Pagi-pagi Sani dan ibu Suti sudah sibuk dengan rutinitasnya, sekarang mereka sedang sarapan bersama.
"hari ini kita tidak nyuci dan nyetrika punya orang ya bu?" kata Sani.
"tidak neng, bu Dian dan bu Ida itu sahabatnya bu Lina sudah seminggu mereka tidak minta bantuan kita lagi alesannya sudah punya art" jawab bu Suti.
"oh gitu, jadi sekarang hanya bu Gina dan bu Dewi ya" kata Sani.
"iya, bu gina dua hari sekali dan bu Dewi juga dua hari sekali" jawab ibu Suti.
"berkurang dua orang dong bu" kata Sani
"iya, tapi lebih tenang sekarang soalnya bu Dian dan bu Ida suka gosip satu grup dengan bu Lina" jawab ibu.
"yang penting cukup buat kebutuhan sehari-hari ya bu" kata Sani.
"iya alhamdulillah neng di cukupkan saja" jawab ibu Suti.
Setelah jam delapan bu Suti berangkat mau menggembala kambing, Sani di rumah sendirian dia belajar secara online.
Sekesai belajar Sani membuat puding pesenan ibunya lalu mendinginkannya, setelah dingin dia masukan ke dalam kulkas.
Jam sebelas siang Sani berangkat ke villa sendiri karena bu Ipah mau berangkat jam duaan katanya, sampai di villa Sani membuka kunci pintu samping lalu dia menutup kembali dan menguncinya kembali.
Sani langsung ke kamarnya untuk menyimpan tasnya, setelah itu dia mulai membersihkan villa luar dalam dan mengganti bedcover dan seprei.
Jam satu siang Sani baru selesai mencuci lalu dia ke dapur untuk masak karena dia belum makan siang, lalu dia membuka kulkas untuk mengambil sayuran dan masih banyak daging dan ayam di prizer.
Sani memasak nasi di campur dengan daging sapi yang di iris tipis-tipis di satuin dengan beras lalu di bumbuin di satuin di magicom biar tidak banyak tempat kotor pikirnya, setelah nasi dalam magicom keluar asapnya dan hampir matang lalu dia masukin wortel dan daun bawang lalu di tutup lagi rapat.
Sambil nunggu masakan matang Sani masuk ke kamarnya untuk mandi dan ganti baju, setelah rapi dia keluar lagi dari kamarnya menuju dapur.
Setelah nasi matang Sani mengaduknya supaya tercampur semuanya, setelah itu dia makan sendirian sambil membuka ponsel.
Selesai makan Sani mencuci piring kotor dan teplon magicom karena sengaja masaknya sedikit supaya habis sekali makan, jadi teplon magicomnya sekalian di cuci.
Sani berjalan ke teras depan membawa buku yang belum selesai di baca, dia duduk di sana sambil nungguin bu Ipah dia sengaja selfie dan di upload di status WAnya.
Ponsel Sani berbunyi pertanda pesan masuk, lalu dia membukanya dan membacanya sambil senyum.
"lagi nungguin ya? Kirimin dong potonya jangan di up di status itu terlalu indah, nanti di lihat laki-laki lain aku tidak rela" bunyi pesan dari bos gantengnya dia mengomentari poto di status Sani.
Sani senyum-senyum sendiri membaca kefosesipan majikannya gercep banget Edward melihat statusnya, lalu dia menghapus poto di statusnya dan mengirimkannnya kepada Edward.
"udah di hapus" jawab Sani
"terima kasih sayang, kamu hari cantik banget memakai baju pink dan rambut yang masih agak basah baru mandi ya?" pesan baru dari Edward .
"sama-sama, iya ini tadi abis mandi rambutnya belum kering semua" balasan Sani.
"aku masih di jalan ini lagi istirahat baru selesai makan, kurang lebih dua jam lagi sampai" pesan dari Edward.
"iya, hati-hati di jalan" jawaban Sani terkirim
"siap nyonya Edward 🤗🥰😘" balasan dari Edward membuat Sani tersenyum malu lalu dia nematikan datanya supaya majikannya tidak menggombal lagi.
Sani senyum- senyum sendiri sambil mendengarkan musik, dia menikmati musik sambiln membaca buku juga.
Tidak lama kemudian bu Ipah sampai di villa dia ikut duduk di teras di samping Sani.
"nongki gini seoertinya enak kalau di temenin bakwan dan kopi" kata bu Ipah sambil berdiri lalu dia masuk ke dapur mau membuat bakwan.
Lima belas menit kemudian bu Ipah keluar lagi dengan sepiring bakwan dan dua cangkir kopi hitam, dia bikinnya tidak banyak hanya enam biji saja cukup di makan berdua dengan Sani.
