget sekarang ke tiga kalinya pipi dia di cium majikannya.

"siang juga tuan" jawab Sani sambil memegang pipinya lalu dia buru-buru pergi ke dapur dan duduk di kursi meja makan.

Tuan Edward mengikuti Sani ke dapur dan duduk di samping Sani

"kelihatannya enak, jadi laper nih aku juga belum makan siang" kata Edward

Sani berdiri mengambil piring dan di isi nasi lalu dia bertanya.

"makannya di mana tuan?" tanya Sani

"di sini aja bareng kamu, siniin nasinya dan tambahin capcaynya satuin aja dengan nasi" jawab Edward

Sani menaroh nasi di hadapan majikannya, lalu menambahkan capcaynya. Untung masaknya cukup untuk berdua tadinya buat bu Ipah sebagian tapi malah tuannya yang makan.

"emmm enak sekali capcaynya baru kali ini aku makan masakanmu, lain kali bikin lagi ya ini enak cocok di lidahku" kata tuan Edward

"iya tuan" jawab Sani

"ayo makan bersama kenapa masih berdiri, nanti keburu dingin" kata tuan Edward sambil menarik tangan Sani dan mendudukannya di kursi.

"ii iya tuan" jabab Sani, sebenarnya dia segan untuk makan berdua saja dengan bos gantengnya

Episodes
1 Mencari Kerja
2 Sani Mendapat Pekerjaan
3 Ciuman Pertama
4 Makan Siang Bersama Majikan
5 Dikirim Poto Pria
6 Pesan Dari Bos Ganteng
7 Tatapan Penuh Makna
8 Makan Berdua
9 Gaji Pertama
10 Pesan Dari Anak bu Lina
11 Deri Menghina Sani
12 Sani Di Ajak Ke Kota
13 Makan Kue Bersama
14 Panggilan Sayang
15 Pesan Cinta Dari Bos Ganteng
16 Mendapat Hadiah Jam
17 Ultah
18 Beli Tanah
19 Reuni SMA
20 Sani Di Rawat
21 Deri Di Penjara
22 Edward Melamar Sani Kepada Orangtuanya
23 Drakula Pencuri Cinta
24 Menikah
25 Perboden
26 Sarapan Buah Mangga
27 Menyusun Skripsi
28 Tinggal Di Rumah Sendiri
29 Sani Jadi Sekretaris
30 Hari Pertama Bekerja Sebagai Sekretaris
31 Makan Malam Romantis
32 Sani dan Edward Pergi ke Belanda
33 Ayahnya Edward Meninggal
34 Nyonya Beatrix Mengenang Perkebunan
35 Jalan - Jalan
36 Pulang Keu Tanah Air
37 Menitipkan Oleh-oleh
38 Bertemu Teman
39 Kopi Cinta
40 Membeli Kebaya
41 Bolu Strowberry
42 Orang Tua Sani Datang ke Jakarta
43 Wisuda
44 Jalan-jalan ke TMII
45 Pengumuman
46 Pasangan Yang Harmonis
47 Liburan
48 Antonio Melamar Meryana
49 Antonio dan Mery Mau Menikah
50 Makan Malam Dengan Sahabat
51 Jalan-jalan Di Lembang
52 Pulang Kampung Setelah Kondangan
53 Pagi Yang Indah Di Perkebunan
54 Kembali Ke Jakarta
55 Lembur Kerja
56 Yara Mencari Edward
57 TAS YARA HAMPIR DI CURI
58 YARA KEMBALI
59 PAK KOSASIH DI RAWAT
60 PENGUMUMAN
61 PAK KOSASIH SUDAH BISA PULANG KE RUMAH
62 SANI HAMPIR DI CULIK
63 BU LINA JADI TERSANGKA
64 SARAPAN PIZZA
65 YARA HAMIL
66 NYONYA BEATRIX DATANG KE INDONESIA
67 MOMMY BEATRIX IKUT KE PERUSAHAAN
68 PERTEMUAN BESAN
69 SANI HAMIL ANAK KEMBAR
70 SANI MELAHIRKAN SEPASANG ANAK KEMBAR
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Mencari Kerja
2
Sani Mendapat Pekerjaan
3
Ciuman Pertama
4
Makan Siang Bersama Majikan
5
Dikirim Poto Pria
6
Pesan Dari Bos Ganteng
7
Tatapan Penuh Makna
8
Makan Berdua
9
Gaji Pertama
10
Pesan Dari Anak bu Lina
11
Deri Menghina Sani
12
Sani Di Ajak Ke Kota
13
Makan Kue Bersama
14
Panggilan Sayang
15
Pesan Cinta Dari Bos Ganteng
16
Mendapat Hadiah Jam
17
Ultah
18
Beli Tanah
19
Reuni SMA
20
Sani Di Rawat
21
Deri Di Penjara
22
Edward Melamar Sani Kepada Orangtuanya
23
Drakula Pencuri Cinta
24
Menikah
25
Perboden
26
Sarapan Buah Mangga
27
Menyusun Skripsi
28
Tinggal Di Rumah Sendiri
29
Sani Jadi Sekretaris
30
Hari Pertama Bekerja Sebagai Sekretaris
31
Makan Malam Romantis
32
Sani dan Edward Pergi ke Belanda
33
Ayahnya Edward Meninggal
34
Nyonya Beatrix Mengenang Perkebunan
35
Jalan - Jalan
36
Pulang Keu Tanah Air
37
Menitipkan Oleh-oleh
38
Bertemu Teman
39
Kopi Cinta
40
Membeli Kebaya
41
Bolu Strowberry
42
Orang Tua Sani Datang ke Jakarta
43
Wisuda
44
Jalan-jalan ke TMII
45
Pengumuman
46
Pasangan Yang Harmonis
47
Liburan
48
Antonio Melamar Meryana
49
Antonio dan Mery Mau Menikah
50
Makan Malam Dengan Sahabat
51
Jalan-jalan Di Lembang
52
Pulang Kampung Setelah Kondangan
53
Pagi Yang Indah Di Perkebunan
54
Kembali Ke Jakarta
55
Lembur Kerja
56
Yara Mencari Edward
57
TAS YARA HAMPIR DI CURI
58
YARA KEMBALI
59
PAK KOSASIH DI RAWAT
60
PENGUMUMAN
61
PAK KOSASIH SUDAH BISA PULANG KE RUMAH
62
SANI HAMPIR DI CULIK
63
BU LINA JADI TERSANGKA
64
SARAPAN PIZZA
65
YARA HAMIL
66
NYONYA BEATRIX DATANG KE INDONESIA
67
MOMMY BEATRIX IKUT KE PERUSAHAAN
68
PERTEMUAN BESAN
69
SANI HAMIL ANAK KEMBAR
70
SANI MELAHIRKAN SEPASANG ANAK KEMBAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!