Ciuman Pertama

Setengah enam pagi Sani sudah siap dia memakai kaos putih tangan pendek dan memakai celana jeans panjang, dia meraih tas selempang dan ponselnya lalu dia pamit kepada kedua orang tuanya.

Setelah pamit dia mengambil sepatu ketnya dan keluar ke teras rumahnya, dia duduk sebentar untuk menikmati udara pagi yang sejuk dan segar. Setelah lima menit duduk di kursi teras rumahnya dia berdiri dan bicara dari luar.

"bu, pak, Sani berangkat ya. Assalammualaikum..." kata Sani bicaranya agak tinggi nadanya soalnya ibu bapaknya lagi di dapur.

"waalaiku salam, kerja yang baik ya" kata ibu sambil keluar melihat anaknya yang berjalan menyusuri kebun.

Tidak lama kemudian Sani sampai di toko sembako itu dan ternyata tokonya belum buka, Sani duduk di bangku panjang menunggu bu Ipah.

Tidak sampai sepuluh menit menunggu bu Ipah sudah datang menghampiri Sani, Sanipun berdiri dan mengikuti bu Ipah. Mereka berjalan berdua menuju villa tuan Edward, dua menit kemudian mereka sampai di gerbang perkebunan. Satpam membukakan pintu pagar untuk bu Ipah dan Sani.

"pak Imin kenalin ini Sani art baru tuan Edward, jadi kalau dia sendiri ke sini jangan di larang masuk ya" kata bu Ipah kepada satpam perkebunan itu.

"siap bu, saya tau neng Sani anaknya pak Kosasih ya" kata satpam itu.

"iya pak, bapak kenal saya?" tanya Sani heran perasaan dia tidak kenal satpam ini.

"kenal lah waktu kamu kecil suka di ajak jalan-jalan sama pak kosasih jajan di warung, saya sudah SD kelas 6 waktu itu suka jajan di warung itu juga dan pas saya tamat SMA saya jadi satpam di sini sering beli roko ke toko kelontong itu sampai sekarang sering lihat neng Sani kalau kebetulan sedang belanja di toko itu" jawab satpam panjang lebar

"oh iya pak, saya permisi"

Sani masuk dengan bu Ipah mereka berjalan menyusuri jalan perkebunan yang rapi, jalan aspal hitam yang bersih di pinggirnya rumput-rumput yang tertata rapi seperti karpet terhampar luas dan di atasnya pohon karet yang berjajar sangat luas berbaris rapih. Sungguh indah di pandang mata dan membuat betah.

"kalau piknik gak usah jauh-jauh ya bu, di sini juga enak banget tempatnya" kata Sani takjub.

"iya neng, teman-teman tuan Edward sering liburan ke sini mereka piknik dan menggelar tikar di atas rumput lalu rebahan katanya membersihkan paru-paru hehe" jawab bu Ipah sambil terus berjalan.

Bu Ipah ngajak Sani berkeliling di sekitar villa mengenalkan tempat sebelum mulai kerja, Sani sangat betah di sana dia takjub dengan suasana di sana matanya di manjakan dengan pemandangan yang indah.

Sani mendongak ke atas melihan bunga anggrek bermekaran di dahan pohon yang tidak terlalu tinggi karena anggrek itu sengaja di tanam di dahan pohon itu.

"waaw cantik-canrik banget anggreknya" kata Sani sambil terus mendongak melihat anggrek berjejer di pohon-pohon dan semua bunganya sedang bermekaran.

"kamu suka bunga anggrek?" suara barithon laki-laki terdengar dari belakang Sani otomatis Sani membalikan tubuhnya dang menghadap kepada lelaki itu.

Seorang lelaki bule tampan berambut pirang sedang menatapnya dari atas sampai bawah, membuat Sani gugup lalu dia menunduk.

"iya tuan saya suka anggrek bunganya cantik-cantik" jawab Sani yang masih menunduk karena gugup jantungnya dagdigdug gak menenntu baru kali ini dia merasakan hal itu.

"iya bunga anggrek memang cantik seperti kamu" kata bule itu, dia tersenyum melihat Sani yang masih menunduk.

Jantung bule itu juga dagdigdug gak karuan, aneh pikirnya padahal baru bertemu gadis ini tapi jantungnya terus dagdigdug "apa karena habis lari pagi ya, tapi biasanya tidak seperti ini" bule itu bicara dalam hatinya sambil mengusap dadanya.

"eh tuan habis lari pagi ya" bu Ipah menghampiri kedua orang yang mematung satu menatap yang satu menunduk.

"iya bu" jawab bule itu.

"neng ibu kira ngikutin ibu di belakang, ibu terus nyerocos sendiri pas berbalik ke belakang eeh jauh ternyata dan kamunya sedang mendongak menatap bunga.

"iya bu maaf, saya senang melihat bunga itu" kata Sani sambil menunduk malu.

"oh iya tuan, kenalin ini art baru yang ibu bilang kemrin" kata bu Ipah memperkenalkan mereka.

"oh ya, kenalin saya Edward" tuan Edward mengulurkan tangan kepada Sani dan di sambut oleh Sani sambil menyebut namanya.

"saya Nursani tuan panggil aja Sani" jawab Sani gemetar karena punggung tangannya di cium tuan Edward.

"panggil Edward aja jangan pake tuan" kata Edwar sambil tersenyum melihat tangan Sani gemetar.

"tidak berani tuan" jawab Sani

"ya udah bagaimana kamu aja yang penting kamu nyaman, selamat bergabung di villa ini enjoy ya. Yuk masuk" kata tuan Edward.

Bu Ipah senyum-senyum melihat tuannya memperlakukan Sani dengan manis, dia baru pertama kali melihat majikannya memperlakukan gadis semanis itu.

Mereka bertiga berjalan menuju villa.

"usiamu berapa tahun?" tanya tuan Edward

"hampir 19 tahun tuan" jawab Sani sambil menunduk.

"oh ya pantesan imut sekali, kata bu Ipah kamu baru tamat SMA kenapa gak kuliah?" tanya tuan Edward lagi.

"kami tidak cukup dana untuk modal kuliah" jawab Sani

"kan banyak kuliah yang gratis" kata tuan itu.

"kami tidak tau caranya tuan dan untuk biaya kos dan kebutuhan sehari-harinya uang kami belum cukup, makanya saya mau kerja dulu untuk di tabung buat bekal kuliah" jawab Sani.

"kalau kamu mau kuliah taun ini saya daptarin ya, kebetulan teman saya ada yang jadi dosen dan orang tuanya mempunyai universitas" kata tuan Edward.

"taun depan aja tuan saya mau nabung dulu" jawab Sani.

"kan bisa online dari sini itu semua bisa di atur mumpung pendaptaran masih di buka, kamu tetap kerja disini sambil kuliah online paling seminggu sekali ke kota untuk tatap muka dan pada saat ujian semester baru masuk full paling seminggu" kata tuan Edward membuat Sani senang bukan kepalang.

"kalau begitu saya mau tuan, kerja sambil kuliah online"

Sani sangat bersemangat dia spontan memegang tangan tuan Edward sambil di goyang-goyang dia tidak menyadarinya melakukan itu, tuan Edwar tersenyum senang melihat gadis manis nan imut juga lucu itu dia membiarkan tangqnnya di ombang ambing Sani sampai tiba-tiba Sani menghentikannya dan menunduk Malu.

Tuan Edwar gemas melihat tingkah Sani dia spontan juga mencium pipi Sani, dan membuat Sani kaget karena seumur hidupnya baru kali ini ada pemuda mencium pipinya. Dia mematung sambil memegang pipinya.

"maaf ya membuatmu kaget habis kamunya menggemaskan sekali" tuan Edward menyadarinya perubahan Sani.

"hmmmmmm.... Ayo masuk kita sudah sampai neng" bu Ipah ingin mencairkan suasana.

Sani masih mematung di halaman villa itu sambil memegang pipinya

"ciuman pertamaku" dia berbicara pelan sambil mengelus pipinya, tapi di dengar tuan Edward dan membuatnya bahagia.

"oh ya, berarti aku lelaki pertama yang menyentuh pipimu, saya jadi tersanjung" kata tuan Edward sambil menggandeng pinggang Sani masuk ke dalam villa membuat bu Ipah geleng-geleng kepala.

Padahal kalau di eropa pelukan dan cium pipi itu hal biasa dengan lawan jenis beda lagi dengan cium bibir, tapi sebagai orang muslim itu tidak boleh walaupun hanya cium pipi dan pelukan biasa.

Autor : maklum ya gaes tuan Edward kan orang eropa

Nitizen : serah mbak otor aja deh

Autor : maaf ya gaes hehehe..

Terpopuler

Comments

kania_pesek

kania_pesek

duh dia yg di cium aku yg baper 🤣semangat thorrrrr tak kasih kopi deh biar semangat 😙

2023-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Mencari Kerja
2 Sani Mendapat Pekerjaan
3 Ciuman Pertama
4 Makan Siang Bersama Majikan
5 Dikirim Poto Pria
6 Pesan Dari Bos Ganteng
7 Tatapan Penuh Makna
8 Makan Berdua
9 Gaji Pertama
10 Pesan Dari Anak bu Lina
11 Deri Menghina Sani
12 Sani Di Ajak Ke Kota
13 Makan Kue Bersama
14 Panggilan Sayang
15 Pesan Cinta Dari Bos Ganteng
16 Mendapat Hadiah Jam
17 Ultah
18 Beli Tanah
19 Reuni SMA
20 Sani Di Rawat
21 Deri Di Penjara
22 Edward Melamar Sani Kepada Orangtuanya
23 Drakula Pencuri Cinta
24 Menikah
25 Perboden
26 Sarapan Buah Mangga
27 Menyusun Skripsi
28 Tinggal Di Rumah Sendiri
29 Sani Jadi Sekretaris
30 Hari Pertama Bekerja Sebagai Sekretaris
31 Makan Malam Romantis
32 Sani dan Edward Pergi ke Belanda
33 Ayahnya Edward Meninggal
34 Nyonya Beatrix Mengenang Perkebunan
35 Jalan - Jalan
36 Pulang Keu Tanah Air
37 Menitipkan Oleh-oleh
38 Bertemu Teman
39 Kopi Cinta
40 Membeli Kebaya
41 Bolu Strowberry
42 Orang Tua Sani Datang ke Jakarta
43 Wisuda
44 Jalan-jalan ke TMII
45 Pengumuman
46 Pasangan Yang Harmonis
47 Liburan
48 Antonio Melamar Meryana
49 Antonio dan Mery Mau Menikah
50 Makan Malam Dengan Sahabat
51 Jalan-jalan Di Lembang
52 Pulang Kampung Setelah Kondangan
53 Pagi Yang Indah Di Perkebunan
54 Kembali Ke Jakarta
55 Lembur Kerja
56 Yara Mencari Edward
57 TAS YARA HAMPIR DI CURI
58 YARA KEMBALI
59 PAK KOSASIH DI RAWAT
60 PENGUMUMAN
61 PAK KOSASIH SUDAH BISA PULANG KE RUMAH
62 SANI HAMPIR DI CULIK
63 BU LINA JADI TERSANGKA
64 SARAPAN PIZZA
65 YARA HAMIL
66 NYONYA BEATRIX DATANG KE INDONESIA
67 MOMMY BEATRIX IKUT KE PERUSAHAAN
68 PERTEMUAN BESAN
69 SANI HAMIL ANAK KEMBAR
70 SANI MELAHIRKAN SEPASANG ANAK KEMBAR
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Mencari Kerja
2
Sani Mendapat Pekerjaan
3
Ciuman Pertama
4
Makan Siang Bersama Majikan
5
Dikirim Poto Pria
6
Pesan Dari Bos Ganteng
7
Tatapan Penuh Makna
8
Makan Berdua
9
Gaji Pertama
10
Pesan Dari Anak bu Lina
11
Deri Menghina Sani
12
Sani Di Ajak Ke Kota
13
Makan Kue Bersama
14
Panggilan Sayang
15
Pesan Cinta Dari Bos Ganteng
16
Mendapat Hadiah Jam
17
Ultah
18
Beli Tanah
19
Reuni SMA
20
Sani Di Rawat
21
Deri Di Penjara
22
Edward Melamar Sani Kepada Orangtuanya
23
Drakula Pencuri Cinta
24
Menikah
25
Perboden
26
Sarapan Buah Mangga
27
Menyusun Skripsi
28
Tinggal Di Rumah Sendiri
29
Sani Jadi Sekretaris
30
Hari Pertama Bekerja Sebagai Sekretaris
31
Makan Malam Romantis
32
Sani dan Edward Pergi ke Belanda
33
Ayahnya Edward Meninggal
34
Nyonya Beatrix Mengenang Perkebunan
35
Jalan - Jalan
36
Pulang Keu Tanah Air
37
Menitipkan Oleh-oleh
38
Bertemu Teman
39
Kopi Cinta
40
Membeli Kebaya
41
Bolu Strowberry
42
Orang Tua Sani Datang ke Jakarta
43
Wisuda
44
Jalan-jalan ke TMII
45
Pengumuman
46
Pasangan Yang Harmonis
47
Liburan
48
Antonio Melamar Meryana
49
Antonio dan Mery Mau Menikah
50
Makan Malam Dengan Sahabat
51
Jalan-jalan Di Lembang
52
Pulang Kampung Setelah Kondangan
53
Pagi Yang Indah Di Perkebunan
54
Kembali Ke Jakarta
55
Lembur Kerja
56
Yara Mencari Edward
57
TAS YARA HAMPIR DI CURI
58
YARA KEMBALI
59
PAK KOSASIH DI RAWAT
60
PENGUMUMAN
61
PAK KOSASIH SUDAH BISA PULANG KE RUMAH
62
SANI HAMPIR DI CULIK
63
BU LINA JADI TERSANGKA
64
SARAPAN PIZZA
65
YARA HAMIL
66
NYONYA BEATRIX DATANG KE INDONESIA
67
MOMMY BEATRIX IKUT KE PERUSAHAAN
68
PERTEMUAN BESAN
69
SANI HAMIL ANAK KEMBAR
70
SANI MELAHIRKAN SEPASANG ANAK KEMBAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!