Sani dan bu Ipah sedang bersiap mau pulang karena sudah jam lima, mereka berdua beriringan berjalan keluar villa.
"bu tuan Edward tidak ada di dalam ya kita tidak pamit dulu" kata Sani.
"iya sepertinya dia belum kembali dari siang tadi" jawab bu Ipah
"oh ya udah, aku kirim pesan aja" kata Sani lagi sambil meraih ponselnya dari sakunya lalu dia mengirim pesan kepada Edward bahwa dia sudah pulang.
Sani menggandeng bu Ipah, mereka berjalan santai sambil menikmati suasana sore hari yang indah sambil ngobrol. Sani juga cerita tentang perjodohan anaknya bu Lina yang di tolaknya karena belum mau menikah.
Sampai depan toko kelontong ternyata ada ibu-ibu yang sedang ngerumpi di sana dan ada bu Lina juga ibunya Deri.
"duh yang baru pulang ngebabu gayanya gayanya war biasah" kata seorang ibu gak jelas untuk Sani atau untuk bu Ipah karena tidak menyebut nama.
"iya baru jadi babu aja sudah belagu, masa tidak mau menikah dengan anak saya padahal anak saya seorang guru" jawab bu Lina sinis.
"baru anaknya jadi guru honorer aja sudah belagu mending babu gajinya 5 juta, jangan sombong bu Lina merendahkan orang lain hanya karena tidak menuruti keinginanmu" jawab bu Ipah kesal
"eh ada pelindungnya, memang kamu siapanya babu ini? Oooh babu seniornya ya pantesan sama-sama babu saling belain" kata bu Lina malah menghina bu Ipah.
"astagfirullah ibu Lina kok jahat banget mulutnya, salah apa bu Ipah sama ibu coba? Yuk buk kita pulang aja gak usah di ladenin" kata Sani sambil memeluk bu Ipah supaya tenang.
"iya neng yuk kita pulang, kalau lama-lama di sini bisa dower bibir ini" jawab bu Ipah.
Sani dan bu Ipah berjalan menjauh mau menuju rumah masing-masing tapi baru aja dua langkah sudah di sorakin bu Lina.
"huuuuh babu senior dan babu junior mana berani melawan istri pejabat, takut ya?" kata bu Lina sombong
Sani dan bu Ipah tidak menghiraukan omongan bu Lina, mereka berdua tetap berjalan ke rumah masing-masing.
"pejabat apa wong cuma istri mantan kades, mantan kades pejabat apa yah mboh ah?" gumam bu Ipah pelan
"ada apa buk?" tanya suami bu Ipah dari depan membuat bu ipah kaget karena jalan menunduk sambil ngedumel, beliau tidak tau suaminya berdiri di depan teras.
"itu pak mulut bu Lina jahat banget" jawab bu Ipah.
"jahat bagaimana bu?" tanya suaminya, lalu bu Ipah menceritakan tentang perjodohan Sani yang di tolak Oleh Sani dan kejadian barusan di jalan depan toko sembako.
"memang mulut bu Lina begitu dari dulu, gak usah di jawab kalau besok nyinyir lagi biarkan saja ngoceh sendiri lama-lama juga dia malu sendiri" kata suami bu Ipah kepada istrinya.
"iya si pak tapi kasian lihat neng Sani, masa hanya karena di tolak malah balik menghina. Benar-benar tu orang bikin malu kaum ibu aja" jawab bu Ipah sebal.
"iya, udah-udah mending kita ngopi tuh bapa sudah buatkan ayo di minum mumpung masih hangat" kata bapak sambil memegang tangan bu Ioah dan mendudukannya di kursi di teras depan.
Mereka duduk berdua di teras depan sambil merubah topik obralan menjadi membicarakan cucunya yang sudah lama tidak bertemu.
Sani sampai di rumahnya dia langsung masuk ke rumah setelah mengucapkan salam, dia ikut gabung dengan kedua orang tuanya mengobrol sambil menonton tv. Tapi tidak menceritakan kejadian tadi, dia tidak mau orang tuanya sakit hati.
Malam hari seperti biasa Sani belajar dulu sebelum tidur dan browsing di internet, setelah ngantuk baru dia memejamkan matanya.
***
Hari ini adalah hari jum'at Sani dan bu Ipah sedang memasak buat makan siang, sani membantu mengiris sayur-sayuran bu Ipah mengiris bumbu mereka akan membuat sop buntut pesanan tuan Edward.
Selesai memasak mereka menghidangkan di meja makan, lalu Sani memanggil majikannya yang baru datang habis berkeliling di perkebunan.
"tuan makan siangnya sudah siap" kata Sani.
"iya sebentar aku ganti baju dulu, di luar cuaca sangat terik panas sekali udaranya" jawab tuan Edward sambil masuk ke dalam kamarnya.
Lima menit kemudian dia sudah keluar dari kamarnya hanya memakai kaos singlet dan celana pendek selutut.
Sani sedang berdiri di samping meja makan dia melongo melihat Edward hanya memakai singlet, bulu dadanya sangat lebat membuat dia terlihat keren menurut Sani.
"hei bengong aja ayo kita mulai makan" kata Edward sambil tersenyum menghampiri Sani dia sengaja memeluk pinggang Sani dan menempelkan kepala Sani di dadanya yang dag dig dug, Edward membelai kepala Sani dan mencium pucuk kepalanya membuat jantung Sani berdebar tak karuan.
Sani melepaskan pelukan Edward dia lari ke kamarnya sambil memegang dadanya, dia berusaha nenenangkan dirinya yang gugup dengan menarik napas panjang berkali kali.
"kemana neng Sani den?" tanya bu Ipah, dia tidak tau adegan barusan karena dia sedang ke toilet.
"ke kamar bu, biarkan saja dia istirahat dulu bu" jawab Edward melihat bu Ipah mau melangkah ke arah kamar Sani
"dia kan belum makan siang den" kata bu Ipah.
"mungkin sebentar lagi bu, ayo kita makan duluan aja" jawab Edward.
Lalu mereka makan berdua di meja makan, selesai makan Edward mengirim pesan kepada Sani.
Bos ganteng : " maaf ya tadi aku nembuatmu kaget, aku sudah makan duluan. Ayo sekarang kamu makan siang udah telat lho ini, aku tunggu di teras ok"
Sani : "iya tuan"
Sani membalas pesan singkat dari majikannya setelah itu dia membuka pintu kamarnya, Sani mengedarkan pandangannya tapi tuan Edward tidak kelihatan dan bu Ipah sedang mencuci perabot di dapur.
Sani berjalan ke meja makan lalu dia mulai makan sendirian, sekesai makan dia merapikan meja makan dan mencuci bekas makannya setelah itu dia berjalan ke teras depan menemui majikannya.
"hei duduk sini, kamu sudah belum makannya?" kata Edward.
"sudah tuan, ada apa ya? Jawab Sani
"besok kan acara pernikahan temanku yang dosen kamu itu, kamu ikut denganku ya ke kota" kata tuan Edward
"jam berapa berangkatnya tuan?" kata Sani
"jam empat pagi, nanti kamu nginep aja di sini" kata Edward.
"tapi saya belum ijin dengan orang tua saya tuan" jawab Sani
"bilang aja dulu ke orang tuamu, atau sekarang saya antar ke rumahmu untuk meminta ijin kepada orang tuamu" kata Edward
"gak usah tuan, biar saya aja sendiri yang minta ijin kepada mereka" jawab Sani dia tidak mau majikannya datang ke rumah malah jadi gunjingan tetangganya.
"ya udah, sekarang aja bilangnya mumpung masih siang" kata Edward
"iya tuan" jawab Sani
Setelah ijin dari bu Ipah, lalu Sani pulang dulu ke rumahnya.
"lho tumben baru jam tiga sudah pulang?" tanya bu Suti ibunya Sani.
"gini buk, tuan Edward besok mau ke kota mau menghadiri pernikahan temannya dan teman tuan Edward yang menikah itu adalah dosennya Sani. Tuan Edward mengajak Sani datang ke pernikahan itu, berangkatnya besok jam empat pagi. Boleh tidak bu Sani ikut tuan Edward ke kota? Dan kalau Sani ikut harus nginep di villa soalnya berangkatnya pagi buta" kata Sani
"ko aneh tuan Edward ngajak kamu neng, ibu harus bilang ke bapakmu dulu ibu tidak bisa memutuskan sendiri" jawab ibu Suti
"iya bu, ayo kita nyamperin bapak dulu ke kebun" kata Sani, lalu mereka keluar rumah dan mengunci pintu rumah
Sani dan ibu pergi ke kebun menemui bapak untuk minta ijin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Andy Jusmiati
lanjut kak thorr, ceritanya bagus
2023-02-11
1