Bab 18

Digenggamnya tangan Sabia oleh Mr Zie, kemudian dipandanginya wajah Sabia membuat Sabia langsung melepaskan tangannya.

"Jangan pegang-pegang Mr,"

"Tadi kau duluan yang pegang hidungku,"

"Aku hanya yes saja apa itu asli atau bukan,;"

"Bukan karena gemas dengan hidungku!"

"Tidak!"

Mr Zie tersenyum sambil mencubit pipi Sabia yang memerah.

"Mr, kau sudah makan?"

"Sudah, tadi momy yang menyuapi aku yang belum itu mandi!"

"Mandi? Ya sudah lakukan sendiri,,"

"Mana bisa, tubuhku saja masih lemas untuk mandi sendiri Bi! Kau tidak mau membantu aku untuk mandi?"

"Tidak, enak saja! Mana mungkin aku melakukan itu,"

"Hanya membersihkan tubuhku dengan handuk hangat, kau tidak mau membantuku?" tanya Mr Zie.

Itu artinya Sabia harus melepaskan pakaian Mr Zie jika membantunya untuk bersih-bersih dengan handuk hangat.

"Aku akan minta pelayan melakukannya,"

"Aku tidak rela tubuhku dinikmati oleh pelayan rumah! Kalau begitu tidak usah saja!" kata Mr Zie.

"Oh ya ampun, mimpi apa aku semalam," keluh Sabia.

Sabia tidak tega juga jika membiarkan Mr Zie tidak bersih-bersih badan, itu pasti akan membuatnya kesulitan tidur.

"Baiklah, aku akan ambil handuk hangatnya dulu!"

"Terimakasih Bi,"

Dengan bermalas-malasan Sabia pergi kedalam kamar mandi dan mengambilkan air hangat kedalam sebuah wadah berukuran sedang, tidak lupa dengan handuk kecil untuk membersihkan tubuh Mr Zie.

"Kenapa aku harus melihatnya lagi? Ya Tuhan, aku tidak mau lihat lebih baik nanti aku tutup mata saja!" gumam Sabia.

Sabia duduk dipinggir ranjang, berbeda dengan Sabia yang sangat risih jika harus melakukan hal ini, sementara Mr Zie sejak tadi malah tersenyum-senyum sendiri melihat wajah Sabia yang cemberut, sambil sesekali memejamkan kedua matanya untuk latihan.

Huhhh...

Sabia menarik nafas kemudian mulai membuka pakaian Mr Zie satu persatu.

"Kenapa harus menutup mata?"

"Karena aku tidak mau melihatnya,"

"Bukankah sudah pernah lihat malah,"

"Stop! Jangan diteruskan, pokoknya aku tidak mau lihat!"

"Nanti nyesel,"

"Tidak akan!"

Bukan apa-apa Sabia membantu membersihkan tubuh Mr Zie dengan mata terpejam, dia tidak mau sampai melihat sesuatu dibawah sana karena Sabia tau hanya milik Mr Zie lah yang bisa membuatnya hilang kendali.

Sampai saat ini Sabia tidak pernah merasa ada keinginan untuk sebuah penyatuan dengan laki-laki manapun termasuk dengan Ziu, yang Sabia rasakan ketika berada didekat Ziu hanyalah rasa kasih dan sayang tetapi tidak pernah sedikitpun Sabia merasa ingin melakukannya.

Tetapi ketika berdekatan dengan Mr Zie, insting wanita dewasanya selalu saja bangkit menggebu-gebu, membuat Sabia benar-benar membatasi dirinya agar jangan sampai terlalu dekat dengan Mr Zie apalagi sampai melihatnya, bisa-bisa dia tidak akan sanggup menahannya.

Sepanjang membersihkan tubuh Mr Zie dengan lap hangat, tidak sedikitpun Sabia membuka kedua matanya! Dia terus memejamkan kedua matanya dan berusaha menghindari titik tengah, yang dia lap hanya bagian wajah, tangan hingga perut serta kaki saja.

Itu pun Sabia harus pelan-pelan merabanya agar tidak salah pegang! Mr Zie hanya tersenyum saja melihat tingkah Sabia yang sampai susah payah menghindarinya.

"Bi,"

"Hmm,"

"Maaf untuk kejadian tadi di kantor,"

"Kejadian, maksudmu ciuman bibir kita?"

"Iya, aku tau kau marah,"

"Aku harap itu tidak terjadi lagi Mr,"

"Iya, aku akan berusaha,"

"Sepertinya ini sudah cukup, aku akan ambilkan pakaian ganti dulu untukmu Mr,"

"Iya baiklah,"

Sabia beranjak menuju lemari pakaian, lalu mengambil pakaian ganti untuk Mr Zie. Lagi-lagi Sabia akan menutup kedua matanya begitu berada didekat Mr Zie.

"Aku pakaikan baju ganti ya Mr, ayo angkat tanganmu!" dengan mata terpejam.

"Sebutkan alasan mu tidak mau lihat?"

"Ya, karena aku mencintai Ziu,"

"Jadi jika Ziu yang kau gantikan pakaiannya, maka kau tidak menutup matamu?"

"Apa maksudmu Mr? Aku tidak pernah menggantikan pakaian Ziu,"

"Mana mungkin, kau kan sering berada didalam kamarnya sudah pasti kau menggantikan pakaiannya kan?"

"Aku hanya mengganti pakaian mu Mr,"

"Lalu Ziu?"

"Perawat yang melakukannya!"

"Aku senang mendengarnya, berjanjilah jangan menggantikan pakaian seperti ini pada Ziu!"

"Sudahlah Mr jangan bawel cepat mataku pegal terpejam terus!"

"Cih kau lucu sekali Bi,"

Akhirnya selesai juga Sabia menggantikan pakaian Mr Zie, hingga tubuh Mr Zie pun terasa nyaman karena telah dibersihkan oleh Sabia.

"Mr, kau tau tadi siang Ziu jari tangannya bergerak?"

"Iya aku tau, momy mengatakannya padaku!"

"Aku senang sekali mendengar itu,, aku yakin tidak lama lagi Ziu pasti akan siuman dan kita bisa berhenti dari pernikahan ini,"

"Kau sangat ingin cepat berhenti dari pernikahan ini?"

"Ya, aku ingin secepatnya menikah dengan Ziu,"

"Kalau begitu aku akan terus berdoa agar Ziu cepat sadar, dan kau bisa bahagia dengan pernikahan mu dengannya,"

"Terimakasih Mr Zie,"

Malam harinya Sabia tidak tidur di kamar Mr Zie, melainkan tidur di kamar Ziu.

Sampai hari-hari berlalu dan Dady Morgan telah kembali dari Jerman, setiap memiliki waktu luang Sabia akan menghabiskan waktunya dengan Ziu.

Hari ini Mr Zie kembali akan mengajar sebagai Dosen di kampus lama tempat Sabia kuliah.

Seperti layaknya mahasiswi lainya Mr Zie hanya bertemu Sabia saat berada di kampus saja, sementara ketika di rumah Mr Zie tidak pernah bertemu dengan Sabia.

Satu atap, tetapi Sabia selalu menghabiskan waktunya untuk Ziu tidak pernah lagi keduanya tidur dalam satu kamar.

Bahkan semakin hari rasanya Sabia semakin jauh dari Mr Zie, hanya disaat sedang mengajar di kelas Sabia lah Mr Zie bisa dengan puas memandang wajah istrinya yang sangat dia rindukan.

"Dia ada didekatku tapi tidak pernah bisa aku gapai!" dalam hati Mr Zie.

Setelah selesai mengajar Mr Zie kembali ke ruangannya! Saat jam pulang kuliah, Mr Zie menghampiri Sabia didalam kelasnya.

"Mr Zie, ada apa?"

"Hari ini kau pulanglah naik taxi, aku ada urusan,"

"Oke Mr,"

Hanya seperti itulah interaksi suami istri itu seperti orang yang tidak memiliki ikatan apa-apa.

Sengaja Mr Zie meminta Sabia pulang a taxi karena Mr Zie akan menemui April dan mengakhiri hubungannya dengan April, Mr Zie tidak ingin lagi terlibat dalam hubungan dengan siapapun dia ingin selesai dengan April dan dia juga ingin menutup hatinya dari wanita manapun termasuk Sabia.

Sikap acuh Sabia belakangan ini telah membuat Mr Zie merasa mati rasa dan bertekad untuk merelakan saja Sabia untuk Ziu, dipaksakan pun percuma karena Sabia tidak pernah menganggapnya ada.

Baru saja mobil Mr Zie sampai di basemant lantai kamar apartemen April, tetapi terlihat April baru saja keluar dengan seorang laki-laki, keduanya masuk kedalam mobil.

Entah siapa laki-laki itu dan kemana mereka akan pergi? Mr Zie yang tadinya hendak turun dari mobil, akhirnya memilih tetap diam didalam mobil.

Mobil laki-laki itu dan juga April mulai melaju meninggalkan basemant, tidak langsung buru-buru menyusul Mr Zie membiarkan agar mobil laki-laki itu berjarak cukup jauh dari mobilnya agar tidak curiga.

Dengan jarak cukup jauh diantara mobil Mr Zie dengan mobil yang ditumpangi oleh April, mobil Mr Zie terus membuntuti mobil itu hingga mobil itu pun memasuki sebuah hotel.

Sekali uler keket tetap uler keket, udah ya part April kita pangkas sampai disini malas othor lama-lama ada uler keket itu😁

Terpopuler

Comments

Susi Susiyati

Susi Susiyati

sekslinya jalang ttp jlang zie.km aja yg bodoh lemod,g ada tegas2nya....

2024-08-14

0

Dewi Ansyari

Dewi Ansyari

Dasar April benar2 deh gila

2024-05-22

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

dasaaaar uleeeerr🐍🐍🐍

2023-12-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!