"ayo neng di makan bakwannya" kata bu Ipah sambil menaruh nampan di atas meja.
"iya bu, terima kasih" jawab Sani
"masak apa ya yang segar di cuaca panas gini?" kata bu Ipah.
"pepes ayam dan capcay sepertinya mantul bu" jawab Sani
"iya ya, den Edward mau di masakin apa ya. Ibu mau tsnya dia dulu" kata bu Ipah sambil menekan tombol no ponsel untuk menelpon majikannya.
"hallo bu ada apa?" tanya Edward di seberang sana.
"ini den Edward mau di masakin apa?" kata bu Ipah.
"apa aja deh bu yang ibu masak aku makan ko, ibu mau masak apa sekarang?" Edward malah balik bertanya kepada bu Ipah.
"barusan kata neng Sani sepertinya enak pepes ayam dan capcay, aden mau samaan makan itu?" tanya bu Ipah.
"ok itu aja bu, sudah lama tidak makan pepes sepertinya enak" jawab Edward.
"iya den ibu mau bikin pepes ayam, cemilannya apa?" tanya bu Ipah.
"tidak usah bikin cemilan bu, saya bawa buah-buahan dan kue-kue" kata Edward.
"oh iya den" bu Ipah menyudahi telponnya lalu dia melanjutkan makan bakwan dan minum kopinya.
"neng ibu mau ngambil daun pisang dulu" kata bu Ipah kepada Sani setelsh bakwan dan kopinya habis.
"iya bu, mau di ambilin gak" jawab Sani sekaligus menawarkan diri untuk menhambil daun pisang dari pohonnya.
"tidak usah neng, pohon pisangnya tidak tinggi ko" kata bu Ipah sambil berlalu kedapur mau menaroh piring dan cangkir kotor sekalian ngambil pisau buat ngambil daun dari pohonnya.
Sani melanjutkan membacanya di teras, dia sedang mempelajari materi penunjang untuk kuliahnya.
Setelah selesai membaca Sani masuk ke kamarnya untuk menyimpan buku pelajaran, lalu dia keluar kembali lalu ngangkatin seprei dan sarung babtal lalu menyetrikanya.
Selesai menyetrika Sani masuk ke dapur membantu bu Ipah mengiris sayuran, dan bu Ipah sedang membuat pepes beliau sedang memasukan ayam yang sudah di bungkus daun ke dalam wadah pengukusan.
Terdengar suara mobil masuk halaman villa, Sani mencuci tangan setelah itu dia berjalan ke deoan dan membuka pintu depan.
"hallo sayang" kata Edward sambil memeluk Sani dan cipika cipiki seperti biasa.
"hallo" jawab Sani.
"ini untukmu" kata Edward sambil memberikan paperbag kepada Sani.
"apa ini?" tanya Sani.
"bukalah" jawab Edward sambil menuntun Sani supaya duduk di sofa ruang tamu.
"waw bagus banget jamnya, pasti ini mahal" kata Sani
Edward mengambil jam itu dari kotaknya, lalu memakaikannya kepada Sani.
"cantik sekali di paksi di tanganmu, ini jam kembaran dengan aku dan ini anti air ya" kata Edward
"terima kasih tuan, jamnya bagus aku suka" kata Sani.
"tuh kan panggil tuan lagi" kata Edward sambil melipat tangannya di dada bibirnya cemberut.
"terima kasih mas" kata Sani bingung dia belum bisa memanggil sayang secara lanhsung.
"aku bukan orang jawa jangan psnggil mas" kata Edward lagi
"lalu aku harus langgil apa?" tanya Sani.
"sayang, hubby, darling, babby dan masih banyak yang lainnya" kata Edward tegas.
"maaf aku belum bisa memanggil itu semua" jawab Sani sambil menunduk.
"ya udah kamu sekarang di hukum, cium pipiku kanan dan kiri" kata Edward dia mau merasakan di cium pipinya oleh Sani.
"mmm baiklah" kata Sani sambil mencium singkat pipi Edward.
"gak terasa singkat banget sekali lagi yang lama" kata Edward lagi.
Sani tidak menurutinya dia berdiri mau kabur dari sana tapi edwar malah menarik pinggang Sani dan Sani jatuh terduduk di pangkuan Edward, Edward memeluk Sani erat dia meletakam kepalanya di pundak Sani.
"mau kemana buru-buru berdiri? begini aja dulu aku masih kangen" kata Edward pelan persis di telinga Sani.
Sani gugup jantungnya dag dig dug tidak karuan, begitu juga jantung Edward mereka merasakan getaran cinta yang bergejolak di dalam dada.
Hmmmm
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments