Karena Mr Zie tidak memiliki perasaan apapun terhadap Sabia, akhirnya dia mengajukan syarat pada orangtuanya! Mr Zie mau menggantikan adiknya menikahi Sabia, asal ketika nanti Ziu sadar dari koma maka Mr Zie boleh menceraikan Sabia dan Sabia kembali pada Ziu.
Dalam benak orangtua Mr Zie sebenarnya selain mereka tidak yakin jika Ziu akan sadar dari komanya, mereka juga kasihan pada Sabia yang pasti akan menanggung malu jika pernikahan itu tidak terlaksana.
Apalagi jika Ziu benar-benar meninggal dunia dan putra mereka hanya tinggal Zie, tidak bisa mereka bayangkan jika Zie menikahi April nantinya, tetapi jika Zie menikahi Sabia tentu saja ini juga hal yang tepat untuk menjauhkan Zie dari wanita macam April.
"Baik kami setuju dengan perjanjian itu," kata Nyonya Elvia.
"Bagaimana denganmu Bert?" tanya Tuan Morgan.
"Aku juga setuju! Demi kebaikan Sabia, dan Zie adalah laki-laki baik aku percaya padanya!"
Malam harinya Sabia, Naura dan Leya kembali ke rumah sakit setelah ditelepon oleh Dady Gilbert bahwa ada hal penting yang akan disampaikan.
Setelah mereka sampai di rumah sakit, Tuan Morgan langsung to the point membicarakan niat mereka untuk pernikahan itu tetap dilaksanakan besok dengan Zie yang menjadi mempelai laki-lakinya.
Tentu saja Sabia sangat terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh calon mertuanya itu.
"Maaf Paman tapi aku tidak mencintai Mr Zie maksudku aku hanya ingin menikah dengan Ziu," protes Sabia.
"Kami tau nak, tetapi demi menjagamu sampai Ziu sadar entah kapan itu kami mau kau tetap menjadi menantu kami dan inilah caranya, belum lagi kami tidak mau sampai kau menanggung malu jika pernikahan itu tidak terlaksana," kata Nyonya Elvia.
Sabia tidak tau lagi harus berkata apa untuk menolak pernikahan ini.
"Kau tenang saja ini ada surat perjanjian pernikahan kita, aku hanya ingin menjagamu hingga Ziu siuman,"
"Maaf Mr Zie tapi aku tidak memerlukan kau untuk menjagaku!"
Sabia sangat marah dan kesal karena Mr Zie berlagak so jadi pahlawan kesiangan. Sabia pun memilih untuk pergi dari sana, tetapi nyonya Elvia mengejarnya.
"Bia tunggu, bibi mau bicara!"
Setelah agak menjauh dari mereka, Sabia pun akhirnya berhenti.
"Bi tolong jangan paksa aku, calon suamiku itu Ziu dan aku hanya akan menikah dengannya!"
"Tolonglah, nanti bibi sekali ini saja! Zie berjanji hanya akan menjagamu hingga Ziu siuman, tetapi dengan kau setuju menikah dengan putra sulung ku, kau menyelamatkan masa depan putra sulung ku, aku sebagai seorang ibu meminta tolong padamu Bia,"
"Maksud bibi menyelamatkan apa?"
"Menyelamatkan Zie dari monster bernama April itu! Tolonglah Bia, Bibi mohon apa perlu bibi berlutut!" Nyonya Elvia hendak berlutut.
"Tidak Bi, jangan lakukan itu!" kedua tangan Sabia pun menahannya.
"Jika Ziu sadar tentu saja kau akan kembali ke pelukan Ziu, nak!"
Sejenak Sabia terdiam memikirkan segala hal yang terkesan tidak masuk akal ini, tetapi melihat keadaan Nyonya Elvia yang sudah terlalu banyak kesedihan tertimpa musibah seperti sekarang, dan melihatnya sangat tidak mau sampai nanti Zie menikahi gadis seperti April, akhirnya Sabia pun mengambil keputusan.
"Baiklah Bi aku setuju, tetapi memakai perjanjian yang tadi kalian sebutkan karena aku ingin kembali pada Ziu begitu dia sadar!"
"Terimakasih banyak nak!" Nyonya Elvia memeluk Sabia.
Dihadapan kedua keluarga Mr Zie dan Sabia pun menandatangani surat perjanjian pernikahan itu! Berisi bahwa Mr Zie wajib memberikan uang bulanan pada Sabia, memperlakukan Sabia dengan baik, dan menceraikan Sabia ketika Ziu sudah sadar nanti.
Keesokan harinya!
Pesta pernikahan Sabia dengan Mr Zie dilaksanakan tanpa dihadiri oleh Nyonya Elvia karena harus bergantian menunggu di rumah sakit dengan Tuan Morgan yang saat ini menghadiri acara pernikahan Mr Zie dan Sabia.
Pernikahan ini terjadi tanpa didasari oleh kebahagiaan sama sekali didalamnya, baik Sabia yang sudah mulai mencintai Ziu maupun Zie yang tidak pernah mencintai Sabia sejak dulu hingga sekarang.
Keduanya terlibat kedalam pernikahan kontrak demi kebaikan bersama.
Tidak ada senyuman diwajah Sabia maupun wajah Mr Zie, saat pengucapan janji sehidup semati pun Sabia dan Mr Zie merasa telah membohongi Tuhan, tetapi apalah daya semua memang harus dilakukan.
Keduanya saling bertukar cincin nikah, kemudian memotong kue pernikahan yang tinggi menjulang bersama-sama.
Pernikahan sangat mewah itu banyak diliput oleh media massa, hingga akhirnya pernikahan itu diketahui oleh April yang tidak tau menahu jika ternyata tunangannya menikahi calon adik iparnya sendiri.
"Apa-apaan ini? Zie, kenapa kau yang menikahi wanita itu? Breng sek!!" umpat Apr yang langsung melemparkan remote televisi pada layar televisi besar dihadapannya hingga retak.
Buru-buru April keluar dari apartemennya untuk menuju gedung pernikahan Mr Zie dengan Sabia.
Mr Zie memang berniat merahasiakan pernikahannya ini dari April, karena Mr Zie tidak mau sampai April sakit hati atas pernikahannya dengan Sabia.
Tiba di gedung pernikahan Mr Zie dan Sabia, rupanya semuanya sudah terlambat Mr Zie sudah resmi menikahi Sabia dan April dihadang masuk oleh orang suruhan Tuan Morgan dan nyonya Elvia.
"Zie! Zie aku tidak terima kau melakukan hal ini padaku!, Kau sudah berjanji akan menikahi aku Zie!"
April hanya bisa berteriak-teriak diluar gedung. Dari kejauhan Mr Zie melihat April yang sedang dipegangi oleh beberapa bodyguard suruhan orangtuanya.
"Bia, aku permisi sebentar ada April di luar aku izin menemuinya apa boleh?"
"Silahkan saja!" ucap Sabia yang acuh dan masa bodo mau Mr Zie menemui April atau tidur dengan April pun dia tidak peduli, pikiran Sabia hanya ingin Ziu secepatnya sadar dari koma.
Akhirnya Mr Zie turun dari pelaminan namun dihadang oleh Tuan Morgan.
"Sekali-kali berkorban lah untuk orangtua dan adik mu jangan buat kami malu dengan menemui wanita itu!"
"Dad, aku hanya ingin bicara sebentar dengannya! Aku sudah minta izin pada Bia dan dia tidak keberatan,"
"Zie temani istrimu itu!"
Mr Zie akhirnya pasrah dan menurut kembali pada Sabia.
"Kenapa tidak jadi?"
"Tidak apa-apa aku disini saja menemani mu,"
"Tidak ditemani pun aku tidak masalah kok,"
"Kenapa nada bicaramu sekarang selalu sinis padaku Bi?"
"Biasa saja tuh,"
"Malam ini kau pulang ke rumahku tadi aku sudah bicara pada Dady Bert dan momy Naura dan momy Leya!"
"Untuk apa? Aku tidak betah lebih baik kita pisah rumah saja!"
"Orangtuaku bisa marah Bi, lagipula sekarang kau tanggungjawab aku tolong menurut lah,"
"Nanti tunangannya ngamuk loh Mr,"
"Kau tidak usah pikirkan itu kau hanya perlu ikuti apa yang sudah menjadi keputusan ku, aku ini suamimu sekarang!"
Sabia memicingkan matanya mendengar Mr Zie meningkatkan bahwa dia adalah suaminya sekarang.
"Dia kenapa si? Suami kontrak saja sombong sekali," gumam Sabia.
Setelah berpamitan pada orangtua masing-masing, Mr Zie dan Sabia pun pulang ke rumah Mr Zie.
Rumah yang ternyata dulu menjadi cinta satu malam diantara Mr Zie dan Sabia. Rupanya Mr Zie begitu kembali dari Jerman dia kembali tinggal di rumah lamanya.
"Rumah ini?"
"Kenapa kau mengingat sesuatu tentang rumah ini?" tanya Mr Zie sambil tersenyum.
"Tidak Tuh," acuh Sabia.
Yakin tuh Bi engga ingat dengan rumah masa lalu Mr Zie??? Kalau othor inget banget malah Bi, gimana kamu niat mau memper kaos ehh malah kamu yang kewalahan sama Mr Zie😀😀😀
Visual nyusul nanti ye, terimakasih banyak yang sudah mampir ya semoga kalian engga ketularan gendeng kek emak😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
rahma dhani
sakit rasa ny hati nie baru ja mulai baca tau2 dah nemu bawang ja d awal cerita zie dan sabia😭😭
2024-09-18
1
bhunshin
rumah ini....???🤣🤣🤣
Mr zie kasurnya yg dulu dah diganti blom tuh kasir saksi itu
2024-06-23
0
Juan Sastra
udah tau masih nanya,, zie zie
2024-06-12
0